Prolog

8.2K 228 9
                                    

   Azmi askandar, seorang santri sekaligus vocalis hadrah Syubbanul Muslimin yang jatuh cinta kepada putri kiyai pemimpin pesantren Nurul Qadim. Namun karena insiden malam itu, membuat azmi harus keluar dari pesantren Nurul Qadim.

   Arsara aisyah almeera, seorang santri sekaligus putri kiyai pemimpin pesantren Nurul Qadim, yang diam diam memiliki perasaan yang sama terhadap Azmi. Namun perasaan itu harus terluka saat Azmi dikeluarkan dari pesantren Nurul Qadim.

   Arsella kiara almeera, adik perempuan Arsa yang hanya terpaut usia 1 tahun. Arsella dikabarkan juga memiliki perasaan yang sama terhadap azmi.

   Hafidzul ahkam, sahabat sekaligus kakak angkat bagi azmi. Yang juga menjadi vocalis hadrah Syubbanul Muslimin.

   Nurus Sya'ban, sahabat azmi yang juga vocalis hadrah Syubbanul Muslimin.

Pemeran tambahan,

1. Kiyai Umar (buyahnya Arsa).
2. Ummi Aliyah. (Umminya Arsa).
3. Ayan zubair almeera. (Adiknya Arsa).
4. Ummi Laila (umminya azmi).
5. Abah Ulil (abahnya azmi).
6. Alfyna fatimah ayu kirana (adiknya azmi).
7. Muhammad naufal al asyj'i (adiknya azmi).
8. Syakir Daulay
9. Kiran syafa (sahabatnya Arsa).
10. Dira latifah (sahabatnya Arsa).
11. Salwa salsabilla.
12. Tim hadrah syubband.

~ Ana Uhibbuka Fillah Ustadz ~

   Nurul Qadim, itulah tulisan yang sedari tadi di pandangi seorang pemuda, di depannya kini berdiri sebuah pesantren yang menjadi alasan dia kembali ke kota Probilinggo.

Pemuda itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam area pesantren, tatapannya meneliti setiap sudut pesantren Nurul Qadim, tidak ada yang berubah di pesantren itu, masih sama seperti 8 tahun yang lalu.

Pemuda itu berjalan melewati koridor pesantren dengan membawa sebuah map ditangannya, tujuannya adalah ke ruangan Kiyai pemimpin pesantren Nurul Qadim, tak butuh waktu lama untuk menemukan ruangan itu, seperti yang diduganya ruangan itu masih seperti 8 tahun yang lalu.

Tok... tok...

"Masuk." Ucap seseorang yang berada didalam.

"Assalammualsikum kiyai." Sapa pemuda itu sembari mencium punggung tangan sang kiyai.

"Waalaikumsalam, jadi kau pemuda yang ingin melamar menjadi ustadz di pesantren Nurul Qadim?" Tanya kiyai dengan ramah.

"Iya kiyai, ini data diri saya." Jawab pemuda itu sembari menyerahkan map yang berisi data dirinya.

"Lulusan Al Zahir Kairo Mesir? Dengan nilai tertinggi, masyaallah hebat sekali kau nak, siapa namamu?" Tanya kiyai sembari menatap pemuda itu, sebenarnya didata sudah ada namun kiyai ingin mendengarnya langsung dari pemuda itu.

"Azmi Askandar, kiyai bisa panggil saya Azmi." Jawab pemuda itu sembari tersenyum.

"Kalau begitu selamat ustadz Azmi, kau diterima sebagai ustadz di pesantren Nurul Qadim, mari akan aku tunjukan kamarmu." Ucap kiyai sembari mengajak Azmi berjabat tangan.

"Syukron kiyai." Sahut Azmi sembari menerima jabat tangan kiyai.

🎲

Sementara itu disisi lain pesantren Nurul Qadim, seorang gadis dan anak laki laki sedang melakukan aksi kejar kejaran, sudah hampir setengah jam mereka melakukan aksinya itu namun sang anak laki laki itu tidak mau berhenti.

Anak laki laki itu berlari keluar rumah dan pergi ke arah pesantren, rumahnya memang masih satu bagian dengan pesantren Nurul Qadim, dia berlari mencari seseorang yang bisa menyelamatkannya dari seorang gadis yang terus saja mengejarnya.

Bukan tanpa sebab gadis itu mengejar anak laki laki yang sekarang semakin jauh dari jangkauannya, namun karena anak laki laki itu membawa sebuah buku diarynya, dimana dia menulis semua tentang hidupnya didalam buku bersampul doraemon itu.

Dan yang paling penting sang gadis juga menulis kisah cinta dalam diamnya di buku diary itu, semua tentang perasaannya, rindu, dan cinta semua tertulis indah didalam buku itu.

"Ayan! Berhenti kau! Dasar anak nakal!" Teriak gadis itu sembari terus berlari.

"Buyah! Kak Arsa nakal!" Adu seseorang yang dipanggil Ayan itu.

Sementara seseorang yang dipanggil buyah itu menoleh ke arah suara, buyah yang tak lain adalah sang kiyai itu langsung memeluk Ayan, sementara tanpa ada orang yang tau diam diam Azmi melirik ke arah gadis yang sekarang sedang berlari kearahnya.

Tidak ada yang berubah dari gadis itu, hanya saja dia tampak lebih kurus dan tinggi itu saja, terlepas dari itu dia masih cantik seperti 8 tahun yang lalu.

"Ayan! Berikan buku diary kakak! Sini!" Ucap gadis yang bernama Arsa itu, dia merampas paksa buka yang digenggam erat oleh Ayan.

"Gak mau, Ayan mau lihat dulu isinya." Sahut Ayan yang masih berada dipelukan buyah.

"Ayan berikan bukunya pada kak Arsa, ayo sini berikan." Ucap buyah sembari meminta buku itu.

"Nah gitu dong, jadi adek tuh jangan bandel, makasih buyah, Arsa pergi dulu. Assalammualaikum." Ucap Arsa sembari mencium punggung tangan buyah, dan saat lewat didepan Azmi dia hanya menganggukan kelapa tanda dia pamit.

"Udah sekarang Ayan ikut buyah antar ustadz Azmi ke kamarnya." Ucap buyah meneruskan perjalanan yang tertunda itu.

Azmi?. Tanya Arsa dalam hati.

ukhraaa_

Ana Uhibbuka Fillah UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang