with My Lord

900 143 42
                                    

Pernahkah kau berfikir jika kematian adalah hal yang paling kalian tunggu-tunggu saat kalian masih menikmati hidup di dunia ini?

Bagi kalian, mungkin hidup sangatlah berharga dan kematian adalah suatu hal yang sangat menakutkan tapi tidak untukku. Aku sangat menunggu dimana malaikat maut datang padaku dan membawaku pergi bersamanya meninggalkan dunia ini selamanya. Mungkin bagi kalian aku ini gila, atau seorang yang sedang depresi sehingga berfikiran seperti itu tapi sungguh saat ini aku sedang sadar dan tidak sedang depresi atau sakit apapun!

Aku akan menceritakan kisahku, kisah hidupku.

°
°
°
°
°

Aku mengerjapkan mataku, mencoba menyesuaikan pencahayaan yang masuk dalam indra pengelihatanku. Saat kesadaran ku sudah pulih, aku melihat sekelilingku. Ini tidak seperti kamarku dan aku baru sadar jika aku tidak berada di dalam kamarku, tanganku juga terikat oleh tali yang diikatkan di kedua sisi tempat tidur.

"Kau sudah bangun rupanya" ternyata ada sosok lain yang berada di sini, aku tidak dapat melihatnya dengan jelas karena dia berdiri membelakangi cahaya tapi yang aku tau dia adalah seorang pria. Dia tau tidak ada respon apapun dariku, dia berjalan mendekat dan duduk disisi kanan tempat tidur.

"Kau sangat cantik, sayang" tangannya terulur membelai pipiku dan aku segera menolehkan wajahku ke arah berlawanan menghindar dari sentuhannya.

"Lepaskan aku!" ucapku tegas, tapi dia hanya menanggapi dengan senyuman anehnya. Dengan gerakan cepat dia menekan kedua pipiku dengan tangan kanannya, "tenang sayang, kau akan menjadi koleksiku yang tercantik" ucapnya lirih tepat di telingaku.

aku menatapnya dengan tatapan menantang, ayolah aku tidak takut akan kematian! tapi aku juga tidak ingin menutup hidupku dengan cara seperti ini, sungguh tidak elegant bagiku!. Dia berjalan menjauhiku dan menuju ke sudut ruangan yang terdapat sebuah lemari yang tidak begitu besar, entah apa yang dia ambil dari sana dan tak lama dia berjalan kembali kearahku.

"Kau tau sayang, semua yang ada ditubuhmu sangat berharga. Jadi sangat disayangkan jika kalau tidak di manfaatkan" sungguh aku muak mendengar caranya berbicara dengan nada nada lembut dan aku melihat tangannya sedang memainkan sebuah pisau yang aku yakin itu sangat tajam.

"Kau ingin mengulitiku dan mengambil rambutku untuk dijadikan koleksimu?" tanyaku berani menantang seorang psico yang sedang menunjukkan taringnya saat ini.Dia tertawa dengan keras saat  mendengar ucapanku dan menatapku penuh minat dan tidak lupa juga dengan tatapan nafsunya yang membuatku semakin ingin mencongkel matanya dan meremasnya hingga hancur.

"Kau terlihat semakin sexy jika sedang marah, sayang. Bagaimana jika kita bersenang-senang dulu sebelum aku yang akan menjadikan tubuhmu sebagai koleksi terbaikku" ucapnya yang membuatku bertambah muak dengannya. Pria guka ini benar-benar salah jika ingin bermain denganku, mari kita tunjukkan seberapa tangguhkah dia.

"Oh, jadi kau hanya membunuh wanita dan mengambil manfaat untuk kesenangan nafsumu? Cih, sangat menyedihkan sekali dirimu!" ucapku semakin menantangnya, mari kita lihat sejauh mana dia akan bisa menahan kesabarannya untuk menghadapiku. Aku ingatkan sekali lagi jika dia salah dalam mencari lawan, karena dia sekarang bermain-main bukan dengan perempuan biasa. Dia sedang menghadapan dengan seorang monster.

Suara detingan benda jatuh terdengar, dia menjatuhkan pisaunya dan secara kilat mencengram wajahku dengan keras dan aku mendesah keras menahan ringisan yang hampir lolos dari mulutku. Dia tersenyum melihat reaksiku dan tangannya semakin erat mencengkram rahangku menuatku sedikit merasa sulit untuk bernafas.

"Wanita adalah makhluk yang sangat menawan, sayang. Jadi tidak ada salahnya jika aku menikmati tubuh mereka sebelum aku jadikan tambahan koleksiku" setelah mengucapkan itu, dia tertawa keras seolah puas melihat mangsanya tidak berdaya dalam tangannya. Aku mendesah kasar, sebelah kakiku lebih tepatnya kaki kananku terangkat kuat dan menendang tulang kering kakinya hingga dia melepas tangannya dari wajahku dan sedikit terdorong kebelakang.

With JoyieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang