Jam menunjuk kan pukul 16.35.
Nasya serta keluarga nya berkumpul di ruang keluarga. Membahas dan menayangkan apa yang terjadi kepada Nasya. Sebab tangannya yang terlihat telah di perban."Sayang kamu kenapa? Kok bisa terjadi seperti ini?" Tanya mama Nasya khawatir.
"Emm keserempet montor ma. Tapi Nasya gak papa kok ma" ucap Nasya Sambil menundukan kepadanya.
Nasya sangat menjaga perasaan mama dan papanya. Ia tak ingin mama dan papa nya terlalu khawatir dan memikirkan keadaannya.
"Gak usah bohong sama mama, jelas-jelas tangan kamu di perban. Kalau gak papa gak mungkin di perban seperti ini"
"Mulai besok papa akan suru sopir pribadi papa antar jembut kamu ke sekolah dan kemana pun kamu pergi." Sahut papanya
"Gak usah pa, Nasya beneran gak papa kok" ujar Nasya sambil mengerakan tangannya yang sakit, walaupun sebenarnya ia menahan rasa sakitnya.
"Udah dek, nurut aja sama papa. Lagian ini demi kebaikan kamu juga" tutur Nathan
"Tapi kak, aku kan udah biasa naik angkot, pulang pergi sendiri"
"Nasya, ini demi kebaikan kamu nak, mama gak mau hal ini terjadi lagi. Jadi kamu nurut aja sama omongan papa. Ya nak" tutur mama Nasya
"Hem iya deh"
"Nathan besok kamu anter adek kamu ke dokter,"
"Tapi pa, besok Nasya harus sekolah"
"Gak usah sekolah dulu. Luka kamu itu harus segera di obati"
Papa Nasya ialah sosok orang yang tegas dan keras. Apabila ia sudah berbicara selalu benar tidak boleh ada yang membantah dan menyangkalnya. Iya ya iya, tidak ya tidak. Itu prinsip nya.
"Iya pa"
"Ya sudah sana istirahat ke kamar, papa mau menyelesaikan pekerjaan papa"
Papanya pun pergi keruang kerjanya. Sedangkan Nasya bergegas menuju kamarnya.
Menutup pintu rapat-rapat lalu memutar alunan musik dari laptop nya.Gadis itu merebakan diri di atas ranjang miliknya. Menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih bersih. Sesekali menirukan alauan nada dari musik yang di putarnya.
Hingga bebarapa menit, Nasya sungguh menikmati suasana yang amat tenang itu.
Tiba-tiba terlintas kejadian di UKS bersama cowok yang tak ia kenal. yaitu Alex, padahal Alex sangat populer di kalangan anak putri tapi Nasya tidak tau akan Alex.Mungkin Nasya sering mendengar nama Alex anak yang sering di bicarakan anak putri. Tapi Nasya tak pernah mengetahui rupa Alex. Jadi mungkin karena itu ia tak tahu bahwa cowok resek yang dua kali ia temui ialah Alex
"Wait-Wait" Nasya menghentikan pikirannya tiba-tiba. "..ngapain gue kebayang hal tadi?"
" ...ihh apa an sih!!" Omel Nasya terhadap dirinya sendiri.
Inggin mengalikan pikirannya, Nasya pergi ke rak yang terdapat banyak tatanan novel rapi di ruang kamarnya.
Mengambil salah satu novel yang kemarin baru ia beli dengan judul terbirnya matahari.
Gadis itu duduk di kursi yang tersedia depan meja belajarnya. Lalu membuka Novel halaman pertama dan membaca nya.Gadis itu sangat gemar membaca. Sudah dari kecil ia suka sekali dengan buku cerita. Tak heran jika kamarnya di penuhi oleh buku-buku novel yang telah ia kumpulkan sejak dari SD. Gadis itu bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk membaca kertas yang berisi barisan tulisan.
Dret.. Dret.
Ponsel Nasya berdering. Ia menghentikan aktifitas membaca nya, dan berali mengambil ponsel miliknya. Terdapat panggilan masuk dari Firda. Ia pun segera menjawab panggilan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girls Story
Teen FictionYa, gadis itu bernama Nasya, Lebih tepatnya Nasya Agnessia. Seorang gadis remaja yang terlahir dari keluarga yang sebenarnya kaya, tapi orang tuanya mengajarkan hidup sederhana dan gadis itu pun sudah terbiasa hidup dengan kesederhanaan. Papa nya be...