chapter 19

11.6K 826 21
                                    

Happy Reading!!

***

Jangan lupa Vote dan komentar

***

"Tasya, kamu boleh pulang sekarang", ucap  Wilis tiba - tiba saat masuk ruangan. "Biar saya yang menjaga adikku"

"Baiklah" Tasya, sekretaris pribadi Alexis yang ditugaskan menjaga Adara.

"Terimakasih sudah menjaga adikku" Wilis berkata dengan tulus. Tidak lupa memberi senyuman ke arah Tasya.

"Sama-sama pak" Tasya meninggalkan dan keluar dari ruangan itu.

Didalam ruangan itu hanya Wilis dan Adara yang masih terbaring lemah.

Wilis menggenggam jemari adiknya. Sudah beberapa hari Adara belum sadar. Hatinya masih sangat cemas.

Wilis sangat menyesal.

Wilis merasa telah gagal menjaga adiknya.

"Bangunlah sayang" bisik Wilis didekat telinga Adara. "Kakak sangat merindukanmu"

Wilis merapikan rambut Adara yang sedang berantakan.

Pintu terbuka membuat Wilis menghentikan lalu membalik tubuhnya. Ia melihat Alexis sudah di pintu dengan wajah yang tampak kusut.

Sepertinya Alexis baru saja dari kantor, lalu menjenguk Adiknya.

Wilis selalu memperingati Alexis jika capek lebih baik istirahat sebentar di mansion namun Alexis tetap saja tidak mengubris perkataannya.

Wilis hanya menghela nafas dengan berat. "Baru dari kantor?" Tanya Wilis.

Alexis melangkah, menghampiri Adara lau mengecup kening dengan lembut.

"Iya, seperti biasanya" Jawab Alexis.

Wilis hanya menanggapi dengan anggukan. Sementara Alexis menatap Adara yang sedang terbaring disana. Ia menggenggam jemari Adara dengan erat.

"Kapan kamu bangun?" Bisik Alexis pelan. Nyaris tidak terdengar oleh Wilis. "Aku kangen sama kamu. Kamu betah banget ya tidur. Aku disini menunggumu" lanjut Alexis.

Adara tidak menjawab karena lagi terbaring lemah di tempat tidur.

Tiba - tiba jemari Adara bergerak sedikit, matanya perlahan terbuka.

"Hhhggg..." suara Adara serak. Dia baru bangun, tenggorokan terasa kering.

Wilis berdiri langsung memencet bel untuk memanggil dokter.

"Darling, kamu mendengarku?" Tanya Alexis. Matanya bertemu dengan mata Adara. Mereka saling menatap dengan lekat.

Adara mengangguk pelan sebagai jawaban. Alexis menghela nafas lega. Ia membantu Adara bangun lalu menumpuk bantal sebagai sandaran punggung Adara.

Adara meringis sakit dibawah perut saat bangun.

"Sakit?" Alexis menampakkan wajah cemas ketika melihat Adara meringis.

SECOND LOVE [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang