1.7 - The Truth Untold

169 23 2
                                    

"Sejauh-jauhnya kamu berlari, kamu tetap tidak akan tahu bagaimana dalamnya hati orang lain."

—unknown.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

©heybablee






"Kamu siapa?"

"Aku tidak yakin harus mempercayai mu."

"Mau kamu apa?"

"Kim Doyoung-ssi?"

"Hallo? Doy, kamu dimana?"

"Hari ini aku libur ke psikiater. Mungkin lusa."

"Doy, kamu sudah tidur?"

"Aku pernah melakukan bunuh diri."

"A-A-Ayah.....nggak...."

"Aku sering melihat Ibu disiksa seperti binatang."

"Aku tidak pernah merasakan sakit selama dipukuli. Aku hanya sakit saat melihat Ibu menangis."

"Aku memang anak yang tidak diinginkan."

"Aku tidak bisa memakan udang."

"Waktu kecil, aku pernah menjadi korban bully."

"Kata Bunda, aku anak yang pendiam. Mungkin memang benar begitu."

"Semua orang disekeliling ku menjauh. Mereka tidak mau berurusan dengan ku."

"Kamu darimana saja?"

"Seharusnya kita tidak pernah bertemu."

"Aku tidak takut gelap. Aku hanya takut dengan mimpi."

"Kamu mau apa? Bukannya besok pagi kamu harus bekerja?"

"Aku....melihat....banyak sekali darah...."

"Terima kasih, Kim Doyoung."

"Jangan meminta maaf, ini bukan kesalahan kamu."

"Aku ingin ketemu Bunda."

"Doy, stop!"

"Hm? Untuk?"

"Love you more."

Pria itu sedikit gelisah dalam tidurnya. Memori tentang wanitanya terus saja terulang setiap dia bermimpi. Entah sudah tidak terhitung banyaknya.

"Aku tidak bisa, Doy."

"Kita tidak pantas bersama."

"Tolong jauhi aku."

"Jangan meminta ku untuk pulang."

"Katakan kamu sudah bangun dan setelah itu lupakanlah aku."

"Hiduplah bahagia tanpa ku."

Doyoung semakin gelisah. Dia memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dengan nafas yang sedikit memburu. Otaknya bangun dan bekerja, namun matanya masih belum mau terbuka. Doyoung kembali terjebak dalam mimpinya.

"Hiduplah bahagia tanpa ku."

"Nggak."

"Kita tidak ditakdirkan bersama."

"Nggak! Nggak mungkin!"

"Aku sudah bahagia. Sekarang giliran mu, Doyoung-ssi."

"Cukup! Hentikan! Hana jangan bercanda!"

Traumatic Disorder. | Doyoung-SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang