Aku rindu suara kicau burung, suara si jago yang berteriak kencang memanggil jiwa yang tertidur. Terasa sesak udara terhimpit gedung-gedung kaca.
Burung kutilang pun enggan bernyanyi, terserak asap pabrik berdebu. Hijau daun seketika menguning seolah tanah tak lagi bersahabat.
Tanah mengering, rerumputan terkubur dan tergusur mesin-mesin serakah. Sapi-sapi kelaparan, para peternak mengakat tangan dan berseru di depan istana penguasa.
Pagar besi terpampang megah, pertanda tuan rumah tak peduli suara rakyat-rakyat kecil. Catur-cartur istana berdiri tegak mengempal tangan didepan para penuntut hak.
Mata dan suara berperang hebat, pikiran dan hati tak terhiraukan lagi. Entah sudah harapan rakyat; alam tersudut menangis sedih, Tuhan geram bencana pun datang, menelan habis mahluk-mahluk serakah.
Menyesal sudah para penguasa, dihancurkan tanah kelahiran; mayat-mayat bertebaran berbau tak sedap menyengat masuk paru.
Sudah usai, alam sudah tak bercinta lagi dengan kita, Tuhan pun enggan menolong, sampai akhirnya kita melolong menangis menyesal.
![](https://img.wattpad.com/cover/161994807-288-k628801.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GELAS PUISI
PoetryKumpulan puisi yang semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman. Puisi yang tidak mencantumkan nama penulis adalah karya dari bukan.pangerann (nama pena seorang penulis). Dan pada antologi puisi ini juga memuat karya dari komunitas Cangkir Inspirasi.