11 - TSS

29K 613 26
                                    

Malika POV

Aku merasakan sakit yang ada di dadaku betapa sesaknya hingga air mata ini tidak bisa di bendung lagi, sakit, sesakit-sakitnya.

Aku langsung berlari menuju ke mobilku, tidak memperdulikan mas Atha yang memanggilku dan mengejarku. Aku sudah terlanjur kecewa dengannya.

Setelah sampai di depan mobil, aku langsung masuk dan memasang sealtbeatku. Dan langsung menancap gas agar bisa tiba secepatnya di rumahku. Tidak memperdulikan ketukan dari mas Atha sambil mengejar mobilku.

Setelah tiba di pekarangan rumah, aku membuka sealtbeatku dan langsung keluar dari mobil dan berlari menuju ke rumah.

"Non, non Malika kenapa?" Tanya mbok Inem khawatir melihat aku menangis.

Namun tidak ku gubris, dan aku langsung berjalan cepat menuju ke kamar. Di kamar aku membuang vas bunga yang ada di meja kamar dan apapun itu yang ada disana.

Dadaku sudah sangat sesak sekali, ternyata suami yang sering aku banggakan berani bermain api di belakangku.

Dengan perasaan hancur aku segera  mengambil koper dan mengemasi bajuku dengan cepat kedalam koper.

Atha POV

Aku menjalankan mobilku secepat mungkin tak peduli banyak pengemudi lain meneriaki ku yang terpenting kali ini adalah Malika.

Setelah sampai di depan rumah aku langsung turun dari mobil dan segera aku masuk kedalam rumah.

Di dalam aku menjumpai mbok inem yang sepertinya mengetahui kehadiranku.

"Mbok, Malika dimana?" Tanyaku dengan napas tersenggal-senggal.

"Di kamar den," jawab mbok Inem, dan dengan segara aku berlari ke atas dan segera masuk kedalam kamarku dan juga Malika.

Aku melihat kamarku sudah berantakan, semua berang-barang yang mulanya tersusun rapi kini sudah tergeletak di lantai dan antesiku langsung terfokus pada tubuh milik wanitaku.

Autor POV

Atha berjalan menghampiri Malika yang sedang mangemasi barang barangnya ke dalam koper dan langsung menghentikan kegiatannya.

Malika berbalik dan melihat sosok pria yang sangat ia cintai namun rasa itu hilang saat ia mendengatkan perkaatan suaminya tadi.

"Mau apa kamu hah!" Bentak Malika.

"Dengerin aku dulu," Atha berucap tenang.

"Apa yang harus saya dengerin dari laki-laki yang sudah merusak semua kepercayaan saya?" Tanya Malika dengan berapi-api.

"Beri aku kesempatan bua—"

"Kesempatan apa? Semua udah jelas, kamu sendiri kan yang bilang!"Sahut Malika serkas.

"Denger—"

"Kenapa kamu ngelakuin ini mas? Kenapa?" tanya Malika menangis dirinya tidak mengerti dengan suaminya.

"Gimana aku bisa jelasin Mal kalau setiap aku mau ngomong kamu potong terus, sekarang kamu dengerin aku ngomong, oke?" Jawab Atha.

Tak Seindah Surgamu (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang