Bayangkan saja saat ini kau duduk di sisi-sisi bulan, ditemani mentari diselimuti bintang. Pandanglah kedepan, lihat sesuatu yang ada didepanmu, mungkin itu tempat yang tak asing, bahkan kau rindukan.
Kau berada jauh diatas sana, kau berada jauh dari alam kelahiranmu. Kau sendiri bukan tanpa ada yang menemani, tapi untuk menemani, meski jajaran meteorit menghalangi.
Bernafaslah...
Rasakakanlah...
Maknailah...
Dengan hati...Apa kau sekarang merasa tenang? Apa sekarang kau merasa bahagia? Dan apakah sekarang kau merasa aman? Lihatlah sekelilingmu, tak ada siapapun, tak ada apapun. Semuanya sepi, hening dan asing.
Bumi, kau kenal tempat itu? Tempat dimana kamu diturunkan Tuhan untuk diuji coba, tempat Tuhan dimana kamu harus menanggung banyak tanggungan, termasuk menjaganya.
Tujuh koma enam miliyar manusia di bumi, apakah kamu termasuk para penjaganya? Ataukah kamu salah satu manusia yang berkata "aku hanya membuang satu plastik gula-gula", tujuh milyar lebih manusia berkata seperti itu, bisa kau bayangkan sesakit apa bumi ini.
Tujuh benua dengan satu sebagai harta bagi para iblis dunia, berkata "tebang pilih pohon untuk masa depan". Apa kau percaya? Sungguh kau manusia yang bodoh.
Dua ratus juta lebih pengabdi bangsa ini, apa kita pernah sadar jika kita masih belum merdeka, enam koma lima ribu orang hidung panjang dan setengahnya orang bermata sipit menjadi penguasa di negri kita. Apa itu masih kurang sebagai bukti keserakahan?
Pribumi mengais dari sisi pembuangan pabrik berlumpur, para pribumi menadah seolah orang asing dinegrinya sendiri. Apa kau masih tega melihat geliat ini, sungguh kau manusia tanpa hati dan tak berlogika.
Ali sodikin
KAMU SEDANG MEMBACA
GELAS PUISI
PuisiKumpulan puisi yang semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman. Puisi yang tidak mencantumkan nama penulis adalah karya dari bukan.pangerann (nama pena seorang penulis). Dan pada antologi puisi ini juga memuat karya dari komunitas Cangkir Inspirasi.