"Semua ini baru permulaan...."
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
©heybablee
Sudah dua hari semenjak pertemuan terakhirnya dengan Hana sewaktu di depan lobby utama kantor. Dan sudah dua hari juga wanita itu tidak masuk kerja dan tidak dapat dihubungi.
Berkali-kali Doyoung datang ke apartemennya, namun wanita itu tetap tidak dapat di temui. Entah karena dia terlalu malas membukakan Doyoung pintu atau karena kesalahan Doyoung yang begitu fatal dimatanya. Oh! Bahkan hingga saat ini, ia masih belum mengetahui apa yang sudah membuatnya menjauh seperti sekarang.
Setelah kepergian Hana, Doyoung juga tidak ingin berbicara dengan Soojin. Ia merutuki sahabtnya itu habis-habisan dalam hati. Bagaimana bisa ia begitu gampang memberitahukannya sedangkan Doyoung saja menahan rasa gugup mati-matian saat bertemu dengan Hana di depan lift waktu itu, sebelum ia menghadiri rapat pemegang saham. Kalau saja bukan karena penasaran, ia tidak ingin mendatangi Soojin. Dan juga kalau bukan karena putus asa karena segala pertanyaannya belum terjawab, ia tidak akan mendatangi rumah sahabatnya itu.
"Eh Doyoung? Ingin bertemu dengan Soojin, nak?" tanya Aunty Lee, begitulah Doyoung biasa memanggil ibu Soojin.
"Iya, Aunty. Apakah dia ada di rumah?"
"Ada, Soojin sedang di kamarnya. Masuklah, nak."
"Terima kasih, Aunty."
Doyoung akhirnya masuk ke dalam rumah dan mengekori Aunty Lee yang berjalan duluan. Saat melewati ruang tengah, Aunty Lee berkata lagi.
"Kau ingin minum apa, nak? Aunty punya jus kalau kamu mau?"
"Terima kasih, tapi tidak perlu repot-repot, Aunty. Saya hanya ingin bertemu dengan Soojin."
Entah karena bawaan sedang diam-diaman dengan Soojin apa bukan, Doyoung merasa sedikit canggung bahkan saat berbicara dengan orang tuanya.
"Baiklah. Dia ada di kamarnya sekarang." katanya Aunty Lee.
"Saya permisi ke atas dulu, Aunty." lalu Doyoung berbalik dan berjalan ke arah tangga. Namun, sesaat kemudian dia berbalik lagi karena Aunty Lee memanggilnya.
"Nak Doyoung."
"Ya, Aunty?"
Aunty Lee tersenyum sebentar sebelum berkata, "Aunty tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan kalian. Tapi Aunty harap, kalian segera berbaikan, ya? Sudahi 'perang'nya. Kalian sudah dewasa."
Doyoung terteguun saat mendengarnya. Ia sadar, ia terlalu kekanakan karena telah mendiamkan Soojin seperti ini. Bahkan Doyoung belum mendengar sedikitpun penjelasan Soojin disaat wanita itu ingin menjelaskan. Ia merasa sudah terlalu egois.
"Terima kasih, Aunty."
Doyoung lantas berbalik lagi dan berjalan ke lantai atas menuju kamar Soojin. Saat sudah berada persis di depan pintu, ia sempat ragu untuk mengetuknya. Namun dengan segera ia melawan rasa gengsinya.
Tok tok tok!
Tidak ada jawaban.
Tok tok tok!
Masih hening juga.
Tok tok tok!
"Aku tidak ingin makan, Bu." jawab Soojin dari dalam.
Tok tok tok!
"Besok saja bu! Aku tidak lapar!" terdengar Soojin sedikit menaikkan volume suaranya berharap bahwa Ibunya mendengar apa yang ia katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Traumatic Disorder. | Doyoung-Sejeong
Fanfic[ b a h a s a ] "Aku ini wanita yang gila" -Hana start : november 2018 end : agustus 2019