Azmi masuk kedalam kamar dan langsung mandi serta mengambil air wudhu, dia pun berganti pakaian dan menggelar sajadahnya, Azmi benar benar khusyu dalam sholatnya, matanya sesekali terpejam saat sujud, selesai sholat Azmi berdoa pada Allah, berdoa untuk kesembuhan Arsa.
"Ya Rabb... berikankah kesembuhan untuk Arsa, buatlah dia bangun ya Rabb.. hilangkan semua rasa sakitnya, buat dia kembali tersenyum tanpa rasa sakit ya Rabb.." ucap Azmi sembari meneteskan air mata.
Selesai berdoa dia pun segera merapikan sajadahnya dan berjalan keluar kamar, namun rupanya diruang tamu masih ada Naya, keluarganya, dan juga abah. Huft! Mau sampai kapan mereka duduk disitu?
Azmi tampak acuh pada mereka dan tetap melanjutkan jalannya, "mas Azmi, Rara ikut ya, Rara mau ketemu ummi." Rengek Rara sembari memegang tangan Azmi.
"Yaudah ayo." Sahut Azmi singkat lalu menggendong Rara dan berjalan keluar rumah.
"Mas, tunggu." Ucap Abah mencegah Azmi yang mau naik ke atas montornya itu.
"Abah mau minta maaf, tak seharusnya abah semarah itu pada Arsa, tak semua salah dia." Lanjut abah sembari menunduk.
"Aku juga mau minta maaf mi, dia yang aku benci, tapi sekarang dia menyelamatkan nyawaku." Ucap Naya yang ikut tertunduk.
"Yang kalian sakiti itu Arsa bukan aku! Kalau mau minta maaf, minta maaflah pada Arsa bukan padaku!" Ucap Azmi tegas, lalu pergi dari rumah.
***
Sesampainya di rumah sakit Azmi melihat sudah ada buyah, ummi Aliyah, Ahkam, dan Aban, mungkin Salwa yang memberitahu kondisi Arsa pada mereka, begitulah pikir Azmi.
Azmi pun mengampiri buyah dan meminta maaf atas kejadian tadi, dia duduk didamping buyah dan menggenggam tangan buyah, buyah yang menyadari tangannya di genggam itu pun langsung menoleh ke arah orang yang menggenggamnya.
"Jangan minta maaf nak, ini bukan salahmu." Ucap buyah seolah tau kenapa Azmi menggenggam tangannya.
"Ini jelas salah Azmi buyah, Azmi yang gak tau kalau wanita bercadar itu Arsa." Sahut Azmi lirih.
"Nak ini bukan salah mu, ini semua sudah jadi rencana-Nya. Insyaallah dia yang memberi sakit pada Arsa dan dia juga yang akan menyembuhkan Arsa." Ucap buyah sembari tersenyum.
Rasulullah bersabda:
مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً
"Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan penawarnya."
(HR Bukhari).
Satu jam sudah mereka menungu sang dokter keluar dari ruang UGD, namun belum juga ada tanda tanda dokter itu akan membawa kabar baik, suster pun mondar mandir sedari tadi dengan membawa berbagai macam peralatan medis.
Do'a terus saja di ucap oleh mereka untuk keselamatan Arsa, sampai sang dokter keluar dengan membawa sebuah brankar yang diatasnya tertidur Arsa yang sudah tidak bercadar lagi.
"Dok! Dokter bagaimana keadaan putri saya." Ucap buyah menghentikan langkah sang dokter.
"Bisa ikut keruangan saya?" Tanya sang dokter yang mendapat anggukan dari buyah.
Buyah dan Azmi pergi mengikuti langkah sang dokter itu, sampai akhirnya mereka sampai diruangan sang dokter.
"Kecelakan yang menimpa putri kiyai ini sangat berakibat fatal, menginggat saat kecelakann putri kiyai tidak menggunakan pelindung yang bisa melindungi kepalanya." Ucap sang dokter sembari duduk dikursinya.
"Lalu apa sekarang keadaannya baik baik saja dok dan apa akibat dari kecelakaan ini dokter?" Tanya Azmi dengan raut wajah serius.
"Keadaan ning Arsa saat ini ada dalam kondisi koma entah sampai berapa lama dia akan koma dan akibat dari kecelakaan ini membuat otak belakangnya terbentur keras dan mengalami pendarahan yang cukup besar dan pembengkakan secara bersamaan, ini sangat berbahaya, bisa menyebabkan kematian! Mengingat otak adalah bagian penting dalam tubuh."
"Astaghfirullah, lalu dok putri saya masih bisa sembuhkan?" Tanya buyah yang sudah meneteskan air mata.
"Perlu diingat cedera yang dialami putri kiyai sangat fatal, apa lagi cedera ini adalah cedera kepala berat yang bisa juga menyebabkan gegar otak bahkan kematian, tapi meski begitu masih bisa sembuh jika melakukan pemeriksaan yang rutin, kemungkinan sembuh dan tidak itu sama rata." Ucap sang dokter membuat buyah dan Azmi memasang raut masam.
"Baik, kalau begitu kalian bisa keluar, untuk saat ini pasien dibawa ke kamar inap, namun minimal hanya 2 orang yang bisa menengok pasien, ini demi kesembuhan pasien juga. Dimohon segera melunasi urusan adminitrasinya." Lanjut sang dokter dengan senyum tipis.
Azmi dan buyah keluar dengan muka ditekuk, masalah apa lagi yang akan menimpa Arsa? Bisakah Arsa selamat dari gagar otak ini? Atau tidak?! Bukan hanya buyah yang menangis tapi Azmi juga ikut menangis dan membayangkan apa yang terjadi jika Arsa tidak bisa selamat dari cedera kepala berat ini?
Huft! Astaghfirullah! Ingat masih ada Allah yang maha mendengar segala keluh kesah hambanya, jangan mudah putus asa! Berusaha dan berdoa, setelah itu serahkan semuanya pada Allah.
Assalammualaikum:)
Maaf banget aku udah lama gak next 🙏 aku sibuk awal masuk sekolah 🥺 dan pulangnya pun sore sore jadi agak kewalahan gitu sama jadwalnya🙏 tapi alhamdulillah malam ini bisa next... ohya syukron katsiron buat 16k readresnya 💙💙Aku mau buat cerita baru lagi nih judulnya LAUHUL MAHFUDZ setuju gak? Aku bakal promosi di part berikutnya ya!!
Kalau setuju komen dibawah kalau banyak akan aku buat soalnya aku udah nyicil partnya sih hehehe
LUV KALIAN SEMUA ❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka Fillah Ustadz
JugendliteraturCerita Fiksi Azmi Askandar seorang ustadz lulusan Al Zahir Kairo Mesir yang kembali ke Nurul Qodim untuk mendapatkan hati seorang gadis yang telah lama dia cintai dalam diam. Dapatkah Azmi membuktikan cintanya? . . . . . Jangan Jadi Pembaca Gelap! ...