chapter 4

14.5K 1.2K 10
                                    

Adara sedang mengotak atik didepan laptopnya. Ia sedang mengerjakan projek yang harus disiapkan.

Merasa lelah dan akhirnya Adara menghentikan sebentar. Ia menyadarkan punggungnya di kursi.

Adara menghela nafas dengan berat. Pikirannya sedang kacau.

Sudah dua minggu Daren tidak mengunjungi apartemennya. Ucapann suaminya ternyata tidak main-main.

Seseorang suruhan suaminya mengantar surat gugat penceraian. Adara langsung menerima surat itu.

Merasa lelah dengan semua ini. Dia tidak boleh menyerah begitu saja.

Tok tok !!!

Terdengar suara ketukan pintu membuat Adara bangun dan duduk dengan tegap.

"Masuk"

Seorang wanita itu masuk dengan sopan. "Maaf mengganggu. Anda dipanggil oleh Pak Alexis". Lapor Tasya. Tasya adalah sekretaris Alexis.

"Hmm..baiklah. Tunggu sebentar. Aku segera kesana". Ucap Adara.

Tasya mengangguk dengan sopan. Dia berbalik badan dan meninggalkan ruangan itu.

Adara menghela nafas dengan berat dan membawa berkas. Ia berdiri menuju ke ruangan atasannya.

Saat Adara buka pintu, disana ada seorang lelaki paruh baya duduk diseberang Alexis.

"Selamat pagi". Sapa Adara dengan sopan.

Alexis mengisyaratkan Adara duduk di sebelahnya. Adara langsung menghampiri dan duduk.

"Ada sesuatu yang harus dibicarakan". Ucap Alvin. Dia adalah ayahnya Alexis sekaligus sahabatnya keluarga Adara.

Hati Adara merasa gak enak. "Apa itu?"

"Sudah saatnya kamu memimpin perusahaan milik papimu. Kamu adalah pewaris maxime group"

"Kenapa harus aku yang memimpin?ayah masih bisa kan memimpin perusahaan milik papi"

Alvin menggeleng kepala dan tersenyum. "Ayah sudah terlalu tua memimpin. Sudah saatnya kamu yang memimpin. Kamu adalah pewaris perusahaan milik papimu. Ayah lihat kinerja kamu sudah bagus". Ujar Alvin.

"Aku mendukungmu Adara. Aku akan membantumu". Ucap Alexis sambil mengusap lengan Adara

Adara tidak harus berkata apa-apa. Sudah saatnya dia harus memimpin perusahaan milik papinya.

"Baiklah. Bagaimana pekerjaanku disini?". Tanya Adara

Alexia memegang pundak Adara. "Tenanglah. Masalah itu biar diurus sama Tasya". Kata Alexis.

"Ayah akan mengantarmu ke kantor perusahaan milik papimu"

Adara mengangguk. "Baiklah. Aku siap siap dulu"

"Jadilah Adara Maxime yang hebat sayang. Aku mendukungmu". Alexis menyemangati Adara.

Adara tersenyum melihat tingkah laku sahabatnya. "Alexis, aku akan mengunjungimu jika tidak sibuk ya". Ucap Adara sambil pegang lengan Alexis dengan manja.

"Iya-iya. Jangan tunjukkin wajahmu itu sangat menjijikan"

Adara cemberut. "Ya sudah. Aku pergi dulu. Ayo ayah"

Alvin hanya menggeleng melihat tingkah laku mereka.

---

Di kediaman keluarga Hardinata,Daren sedang sibuk membaca isi berkas buat proyek kerjanya.

Tiba tiba pikiran sedang kacau. Ia mengingat perkataan istri pertamanya.

"Kamu akan menyesal jika mengetahui semuanya setelah kita cerai"

SECOND LOVE [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang