chapter 35

7K 448 7
                                    

Wilis terlihat mondar - mandir di depan ruang persalinan. Mendengar adiknya kesakitan ketika melahirkan. Alexis sedang menemani adiknya yang sedang berjuang.

Sikap Wilis membuat semua keluarga jengah.

"Santai. Jangan panik gitu. Adara baik - baik saja". Leo menepuk pundak Wilis. Mencoba menenangkan Wilis yang sedang dilanda panik karena Adiknya.

Wilis melotot pada Leo. "Bisa - bisa kamu bilang santai. Adikku sedang berjuang" Ucap Wilis terdengar marah.

Leo menghembuskan nafasnya pelan. Dia paham Wilis khawatir dengan adiknya.

Mama menghampiri Wilis. "Nak, tenang dulu". Mama menarik Wilis pelan lalu duduk di kursi. "Mama ngerti perasaanmu. Tapi tenang dulu"

"Ma.." lirih Wilis mengusap wajahnya dengan kasar. Menunduk kepalanya. "Aku nggak tega. Aku takut.."

"Mas..". Wilis mendongak dan melihat istrinya ada didepannya. Lucia tersenyum. "Mas, jangan khawatir". Lucia memegang tangan suaminya erat.

"Aku takut. Aku sayang banget sama Adara". Wilis memeluk tubuh istrinya erat.

Lucia mengusap punggung suaminya pelan. Memberi ketenangan pada suaminya.

Oeekkkk Oeekkkk

Semua orang langsung berdiri dari kursi setelah mendengar suara tangisan bayi. Merasa bersyukur. Pintu terbuka, Alexis keluar dengan keadaan berantakan.

"Bagaimana keadaan adikku?". Wilis berlari menghampiri Alexis. Langsung bertanya cepat. Perasaannya sedang tidak enak.

Alexis tersenyum pada Wilis. "Jangan senyum sialan! Katakan!". Wilis meraih baju kerah Alexis. Ia tersulut emosi.

Leo langsung melepaskan dan menjauhi Wilis dari Alexis.

"Kamu kenapa sih?!" Bentak Papa didepan Wilis. "Papa ngerti kamu sayang sama Adara. Setidaknya kamu sabar dulu"

Wilis terdiam.

"Istriku baik-baik saja. Dia melahirkan seorang bayi perempuan. Dia sangat cantik seperti ibunya". Akhirnya Alexis bersuara. "Istriku sedang dibersihkan. Sebentar lagi istriku akan dipindahkan ke ruang inap"

Wilis merasa lega mendengar Alexis. Dia menghampiri Alexis. "Maaf.."

Alexis mengangguk dan menepuk pundak Wilis. "Tidak apa - apa. Untung kamu nggak pukul wajah tampanku. Bisa bisanya kamu nanti dibenci sama Adara". Alexis terkekeh.

Wilis mendengus pelan. "Terserah.."

Mereka semua tertawa medengar itu.

***

Adara merasa bosan mendapat pertanyaan berulang kali dari kakaknya.

"Kak..". Adara memegang tangan Wilis dengan erat. "Aku baik - baik saja..". Adara menjawab tenang.

"Iya..". Wilis terdengar pasrah. Berulang kali adiknya mengatakan baik - baik saja.

Alexis terkekeh melihat kakak iparnya terlihat pasrah. Dia memandang putrinya dengan gemas. Dia terus mencium kedua pipi yang gembul. Bau aroma bayi masih tercium.

"Namanya siapa?". Wilis tanya pada Alexis. Tangannya masih memegang jemari adiknya. "Cantik banget ya. Wajahnya duplikat Alexis lagi". Alexis terkekeh mendengar Wilis.

"Keira Angelo". Jawab Alexis.

"Cantik". Puji Wilis tulus. "Makasih sudah kasih aku keponakan yang cantik". Wilis menatap Adiknya dengan senyum hangat. Memeluk tubuh adiknya dengan erat.

SECOND LOVE [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang