chapter 12

12.9K 869 21
                                    

Alexis sedang berkutat dengan berkas yang menumpuk di mejanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alexis sedang berkutat dengan berkas yang menumpuk di mejanya. Sekali-kali ia menghembuskan nafasnya dengan pelan.

Ia sangat teliti mengecek berkas satu per satu. Matanya menyipit melihat salah satu berkas dari perusahaan Hardinata's.

Sial!!

Haruskah ia menyetujui kerjasama proyek bersama perusahaan milik yang dulu menjadi sahabatnya.

Alexis menyadarkan punggungnya di kursinya. Ia melonggarkan dasinya dan melipatkan lengan panjang sampai sikunya.

Tok !! Tok !!

Terdengar ketukan pintu membuat Alexis kembali tegakkan punggungnya.

"Masuk" kata Alexis dingin.

Tasya, sekretarisnya melangkah masuk ke ruangan bos nya.

"Maaf mengganggu, Tuan Alexis" Tasya berucap dengan sopan, karena bos nya memiliki sifat dingin dan tegas. "Ada tamu yang ingin bertemu dengan anda" lanjut Tasya.

"Suruh dia masuk" Alexis berkata sambil mengecek berkas tanpa melihat sekretarisnya.

Tasya mengangguk pelan. "Baik, Tuan Alexis". Tasya mundur beberapa langkah lalu berbalik keluar dari ruangan bos nya.

"huh.." Alexis menghela nafasnya.

Pintu terbuka menampilkan seorang lelaki. Alexis melirik seseorang yang didepan pintu ruangnnya.

Matanya sedikit melotot dan kaget.

Wilis..

Kakaknya Adara, sedang apa ia datang ke kantornya. Itu yang dipikirkan Alexis.

Alexis mempersilahkan Wilis untuk duduk di sofa. Kini mereka sudah di sofa.

Wilis menatap Alexis, "Tolong jangan dekat dengan adikku" kata Wilis.

Alexis mengkerutkan dahinya dan bingung. Dia berdiri lalu melangkah lebar ke arah melihat pemandangan luar jendela kantornya. Tangannya memasuki kantong celananya. Ia menghembuskan nafasnya pelan.

Wilis melihat sikap Alexis. Ia melihat Alexis sedang berdiri sambil melihat pemandangan diluar jendela.

"Aku tidak bisa melepaskan Adara begitu saja" Alexis masih setia memandang luar jendela. "Kamu tidak mengerti perasaan Adara"

"Apa maksudmu?"

Alexis berbalik lalu mendudukkan dirinya dipinggir meja. "Mintalah penjelasan ke Adara karena aku tidak memiliki hak untuk menjelaskan semuanya"

"Ceritakan. Apa yang terjadi pada Adara?" Wilis berdiri mendekati sambil mencengkeram baju kerah Alexis. Wilis menatap Alexis tajam. Aura dingin Wilis mulai keluar.

Alexis menahan tangan Wilis. "Oke. Akan kuceritakan tapi lepaskan tanganmu dulu"

Tangan Wilis mulai lepas dan Alexis merapikan bajunya yang berantakan.

SECOND LOVE [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang