Lima

2.3K 140 3
                                    

   Disisi lain Ahkam dan Aban berjalan menuju rumah Arsa, bertepatan dengan itu ternyata Arsa juga berjalan keluar rumah, mereka pun ber pas pasan dihalam rumah Arsa, masih bisa dilihat sisa air mata Arsa menghiasi pipi cantinya itu.

"Kak Ahkam, kak Aban! Untung aja ketemu disini, Arsa tadi mau nyamperin kalian. Kak, Azmi pergi kemana? Apa dia kembali ke pesantren?" Tanya Arsa tho the point.

"Tenang dulu ning, Azmi masih di Probolinggo, ning ini kami mau tanya photo ini sama ning, apa ning kenal dengan wanita yang ada di photo ini?" Tanya Ahkam sembari menunjukan photo yang Azmi kirim tadi.

"Nggak aku gak kenal kak, memang kenapa?" Tanya Arsa yang tidak mengerti dengan photo itu.

"Jadi gini, tadi..." mengalirlah semua cerita dari mulut Aban.

"Kenapa ustadz Syakir melakukan itu? Padahal nanti sore dia dan keluarganya akan membicarakan pernikahan." Ucap Arsa membuat Ahkam dan Aban membulatkan matanya.

"Pernikahan?" Tanya Ahkam dan Aban serempak.

"Iya kak, buyah menerima khitbah ustadz Syakir atas namaku." Jawab Arsa sembari menunduk.

"Tenang ning, Azmi gak akan membiarkan sesuatu terjadi pada ning, Azmi pasti akan menyelesaikan masalah ini." Ucap Aban yang mendapat anggukan pelan dari Arsa.

🎲

Azmi membulatkan matanya saat membaca pesan masuk dari Ahkam, antara sedih dan marah. Sedih karena tahu Arsa akan menikah dengan orang lain dan marah karena orang itu telah berani membohongi Arsa.

"Aku gak akan membiarkan Arsa menikah dengan orang yang salah, nanti sore akan aku bongkar siapa ustadz Syakir yang sebenarnya." Ucap Azmi lirih namun penuh dengan emosi.

Tak lama kemudian Syakir dan perempuan itu pun keluar dari rastauran dan memasuki sebuah mobil, Azmi pun segera membayar pesananya tadi dia pun mengikuti Syakir dan perempuan itu.

Pesantren Assalam, itulah nama yang sedang di baca Azmi saat ini, tak lama Syakir pun turun dari mobil itu dan memasuki area Pesantren. Setelah Syakir tak terlihat lagi, mobil itu pun pergi dari pesantren Assalam yang masih diikuti Azmi.

Cukup lama Azmi mengikuti mobil itu, sampai pada akhirnya berhenti di depan rumah mewah, mobil itu pun masuk ke dalam halaman rumah mewah itu.

"Maaf dek cari siapa?" Tanya pak satpam sembari menghentikan langkah kaki Azmi.

"Ingin bertemu dengan seseorang yang baru masuk dengan mobilnya." Jawab Azmi canggung.

"Ooo non Salwa, ada perlu apa dengan dia? Sudah ada janji?" Tanya satpam itu membuat Azmi tambah frustasi.

"Belum pak, tapi tolong izinkan saya bertemu dengan dia." Jawab Azmi sedikit memohon.

"Tunggu disini sebentar ya dek, saya tanyakan dulu." Ucap pak satpam itu lalu masuk kedalam rumah mewah itu.

5 menit sudah akhirnya pak satpam itu keluar juga"Mari masuk dek." Ajak pak satpam itu sembari mempersilahkan Azmi masuk.

Seorang perempuan turun dari tangga dengan sangat eloknya, perempuan itu kini hanya memakai kaos oblong dan celana pendek yang memperlihatkan setengah pupunya.

Azmi beristigfar dalam hati saat melihat penampilan perempuan itu, sangat berbeda dengar Arsa, apa mungkin ustadz Syakir selingkuh dengan perempuan seperti itu?

"Mas cari saya? Ada perlu apa?" Tanya perempuan itu tho the point.

"Kamu punya hubungan apa dengan ustadz Syakir?" Tanya Azmi yang juga langsung tho the point.

"Saya ini pacarnya." Jawab perempuan itu membuat Azmi membulatkan matanya.

"Pacarnya, mbak tau dia sudah mengkhitbah seorang ning." Ucap Azmi yang sukses membuat perempuan didepannya itu membulatkan matanya.

"Mas jangan fitnah sembarangan dong!" Sahut perempuan setengah marah.

"Kalau itu fitnah untuk apa saya mengikuti mbak sedari tadi? Saya sudah ngitutin mbak sejak ada di rastauran tadi." Ucap Azmi meyakinkan perempuan yang ada didepannya itu.

"Mas ini siapanya perempuan yang dikhitbah ustadz Syakir?" Tanya perempuan itu.

"Saya Azmi Askandar, mbak tau hadrah Syubbanul Muslimin saya pernah menjadi vocalis di hadrah itu sebelum akhirnya keluar dari pesantren Nurul Qadim. Dan perempuan yang dikhitbah ustadz Syakir itu ning Arsara, putri pemimpin pesantren Nurul Qadim." Jawab Azmi membuat perempuan itu membulatkan matanya.

"Ning Arsa! Yaudah kalau begitu ayo kita selesaikan masalahnya sekarang." Ucap perempuan itu bersemangat.

"Tunggu dulu, mbak kok bisa langsung semangat gini?" Tanya Azmi kebingungan.

"Nanti saja saya jelaskan diperjalanan." Ucap perempuan itu mantap.

🎲

5 hari yang lalu...

   Salwa Salsabillah, itu nama perempuan yang sekarang sedang duduk sendiri dipojok kafe yang berada didekat pesantren Assalam, matanya melirik seorang pria yang tampak frustasi, setelah beberapa waktu lalu dia berbicara dengan seorang wanita.

Pengunjung di kafe sudah semakin sedikit, hanya tinggal beberapa orang, jam juga sudah menunjukan pukul 11.15 menit namun tak ada tanda tanda pria itu akan meninggalkan kafe.

"Hy tamvan, ada masalah apa yang membuatmu sendiri terdiam disini?" Tanya Salwa sedikit menggoda.

"Tidak ada." Jawab pria itu singkat.

"Aku Salwa Salsabillah, siapa namamu?" Tanya Salwa sembari duduk didepan pria itu.

"Syakir Daulay." Jawab pria yang menyebut dirinya bernama Syakir itu.

"Ooo, ustadz Syakir, ada masalah apa seorang ustadz malam malam seperti ini dikafe?" Tanya Salwa membuat Syakir menatapnya.

"Aku bilang tidak ada!" Jawab Syakir tegas.

"Kalau kau butuh aku, kau bisa hubungi aku, atau pergi langsung ke rumahku, aku bisa menjadi pelarianmu itu." Ucap Salwa sembari meninggalkan kartu namanya diatas meja, dia pun bangkit dan menggalkan Syakir sendirian.

Mulai sejak itu Salwa dekat dengan Syakir, namun Salwa tidak tau kalau Syakir sudah mengkhitbah seorang perempuan, dia hanya bilang malam itu sedang bertengkar biasa dengan sahabatnya, dan bodohnya Salwa percaya dengan penjelasan Syakir itu.

ukhraaa_

Ana Uhibbuka Fillah UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang