chapter 5

14.5K 1.2K 28
                                    

Proses perceraian Adara dan Daren telah berlangsung selama satu minggu lebih.

Adara masih tak percaya dengan semua ini, suami yang dulu begitu mencintainya sekarang membuangnya bagaikan sampah. Hanya karena wanita lain.

Kini mereka resmi bercerai. Semoga tak ada lagi keraguan dalam dirinya dalam keputusan ini.

Adara menatap mantan suaminya yang sedang mengusap perut istri keduanya yang kini menjadi istri pertamanya dengan bahagia.

Tak sadar Adara pun mengelus perut ratanya.

"Kamu akan bahagia nak. Meski hanya berdua dengan mommy". Ucap Adara pelan.

Ya. Adara tengah mengandung buah hati yang selama ini ia tunggu. Ia pun baru mengetahui beberapa hari ini.

Ia sengaja menyembunyikan fakta ini agar ia segera  bercerai dengan Daren. Daren bukanlah Daren yang pernah ia kenal.

Atau memang ini sifat asli dia.

Adara merasakan lengan kokoh merengkuh pinggangnya, ia menoleh ke arah pemilik lengan kokoh itu.

Dan tersenyum mendapati Alexis tersenyum tulus padanya.

Ya Alexis orang yang selalu menemaninya selama ini, orang yang lebih perhatian padanya sewaktu dia sakit.

Ia tak bodoh jika Alexis menaruh rasa padanya.
Tapi dia memang bodoh masih berharap jika Daren kembali kepadanya.

"Kamu harus kuat Adara". Ucap Alexis merengkuh pinggang Adara dengan erat. "Aku selalu bersamamu". Bisik Alexis.

Adara hanya tersenyum. Dia bersyukur setidaknya ada orang yang disampingnya.

"Ayo..". Ujar Alexis. Dia mengajak Adara pulang. Ia tidak tega Adara menatap mantan suami yang sedang mesra dengan Mira.

Saat didalam mobil mereka perjalanan pulang. Adara menatap diluar jendela dan sambil mengelus perut ratanya.

Alexis sempat melirik sebentar. Ia memang sudah mengetahui tentang kehamilan Adara. Adara mengandung darah daging mantan suaminya.

Alexis berniat melindungi Adara. Ia tidak akan biarkan pria itu kembali wanita yang ia cintai selama ini.

Mobil berhenti saat ada rambu merah. Alexis menatap Adara dan mengusap kepala Adara dengan lembut.

Adara menoleh arahnya. "Hmm..". Adara berguman saat Alexis mengusap kepalanya.

"Kamu ingin apa?". Tanya Alexis. Ia bertanya Adara seolah olah mengetahui keinginan

Adara menunduk dan menggigit bibir bawah. Ia tidak berani mengatakan dengan Alexis.

Alexis memegang dan mengangkat dagu Adara agar menatapnya.

"Kenapa kamu tidak bicara hmm?"

"Aku hanya...". Adara tidak bisa melanjutkan ucapannya karena ia tidak sanggup.

Alexis menarik Adara kedalam pelukannya. Ia mengusap punggung Adara dengan lembut.

"Tolong jangan pikir apapun. Ingat kamu sedang hamil. Pikirkan kondisimu saja"

Ya Alexis tidak mau Adara menyakiti dirinya.

"Kita pulang ya. Sementara tinggal bersamaku ya. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa". Ucap Alexis terdengar khawatir.

SECOND LOVE [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang