Sebelas

2.4K 155 7
                                    

   Arsa terdiam mematung mendengar ucapan abah, kenapa semua orang membenci cintanya untuk Azmi? Apa cintanya itu salah? Orang tuanya Azmi bahkan tidak suka jika mereka bersatu.

Ummi yang melihat Arsa mematung langsung memeluknya, sementara Arsa langsung menangis di pelukan ummi, ummi hanya bisa mengelus bahu Arsa pelan sebagai tanda kalau semuanya akan baik baik saja.

"Maaf ummi." Ucap Arsa lirih.

"Ummi gak pernah nyalahin kamu sa, mungkin Allah ingin menguji kekuatan cinta kalian, makanya Allah memberi cobaan ini pada kalian, tapi percayalah Allah tidak akan memberi cobaan diluar batas kemampuan hambanya." Ucap ummi menasehati.

Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 286 :

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”

Sudah 4 jam operasi berjalan, akhirnya sang dokter keluar dari ruang operasi dan menyuruh keluarga Azmi untuk membicarakan hasil operasi secara ditail di ruangannya.

Ummi dan Arsa pun mengikuti kemana langkah sang dokter, sampai mereka berhenti di depan ruangan bercat hitam putih, dokter pun masuk kedalam ruangannya yang disusul ummi dan Arsa.

"Peluru yang tepat mengenai jantungnya membuat kami sempat mengalami kesulitan untuk mengeluarkannya." Ucap sang dokter sembari duduk dikursinya.

"Apa kondisi anak saya baik baik saja dokter?" Tanya ummi yang mulai tampak gelisha.

"Kondisi jantungnya saat ini sangat lemah, membuat ustadz Azmi harus mengalami masa kritisnya." Jawab dokter membuat ummi dan Arsa membulatkan matanya.

"Sampai kapan ustadz Azmi koma dokter?" Tanya Arsa.

"Tidak ada yang tau, tergantung kondisi jantungnya." Jawab sang dokter membuat tubuh Arsa lemas seketika.

"Ustadz Azmi akan dipindahkan ke kamar inap, dimohon segera melunasi urusan adminitrasi." Lanjut sang dokter lalu pergi dari ruangannya.

***

   Dan disinilah semua orang berada, terdiam memperhatikan Azmi yang sedang mengalami masa kritisnya, ummi yang duduk disamping Azmi terus saja menggenggam tangan putra sulungnya itu.

Ahkam dan Aban menatap miris sahabat yang sudah dianggap seperti adek kandungnya itu, kasihan melihat sahabatnya itu terbaring lemah, padahal baru saja kemarin mereka kumpul bersama namun rasanya mendengar ucapan abah tadi sepertinya setelah Azmi sembuh, abah akan membawanya pulang ke Blitar.

"Kiyai, saya balik ke pondok dulu, kalau perlu bantuan kiyai bisa menghubungi kami." Ucap Ahkam meminta izin pulang, toh tidak ada yang bisa dia lakukan dengan terus berada dirumah sakit itu.

"Saya juga ingin mengurus adminitrasi, bareng saja keluarnya dan juga ingin kembali ke pondok, Arsella kamu juga ikut kembali ke pondok." Sahut kiyai yang mendapat anggukan dari Ahkam, Aban dan Arsella.

Ummi Laila yang mendengar ucapan kiyai itu langsung melirik ke arah ummi Aliyah, seakan mengerti maksud tatapan ummi Laila, ummi Aliyah pun berkata. "Tidak apa apa ummi, biar kami yang membayar adminitrasinya, toh Azmi seperti ini juga karena menyelamatkan putri kami." Ucap ummi Aliyah sembari tersenyum.

"Terimakasih ummi." Sahut Ummi Laila yang mendapat anggukan dari ummi Aliyah.

Arsa melirik jam yang tergantung di dinding kamar inap itu, jam menunjukan pukul 02.00, dia pun keluar kamar untuk melaksanakan sholat tahajudnya.

Arsa celingak celinguk mencari dimana mushola rumah sakit itu, setelah menemukan anak panak yang mengarah ke kanan dengan tulisan 'Mushola', dia pun berbelok ke kanan dan mendapati mushola yang sangat sepi. Arsa segera mengambil air wudhu dan memakai mukena yang sudah disediakan didalam mushola itu.

"Ya Rabb sembuhkanlah Azmi, kembalikanlah semua seperti dulu, jika setelah ini hamba harus melupakan Azmi hamba ikhlas Ya Rabb, jangan engkau hukum Azmi karena cinta dalam diam ini, kembalikanlah senyum dan tawanya Ya Rabb, hamba tak tega melihat ummi terus menangis karena khawatir akan keadaan Azmi, engkaulah yang maha menghidupan dan mematikan semua makhluk yang ada didunia ini, hamba yakin setiap penyakit pasti ada obatnya, hamba berserah atas kuasamu Ya Rabb." Doa Arsa sembari menangis.

"Doa Sholat Tahajud adalah laksana anak panah yang tak pernah melesat dari sasarannya."

~ Imam Syafi'i ~

ukhraaa_

Ana Uhibbuka Fillah UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang