2.3 - Outro : De Javu

288 23 5
                                    

"Apakah semua ini nyata? Atau hanya mimpi yang tidak disengaja?"

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

@bluesaturn-us


"Dokter Kim!" panggil seseorang sambil berjalan ke arah meja dokter muda tersebut.

"Hei, Mark!" sahutnya.

Mark yang kini duduk bersebrangan dengan dokter Kim kemudian menyerahkan sebuah minuman vitamin C yang sengaja ia beli utuk seniornya itu.

"Apa ini?" tanya dokter Kim.

"Aku tidak tahu harus berterima kasih dengan cara apa pada anda, Dok. Jadi...anggap saja ini sebagai rasa terima kasihku karena anda sudah sukarela membantu kami yang berjaga di UGD tadi malam," jelas Mark dengan malu-malu.

Satu alis dokter Kim terangkat. Ia tersenyum melihat tingkah menggemaskan juniornya itu yang sangat lucu di matanya.

"Tidak perlu repot-repot. Jika butuh bantuan, saya akan coba membantu sebisanya," sahutnya.

"Tapi aku sempat kepikiran dengan anda, Dok. Terutama tadi malam anda terlihat lelah dan..."

Mark terlihat ragu untuk melanjutkan kalimatnya.

"Dan apa?" tanya dokter Kim penasaran.

"Dan...aku melihat ada bekas...air mata di mata anda, Dok," jawab Mark.

DEG

"Benarkah...?" tanya dokter Kim lagi.

Mark yang mendapat pertanyaan seperti itu langsung terlihat kikuk.

"A-a-aku su-sungguh tidak sengaja melihatnya, Dok! A-aku berjanji tidak akan mengatakan hal apapun tentang anda pada orang lain!" ucapnya dengan cepat dan tergagap.

Pada detik berikutnya, dokter Kim hanya bisa tersenyum sederhana. Ia tidak bermaksud menyalahkan Mark. Ia hanya ingin memastikan bahwa bukan hanya dirinya yang melihat keanehan pada dirinya semalam.

"Terima kasih, Mark," balasnya kemudian.

Usai berkata seperti itu, telinganya mendengar suara yang sedikit familiar di telinganya.

"Ya, Bu? Aku sedang berada di cafetaria rumah sakit. Tidak apa-apa, Bu, orang tua Bona juga sedang dalam perjalanan kesini. Bona sehat, bayi kami juga sehat. Terima kasih, Bu, tolong doakan kami terus, ya? Baiklah, Bu, jika sudah sampai rumah sakit hubungi aku lagi. Sampaikan pada Papa untuk berhati-hati dijalan. Ya, Bu."

Dokter Kim menoleh ke sumber suara dan mendapati seorang pria yang sedang memasukkan handphone ke dalam sakunya dan mengambil makanan yang ia pesan pada seorang pelayan. Ia melihat wajah pria itu dan memperhatikan kepergiannya yang meninggalkan cafetaria.

Syukurlah jika bayinya sehat, monolognya.

"Dokter tidak 'patroli'?" tanya Mark tiba-tiba yang langsung membuyarkan pikiran dokter Kim.

Traumatic Disorder. | Doyoung-SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang