"kalau mau cerita, cerita aja telinga dan hati gue siap untuk dengerin
-yuna
.........
lia sedang berjalan di koridor sekolah ia baru saja dari kantin, begitu banyak tatapan yang menyeramkan dari orang orang yang di sini, lia hanya biasa menunduk takut karena tatapan menyeramkan dari mereka, mereka ini seperti ingin memakannya habis habisan, sampainya di kelas ia langsung duduk dan bertanya kepada bira yang sedang menidurkan kepalanya di meja
"eh bir orang orang kok liatin gue serem gitu ya?"Tanya lia menatap bira serius
"tau"jawab bira dengan cueknya
"serius gue birr"ucap lia makin serius
"ya ga tau gue"ucap bira makin cuek
"birr ayolahh serius..."ucap lia sambil menggoyangkan lengan bira
"ya gue gatau kenapa liaaa, gue cape!!!"ucap bira teriak, yang membuat seluruh kelas menoleh kepada mereka berdua dan lia meminta maaf kepada mereka semua dengan malu
"lo kenapa si?"Tanya lia
"ga"jawab bira sangat cuek, lia pun menyerah dan membiarkan bira beristirahat dan setelah itu gurunya pun datang lalu di akhir pelajaran gurunya itu memanggil namanya
"lia tolong bawakan ini ke perpustakaan"ucap sang guru dan lia mengangguk berdiri dari kursinya lalu mengambil barang barangnya dan menuju perpustakaan di sana begitu sepi, yailah masih pada belajar. lalu setelah menaruh buku buku yang di pegang lia ini ia langsung balik lagi ke kelas saat sampai kelas, kelas begitu sepi padahal baru ia tinggal beberapa menit, apa jangan jangan sudah istirahat? tapi kenapa tidak ada bel? apa mungkin bel nya rusak? entahlah ia juga bingung
lalu saat melihat ke meja nya ada sebuah kertas yang entah isi nya apa lalu saat membuka kertas tersebut itu seperti sebuah petunjuk, entah lah untuk apa tetapi anehnya lia mengikuti petunjuk itu, dan anehnya lagi dari tadi ia bulak balik ke taman belakang dan juga gudang seperti di jahili dan sekarang ia berada di sekolah tetangga ia bingung kenapa ia ada di sini, tapi petunjuknya mengarah ke sebuah bangunan tua
"bangunan apaan ini?"gumam lia pelan sambil melihat bangunan itu ia pun mencoba masuk, tapi sebelum itu kertas lia jatuh dan tertiup angin, di dalam bangunan tersebut begitu dingin, sedikir gelap, dan penuh coretan ia terus masuk ke dalam, dalam sekali hingga ia sampai lupa arah pintu keluar dari sini dan sekrang lia bingung harus berbuat apa, tak lama kemudian terdengar suara jejak kaki tapi entah dari mana karena suara jejak kaki tersebut menggema.
.....
"kok lama?"bingung meli
"ya nih lama banget"ucap athifa terdengar khawatir
"lo udah simpen kertas petunjuknya?"Tanya meli
"ya iyalah udah gue taro"jawab bira sangat yakin
"tapi kok ga dateng dateng?"bingung naufan
"woy! ini jadi ga??"teriak salah satu teman kelasnya
"ya nih!!"timpal yang lain, athifa dan bira langsung menenangkan semuanya
"jangan jagan ada apa apa"ucap alvin
"tu mulut perlu gue sumpel pake sepatu ya"geram reno
"susul"ucap reyhan singkat namun terdengar khawatir
"ciee babang reyhan khawatir ya..."ucap ilham tersenyum ngakak
"bukan waktunya bercanda bego"ucap meli menatap ilham kesal
"biar ga tegang"sahut ilham
"susul kemana? ke kelas?"Tanya reno pada reyhan mengabaikan kedua makhluk itu, dan reyhan mengangguk lalu mereka menuju kelas dan menyuruh yang lain menunggu di sini, saat sampai kelas, kelas terlihat kosong tidak ada seseorang dan ketika mereka ingin mencarinya di tempat lain bira tertinggal sesuatu di kolong meja katanya sih buku, lalu saat bira melihat ke kolong meja terdapat sebuah kertas ia mengambilnya lalu menunjukan kepada semua
KAMU SEDANG MEMBACA
xena✅(REVISI)
Teen Fictionkehidupan yang penuh dengan rintangan dan juga masalah, ia harus mengahadapi itu semua seorang diri, yang dulunya dia sangat bahagia menjadi berubah darstis sangat menyedihkan. ada seseorang yang selalu saja memberi semangat, ia menyukainya tetapi m...