with Tristan and Joyceline (2)

792 143 16
                                    


Happy reading
Please like and comments

Ini panjang, dihadapankan membawa popcorn sebelum membaca 😁

Thank you
💚💜💚💜💚💜

•°•°•°•°•


Hari ini datang lagi, dimana  ada pertanyaan yang menyebalkan itu akan Tristan terima.

Kapan nyusul?

Kapan giliran kamu?

Mana calonnya?

Kamu kapan?

Selalu saja begitu, terlebih saat ini Tristan sedang menjadi groommen di acara pernikahan sepupunya, Jimmy.

Jika bukan karena Jimmy sepupu dekatnya dan diminta secara khusus oleh pria itu, pasti Tristan tidak akan hadir di acara yang sangat menyebalkan seperti ini.

"Ini acara kapan selesainya sih!" Gerutunya, memang saat ini sudah menunjukkan pukul 8 malam dan acara pernikahan Jimmy dan Sherlly belum menunjukkan tanda-tanda selesai.

"Ini acara kapan selesainya sih!" Gerutunya, memang saat ini sudah menunjukkan pukul 8 malam dan acara pernikahan Jimmy dan Sherlly belum menunjukkan tanda-tanda selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tristan bosan? Tentu saja. Sejak tadi pagi ia menjadi groommen saat pemberkatan di Gereja dan sampai detik ini pun, beberapa saudara baik dekat maupun jauh dan teman-teman Jimmy yang juga temannya selalu bertanya hal yang menyebalkan itu.

Mereka seolah tidak ada hentinya menginginkan Tristan untuk segera mencari calon istri.

"Dikira nyari istri kaya nyari makan kali ya, tinggal nyomot aja gitu?!" Gerutunya dalam hati, tapi tidak sampai hati Tristan ucapkan secara gamblang di hadapan mereka tentunya.

Saat Tristan menoleh ke arah kanan, tiba-tiba ia menangkap sesuatu yang membuat tubuhnya membeku seketika.

Ia beberapa kali memastikan apa yang di lihat saat ini, apakah yang ia lihat ini nyata atau hanya halusinasinya saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia beberapa kali memastikan apa yang di lihat saat ini, apakah yang ia lihat ini nyata atau hanya halusinasinya saja.
Tapi sosok itu terlihat nyata di matanya, apakah ia terlalu merindukan Joy sampai-sampai Tristan berkhayal jika gadis itu ada di depannya kini?

With JoyieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang