Unconditionally ...

154 8 0
                                    

Malvin

"Den yakin tidak mau naik mobil?" tanya pak Rahmat begitu mereka selesai makan.

"Tidak apa-apa pak. Saya sudah hafal jalan kok." Kata Malvin sambil tersenyum. Pak Rahmat lalu mengangguk sekilas, dan mereka berpisah arah. Malvin nekat untuk jalan-jalan di sekitar kompleksnya sebelum pulang dan beristirahat. Dengan perut sekenyang ini, dia pasti belum bisa tidur.

Di tengah jalan ia melihat seorang perempuan duduk di ayunan taman sendirian. Malvin mendekat untuk melihat lebih jelas. Bagaimana tidak? Bisa saja itu bukan asli manusia. Malam-malam begini, ada perempuan yang duduk dan bermain ayuan sendirian. Astaga! Tiba-tiba Malvin merinding.

"Hei!" teriak perempuan itu ketika Malvin memutuskan untuk berbalik arah. Malvin mendesah lega. Tidak mungkin kan hantu bisa bersuara dan memanggilnya? Malvin lalu beranjak ke arah perempuan itu.

"Eh?" kata Malvin terkejut ketika melihat siapa yang duduk di ayunan tersebut.

"You?" kata perempuan itu menyerngitkan kening. Ia pasti berusaha mengingat siapa Malvin.

"Well, you live here?" tanya Malvin.

"Yeah, in front of there. How can I meet you here?" tanya perempuan itu bingung. Malvin hanya mengangkat bahu. Ia sendiri tidak tau kenapa ia bisa bertemu lagi dengan gadis di hadapannya sekarang. Tadi ia hanya ingin berjalan-jalan sebentar sebelum pulang ke rumah om nya.

"I just happened to pass by here." Jawab Malvin.

"Wanna sit here?" tanya perempuan itu sambil menunjuk ayunan di sebelahnya yang kosong. Malvin mengangguk dan ikut duduk di ayunan taman tersebut.

                                                                                                          ***


Lilya

Lilya menatap heran ketika seseorang menghampirinya di taman. Sedikit takut karena ia hanya seorang diri di taman bermain di depan perumahannya. Tetapi ketakutannya menghilang ketika orang tersebut membalikkan badan, hendak pergi dari sana.

"Hei!" panggil Lilya. Orang tersebut menatapnya sebentar dan maju menghampirinya.

"Eh?" kata laki-laki itu terkejut.

"You?" kata Lilya menyerngitkan kening. Ia berusaha mengingat siapa laki-laki di hadapanny. Ah! Laki-laki yang mengembalikan ponselnya tadi siang!

Lilya sedikit merasa senang, karena bertemu dengan orang yang asing, namun tidak asing bagi dirinya.

"Wanna sit here?" tanya Lilya sambil menunjuk ayunan di sebelahnya yang kosong. Laki-laki itu mengangguk dan duduk di ayunan sebelahnya.

"I'm Lilya." Kata Lilya sambil mengulurkan tangannya.

"I'm Malvin and i'm originaly Indonesian actually." Kata Malvin tersenyum.

"Oh.. i see. So, why don't we talk with Indonesian language?" tanya Lilya dengan senyum yang lebar.

"Hahaha.. you're cute Lilya."

"Thank you so much. Well, I'm very thank full for your help today."

"Today? What do you mean?" tanya Malvin bingung.

"My phone, remember?"

"Ah! It's my pleasure miss." kata Malvin lagi-lagi tersenyum.

"Kamu tinggal di daerah ini juga, ya?"

"Beberapa blok dari taman ini. Kamu sendiri ngapain malam-malam di sini?" tanya Malvin.

"Hanya menurunkan isi perut. Aku ..., kekenyangan." Kata Lilya tersipu. Pipinya jadi kemerahan saat ia tersipu.

Malvin tiba-tiba teringat dengan perempuan yang tadi sempoyongan di rumah makan barusan. Otaknya mulai kembali ke peristiwa "perempuan mabok" yang dibicarakan pak Rahmat tadi.

"Kamu yang makan sendirian dan sempoyongan di pondokan tadi?" tanya Malvin hampir tertawa lebar.

"Kamu kok bisa tau?" tanya Lilya makin tersipu.

"Hahahahaha... ternyata benar? Gosh, you eat so much Lilya!" kata Malvin.

"Aku hanya rindu masakan Indonesia. Aku baru kembali menginjakkan kaki di sini setelah tujuh belas tahun." Kata Lilya menatap Malvin.

"Oh, pantas saja kamu seperti orang yang tidak pernah makan makanan enak. Kamu juga tidak gemuk."

"Hahaha," Lilya tertawa renyah. "kebetulan sekali ya kita bisa bertemu di sini. Tadi juga kita sempat satu pesawat kan? Kamu juga melihatku di restoran tadi."

"Derrrt! Derrrrt!" getar ponsel mengagetkan Malvin. Ia segera mengangkat telpon.

"Ya, om?" jawab Malvin. Dan mereka larut dalam perbincangan beberapa saat. Malvin bangkit berdiri.

"Lilya, sudah malam. Ayo aku antarkan kamu pulang ke rumah. Aku sendiri sudah harus pulang karena malam sudah larut." Kata Malvin dan mereka pun beranjak pergi dari taman itu.

                                                                                                ***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Sweet OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang