Bab 26 : "I found you!"

403 31 1
                                    


Semua orang berdalih bahwa aku tak pernah punya cinta baginya,
Bahwa cinta yang ada bukanlah sebenar cinta.
Kata mereka... tak mungkin cinta seperti apa yang kurasa.

Namun, aku selalu ingin tahu...

Apakah arti resah yang menggeliat jika bukan rindu?
Apakah arti bahagia ketika bersama jika bukan cinta?
Apakah arti air mata saat ia berpaling jika bukan cemburu?
Apakah ada luka yang lebih parah dari ini?
.
.
.
.

Cekidot!
.
.

Hari presentasi akhirnya tiba. Loli datang jauh lebih cepat dari biasanya. Ia berharap para member lainnya juga datang sesuai yang sudah ia instruksikan via We'a. Ia hanya khawatir jika teman satu timnya kesulitan saat tampil dan membuat nilai kelompok mereka anjlok.

7.10 a.m.

Loli masih bertengger pada kursi permanen meja bundar di depan gedung A. 20 menit sudah berlalu dari perjanjian. Kelas akan dimulai 50 menit lagi.

Akkhhh padahal waktu dua jam aja nggak bakal cukup buat bahas.

Ia mengalihkan kekesalannya pada slide-slide yang sudah ia susun rapi seorang diri. Ia hanya perlu menjelaskan bagian-bagian yang akan disampaikan oleh anggota kelompoknya.

7.45 a.m.

"Lol, maap gue telat. Gue salah liat jam. Tadi malem gue kira lo nyuruh kumpul jam 7.30." Aman berlari ke arah Loli.

"Nih, pelajarin. Kalo bingung cepet tanya," ujar Loli sambil menyodorkan rangkuman alias skript yang akan disampaikan oleh masing-masing anggota tim.

"Banyak bener."

"Roden mana?"

"Ini gue!" Seseorang berteriak dari arah 10 meter.

"Jangan sampe keliatan kalian baru baca, yak?" Loli mengingatkan sambil menyodorkan skript yang serupa dengan judul sub bab yang berbeda untuk Roden.

"Juleha?"

"Nggak tau."

"Akkhhh mudahan dia baca soft file skript materi dia yang udah gue kirim."

5 minutes left.

"Ayo jalan, kelas udah mau mulai."

"Slow, keknya kelompok kita nggak bakal maju. Presentasi 15 menit, diskusi 15 menit. Mana bisa abis lima kelompok sehari?" Roden menyela.

"Iya! Kita kan kelompok terakhir." Aman menimpali semangat.

Dosa apaan gue sekelompok sama curut-curut tanpa rasa takut kek mereka?
Apa talamus mereka udah kegondol ulet bulu kali, yak?

"Just prepare for the worst," tutur Loli berusaha meyakinkan anggota kelompoknya untuk tetap siaga.

.
.
.

"Karena dua pekan lagi ujian, dan pekan depan saya tidak bisa mengisi, hari ini semua kelompok akan maju. Tidak ada sesi diskusi, tiap kelompok presentasi dengan durasi 20 menit."

A nah kan?
Pengen bilang mampus tapi kelompok gue juga kena...

"Bu, hari ini Juleha nggak masuk. Katanya sakit, pas ngepantai katanya tumitnya kena bulu bebi," ujar ketua tingkat yang disambut tawa hampir seluruh warga kelas.

What? Sakit? Lapor ke ketua tingkat tapi nggak ngasi kabar ke gue?
Lagian bulu bebi? Sekalian aja kecium pari bengkak!

"Duh, gimana dong? Siapa yang bakal ngambil tugasnya si Jule?"

Nikah Lagi, yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang