Turquoise [M]

7.3K 449 24
                                    

[Mereka saling membutuhkan. Sesederhana itu.]—Turquoise







⚫️⚫️⚫️

Cast

Do Kyungsoo

Kim Kai

⚫️⚫️⚫️






Kaca itu pecah—menangis dan berserakan di lantai. Kedinginan oleh hembusan angin serta cahaya bulan remang tak dapat menolong. Tak ada pencahayaan apapun yang menerangi. Perapian sudah mati karena lama tak tersentuh. Jauh di dalam kamar—mereka memilih untuk menghabiskan waktu bergumul dengan selimut menghindari sapuan angin pada tubuh mereka yang tak terbungkus apapun kecuali selimut yang membentang.

Lenguhan terdengar dari salah satunya—mencari posisi lebih nyaman, sepertinya. Namun, suara decitan kasur akan pergerakannya membuat ia terpaksa membuka mata.

Kamar itu gelap.

Kemudian ia menoleh, seseorang masih tertidur dengan nyenyaknya.

Tanpa ada niatan mengganggu, ia bergerak turun mengambil bajunya yang berserakan dengan tubuh telanjang—Semilir angin tampak menyapu lapisan epidermis hingga ke dalam. Ia bergidik—Dan keluar meninggalkan kamar itu.

Sebenarnya rumah itu cukup mewah untuk seukuran rumah bergaya eropa. Lantai marmer yang begitu mahal, beberapa perabotan rumah yang berkilau—dulunya. Karena kini semuanya tertutup oleh debu halus, perapian mati, serta kaca yang mendominasi. Dulu, rumah itu milik salah satu pengusaha terkaya. Hingga mereka tewas terbunuh dan menyebabkan rumah itu di jual—namun tak ada yang berani membelinya karena dekat dengan kawasan hutan. Pada akhirnya rumah itu terbengkalai dan seringkali menjadi tempat beberapa orang dari dunia malam datang memuaskan diri. Misal, mengadakan pesta seks besar-besar dan berjudi.

Mereka—salah satunya.

Kim Kai dan Do Kyungsoo. Yang tak sengaja bertemu di sebuah klub malam pinggir kota. Do Kyungsoo yang seorang jurnalis; mengumpulkan dan menulis berita di media massa cetak dan elektronik, tersesat pada sebuah klub malam karena frustasi dan nyaris menyerah akan pekerjaannya. Kim Kai hanya berandal jalanan. Pekerjaannya hanya mencuri, merampok, dan berjudi dengan beberapa pria berkantong. Mereka dipertemukan dengan keadaan yang nyaris sama—putus asa. Putus asa dalam artinya dunia yang seakan begitu kejam menyiksa dan mengurung dalam ruang gelap tanpa cahaya.

Mereka berdalih bahwa hubungan mereka hanya sebatas hubungan satu malam; One night stand, dan saling melupakan keesokan hari.

Sialnya—pekerjaan yang seakan memaksa Kyungsoo untuk selalu memutar otak membuatnya jengah dan kembali pada klub malam.

Mereka kembali bertemu. Dan kembali berakhir pada ranjang empuk bau cairan cinta. Lalu bertukar nomor setelahnya.

Entah sejak kapan—mereka saling mengirim pesan untuk bertemu dan tubuh itu kembali menyatu. Menghentak dengan ritme pelan berubah cepat. Desahan menjadi pengiring saat tubuh saling bersentuhan cepat, dan klimaks adalah kenikmatan tak ada duanya.

Mereka saling membutuhkan, tanpa sadar.

•••

Kereta bawah tanah membawa Kyungsoo pulang. Ia turun pada pemberhentian kelima dan berjalan dua ratus meter menuju rumahnya.

Apartemen sederhana yang ia beli dengan uang tabungan terletak di lantai dua dengan ruang cukup luas selayaknya apartemen pada umumnya.

Kyungsoo menekan beberapa digit sandi lantas membuat pintu itu terbuka. Dengan pelan ia melangkah masuk, membuka sepatunya asal dan berjalan menghempas diri pada sofa. Perjalanannya dari station bawah tanah setiap hari bukan membuat dirinya menjadi terbiasa; justru membuatnya tersiksa. Ditambah dengan otak yang sudah lelah berpikir. Kyungsoo hanya butuh mengistirahatkan otaknya.

KAISOO ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang