1.5 - A Fear

176 24 1
                                    

"Aku selalu terjatuh. Sekuat apapun aku mencoba bangkit, pada akhirnya ada saja pihak yang ingin menjatuhkan ku."

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

©heybablee




Hana.


Pernahkah kamu mengharapkan sebuah kematian? Dengan kata lain, kamu benar-benar ingin pergi dari dunia ini tanpa harus menanggung beban yang ada di pundakmu. Kamu merasa berat sekali untuk melangkah maju ke masa depan sehingga memiliki ide gila untuk melakukan percobaan bunuh diri? Semua mengetahui bahwa diantara jutaan manusia yang ada di bumi pasti pernah memiliki pemikiran seperti itu.

Tapi, lain jadinya jika kamu benar-benar menginginkan sebuah masa depan yang cerah setelah bangkit dari keterpurukan. Jika sebuah takdir mengancam dirimu di masa depan, seolah-olah mengingatkan kembali pada keinginan mu dulu yang begitu gencar melukai diri agar terbebas dari nasib buruk.

Semuanya lain cerita, jika keinginan kita berbanding terbalik dengan kenyataan.

Seperti diriku sekarang.

Hantaman keras mengenai bagian depan mobil Soojin dan sontak membuat kami terbentur ke depan. Aku baru kali ini merasakan shock yang benar-benar shock sehingga tidak dapat berpikir. Tidak ada suara lagi di sekitarku, hanya dengungan demi dengungan yang mengalun di telinga ku. Serpihan kaca mobil yang pecah mengenai kepala dan beberapa sisi di wajah ku, begitu juga dengan Soojin. Tubuh ku terasa tidak bisa bergerak sama sekali, sekalipun aku ingin. Penglihatan ku begitu kabur dan tidak jelas sama sekali. Aku bisa merasakan banyak sekali cairan yang keluar dari tubuh ku, apakah itu darah?

Untuk beberapa saat, aku tidak bisa merespon apapun. Dengungan di telinga ku semakin jelas terdengar. Aku tidak bisa melakukan apapun. Tubuh ku terjepit pada badan mobil dan sangat sulit untuk bernafas. Perlahan ku arahkan pandangan ku ke sebelah kanan dimana Soojin berada. Hal yang pertama kali ku notis adalah banyak warna merah di sekitar kepala dan badannya. Apakah itu darah? Aku tidak bisa melihat dengan jelas.

"Sooh...jinh..."

Lidahku kelu. Aku tidak bisa berbicara. Apa yang harus ku lakukan?

Tiba-tiba sekujur tubuhku terasa sakit sekali. Bahkan saking sakitnya, aku tidak dapat mengeluh. Ditambah lagi suara ku seperti sudah habis. Hal ini benar-benar menyiksa ku. Dan akh! Kepala ku sakit sekali! Penglihatan ku berputar-putar tidak jelas! Bumi terasa seperti sedang menaiki roller coaster, sedangkan tubuh ku makin lama semakin terasa ringan. Rasa sakitnya juga semakin menjadi dan tidak bisa ku tahan lagi.

Apakah ini yang dinamakan dengan kematian?

Mati?

Ibu?

Dan untuk terakhir kalinya, aku hanya bisa melihat api yang keluar dari depan badan mobil ini melalui serpihan kaca yang sudah pecah setengahnya.

•••

"Bagaimana, Dok?"

"Anda bisa ikut saya."

Dokter pun berjalan ke arah lain menjauhi ruang ICU itu.

"Jae!" panggil Doyoung.

Jaehyun menoleh ke arah sumber suara memanggilnya.

"Ku mohon, tolong bantu Hana."

"Akan ku lakukan sebisa ku."

Setelah itu Jaehyun langsung berlari mengejar sang Dokter dan tidak lama seorang perawat juga keluar dari ruang ICU lalu pergi ke arah Dokter dan Jaehyun pergi.

Traumatic Disorder. | Doyoung-SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang