"Izinkan aku kali ini saja untuk berlaku egois. Namun jika Tuhan memang tidak menginginkan kita bersama, biarkan egoisku ini menjadi pengorbanan."
—Hana.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
©heybablee
Doyoung baru saja menyelesaikan meetingnya dengan petinggi perusahaan lain. Sejak pagi tidak ada kata istirahat untuknya mengingat banyak sekali pekerjaan yang harus dia selesaikan. Belum lagi undangan jamuan yang berdatangan membuat dirinya harus pintar-pintar membagi waktu agar tidak bertabrakan satu sama lain.
Doyoung sendiri juga sudah menduga beginilah jadinya jika dirinya menjabat posisi ini, dimana akan banyak sekali kesibukan yang harus dia jalani demi kelangsungan perusahaan ini. Jika bukan karena orang tua dan kakeknya, dia tidak akan rela kerja keras sedemikian rupa.
Baginya, hidup itu tentang menikmati sebuah kehidupan, bukan menghidupi kehidupan.
"Setelah ini Tuan tidak ada jadwal lagi dan bisa pulang untuk beristirahat," ucap MIngyu.
"Jangan. Antar aku ke rumah sakit," sahut Doyoung.
"Tapi Tuan-"
"Sebentar saja. Aku hanya ingin menemuinya sebentar."
"Ba-baik, Tuan."
Mobil yang ditumpangi Doyoung kini melaju cepat ke arah rumah sakit tempat dimana Hana dan Soojin dirawat.
Sesampainya di rumah sakit, Doyoung langsung berjalan ke arah kamar rawat Hana. Sudah beberapa jam dia berpisah dengan wanita itu, kini rindunya sudah tidak bisa ditahan lagi. Dan juga, rasa khawatirnya masih menyelimutinya hingga meeting tadi. Ia belum bisa memastikan wanita itu akan aman-aman saja walau Mrs. Park sudah berada di sampingnya.
Tok tok
Doyoung mengetuk pintu dahulu sebelum membuka pintu berwarna putih itu.
Mrs. Park terlihat baru saja akan berdiri saat Doyoung telah memunculkan sosoknya di seperempat bukaan pintu. Nenek itu tersenyum saat mendapati Doyoung berjalan yang berjalan masuk.
"Apakah dia tidur?" tanya Doyoung pelan, bahkan terdengar seperti bisikan.
"Dari sore," sahut Mrs. Park.
"Apakah dia kelelahan?" Doyoung mulai khawatir.
"Tidak. Dia memang seperti itu, aku sudah maklum dengan kebiasaannya."
Memang sekarang masih sekitar jam 9 malam, namun tetap saja bagi Doyoung tidur dari sore dan belum bangun-bangun hingga sekarang adalah hal yang tidak mungkin bagi Hana. Bahkan dia ragu Hana bisa tidur tenang dalam sejam.
"Biarkan dia tertidur nyenyak. Aku tahu, selama ini dia pasti kehilangan waktu tidurnya," tutur Mrs. Park lagi.
Benar juga, batin Doyoung.
Doyoung hanya mengangguk sambil tersenyum, kemudian dia melangkah mendekati Hana yang tertidur dengan sangat pulas dimatanya. Ia bahkan belum pernah melihat Hana sepulas ini selama ia biasa menemani Hana tidur.
Doyoung bergerak menaikkan sedikit selimut yang Hana gunakan. Tak lama kemudian, Mrs. Park berjalan mendekat dan membisikkan sebuah kalimat di dekat Doyoung, "Aku akan keluar sebentar."
"Baik, Mrs. Park."
Seolah-olah mengerti situasinya, Mrs. Park memberikan waktu untuk dua insan itu saling bertukar rindu—walau Hana sedang dalam keadaan tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Traumatic Disorder. | Doyoung-Sejeong
Fanfic[ b a h a s a ] "Aku ini wanita yang gila" -Hana start : november 2018 end : agustus 2019