chapter 3

15.5K 1.2K 18
                                    

Adara membuka mata secara perlahan. Ia meringis kesakitan didaerah kepalanya.

Matanya melihat sekeliling ruangan tersebut. Dinding berwarna putih. Ia mencium bau aroma obat-obatan.

Adara yakin berada di rumah sakit.

Pintu terbuka menampilkan seseorang yang berpakaian jas putih.

"Selamat pagi Adara. Bagaimana perasaan anda hari ini?". Tanya Revan sedang menggantikan isi infus karena cairan infus sudah habis.

"Saya baik-baik saja Van". Jawab Adara.

Dokter itu selesai menggantikan dan menatap Adara. "Syukurlah. Kamu mengalami dehindrasi. Minumlah air putih yang banyak"

Adara mengangguk dan Revan memang benar ia kekurangan cairan. Karena mungkin ia lupa minum banyak.

"Kalau boleh tau. Siapa yang membawaku kesini?"

Revan tersenyum. "Alexis yang membawamu kesini. Ketahuilah dia memasang wajah sangat panik saat membawa mu kesini"

Adara mengkerutkan dahinya. "Serius?"

"Nah itu dia sudah datang". Spontan Revan menunjukkan ke arah pintu terbuka.

Alexis menghampiri dengan wajah cemas. "Kamu baik-baik saja kan?. Mana yang sakit?". Tanya Alexis bertubi-tubi. Adara memutar bola dengan malas.

"Tenanglah dia baik-baik saja". Ucap Revan sambil terkekeh.

Alexis melirik Revan dengan tajam membuat Revan terdiam.

"Ehemm..baiklah aku lanjutkan periksa pasien selanjutnya". Revan berbali dan keluar dari ruangan.

Setelah Revan meninggalkan ruangan tersebut. Kali ini Alexis menatap Adara.

"A-pa?". Adara gugup merasakan aura tatapan dingin.

"Kemarin aku mengantar berkas ke apartemenmu. Aku memencet bel hingga kamu tidak merespon dan akhirnya aku terpaksa menekan password. Aku menemukanmu tergeletak di lantai kamarmu keadaan berantakan". Alexis menghentikan sejenak dan tangannya mengusap bibir Adara bekas luka. "Aku melihat kamu terluka rasanya aku juga terluka. Apa suamimu melukai mu hingga kamu jadi seperti ini?". Lanjut Alexis.

"Dia tidak melakukan apa-apa. Aku kemaren terjatuh". Bohong Adara. Dia tidak mau Alexis mengetahui masalahnya.

Alexis melihat dari mata Adara. "Oke. Mungkin kamu tidak mau bercerita masalah mu. Tapi tolonglah jangan terluka seperti ini". Lirih Alexis. Tangannya mengusap sudut bibir Adara yang terluka.

Adara menggenggam erat tangan Alexis. Ia mencium punggung tangan Alexis dengan lembut.

"Aku tidak apa-apa Alex. Percayalah..aku baik-baik saja". Adara mengucap dengan yakin. Ia tersenyum ke arah sahabatnya.

Alexis menghela nafas berat dan mengangguk. Setidaknya Adara baik-baik saja sekarang.

Alexis mendekat dan memeluknya erat.

---

Adara menghirup udara segar. Ia sudah keluar dari rumah sakit.

Sudah dua minggu Adara dirawat rumah sakit.

Sekarang Adara berada ditaman dan mencari udara segar.

"Hai..". Adara menoleh suara itu. Mira menyapa dirinya.

Sebenarnya Adara malas bertemu wanita yang menyakiti hatinya. Namun wanita itu wudah berstatus istri kedua suaminya.

SECOND LOVE [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang