Duka tak hanya sekadar rasa yang lahir dari memar dan luka.
Ia juga bisa berarti sebagai isyarat akan hadirnya bahagia dengan segera.Dunia akan terus berputar, dengan atau tanpamu.
.
.
.Cekidot!
.
.
."Jangan lupa besok jangan telat. Lo udah izin nggak masuk kelas sampe hari Sabtu, kan?"
"Iya."
"Berarti kita sampe malam Ahad."
"Yah emang nggak ada jadwal hari Sabtu. Dua hari semalem?"
"Iya."
"Cukup?"
"More than enough."
"Ah, okay."
Loli masih terbaring di atas matras sementara Riyan masih sibuk mengelola berkas soft and hard file yang berserakan di atas meja kerjanya. Loli sesekali melirik ke arah pria di sisinya.
"An?"
"Hm?"
"Kita ke mana besok?"
"Jakarta."
Uuuhh padahal kalo ke Empang kudanil aja gue udah seneng...
"Berdua aja?"
"Iya."
"Bertiga sih," sambar Loli memancing.
"Setan nggak suka sama pasangan halal."
Uuuhh gue berasa kek kepental dari white hole.
Emang biasa banget sih kalimatnya tapi gue baper dengernya."An?"
"Hm?"
"Nggak jadi deh."
"Okay."
Saking sibuknya nyampe kuping sama hatinya cuma tinggal 10% buat gue.
"An?"
"Hm?"
"Gendong lagi ya kek kemaren? Sekali-sekali bridal style getoh?"
"Mati dulu."
"Ck."
Hening. Padahal ia berharap Riyan akan lebih peka sejak pulang dari RS. Tapi realita memang tak pernah semustahil ekspektasi.
"An?"
"Hm?"
"Sehat-sehat, ya?"
"Mm okay."
Singkat. Tapi bagi Loli itu adalah hal yang berharga. Mungkin baginya lebih seperti pengantar tidur. Ia pun terlelap.
Keesokan paginya Lolita sudah standby di halaman rumah dengan koper berisi beberapa baju seperlunya.
"Ngapain bawa koper?"
"Kan lu nginep, Bwambwang!"
"Ntar aja beli bajunya di sana."
Dih,
Orang tajir mah beda.
Apalah daya gue yang sepatu kuliah aja kalo nggak busuk en nyelip kalajengking, nggak bakal beli lagi."Lo aja sono yang beli."
"Nggak ada baju gue sono?" Tukas Riyan sambil memperbaiki dasi hitam kotak-kotak yang melilit kerah kemeja putihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Lagi, yuk!
General FictionGue nggak paham alur cerita gue sendiri. Sampai detik ini pun rasanya semua kayak mimpi. Tapi hamdalah banget gue masih bisa sadar kalo keputusan gue bego banget. Yah, dari pada nggak nyadar-nyadar? Intinya Lo nggak bisa bangun hubungan kalau bukan...