"What should I do?"
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
©heybablee
Doyoung masih menatap lekat ke dalam mata wanita itu. Mata yang selama berbulan-bulan ini selalu berhasil membuatnya bernegatif thinking dalam setiap mimpinya. Bahkan pria itu tidak pernah mengira bahwa pengaruh mata seseorang dapat membuatnya berubah dalam sekejap.
"Kamu tahu 'kan....aku tidak pernah main-main dengan kataku?" tanya Doyoung pada Hana.
Wanita itu masih menyesali perbuatannya. Ia sangat merasa bersalah dengan tindakannya tempo lalu.
Bukan, bukan hanya kejadian tempo lalu.
Bahkan dengan keputusannya yang memilih pergi dari pria ini juga menjadi bagian dari penyesalannya.
"Kamu juga telah berjanji untuk selalu berada di samping ku, ingat? Tapi kenapa kamu memilih pergi? Kenapa kamu memilih untuk berjanji kemudian meninggalkan ku?"
Tangisan Hana bertambah deras. Rasanya ada ribuan cabang air terjun yang siap mengeluarkan airnya lewat mata wanita itu.
"Aku serius saat aku mengatakan 'aku mencintaimu'. Tapi kenapa kamu tidak mengakui keseriusan ku, Han? Kenapa? Apakah pembuktian ku selama ini masih kurang?"
Hana menggelengkan kepalanya cepat. Ia benar-benar tidak bermaksud untuk menyakiti perasaan pria itu hingga sejauh ini.
"Tolong maafkan aku, Doy. Aku benar-benar minta maaf," ucap Hana sambil membenamkan wajahnya pada dada Doyoung.
Pria itu paling tidak suka melihat Hana yang seperti ini. Dia tidak suka saat Hana merasa paling bersalah dalam suatu situasi, tapi dirinya juga tidak bisa menahan banyak pertanyaan yang selama ini mengganjal di hatinya.
Doyoung memeluk Hana sambil mengusap punggung wanita itu secara lembut, "Aku datang kesini bukan untuk mendengar permintaan maaf mu. Aku berjuang sejauh ini untuk mendengar alasan mu, Han. Tolong katakan padaku, apa yang membuat mu seperti ini?"
Pegangan Hana pada jaket milik Doyoung sedikit menguat dan pria itu dapat merasakanya.
"Kamu ingin membicarakannya dengan ku? Secara private?" bisik Doyoung pada wanitanya.
Hana menggangguk, "Please," katanya.
"Baiklah."
Doyoung memberi kode kepada Jaehyun dan Jisung yang berada tidak jauh dari mereka saat ini. Dan ketika dirinya melihat ke arah Mrs. Park, wanita tua itu hanya menganggukkan kepalanya. Dia akan mengizinkan apapun selagi itu yang terbaik bagi Hana.
Doyoung membawa Hana yang masih menangis ke dalam kamarnya. Sesampainya di kamar, mereka duduk di pinggiran kasur secara berhadap-hadapan.
"Can we start?" tanya Doyoung.
Hana menghapus bulir-bulir air mata yang masih menggantung di pipinya. Dia menggenggam tangan pria itu dan pria itu membalas genggamannya.
"Kita nggak aman, Doy," ucap Hana.
"Yoora?" tebak Doyoung.
Hana melebarkan matanya. Dia kembali teringat dengan perkataan Jaehyun tadi.
"I already know. Ada apa dengan dia? Apa yang dia katakan padamu?"
"Dia....ingin aku membuat mu menderita, entah dengan cara apapun. Aku tidak tahu alasannya....tapi tentu saja aku tidak menyetujui kehendaknya! Mungkin aku sudah gila jika aku mengiyakan. Tapi, Doy...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Traumatic Disorder. | Doyoung-Sejeong
Fanfiction[ b a h a s a ] "Aku ini wanita yang gila" -Hana start : november 2018 end : agustus 2019