Part 6

34 5 0
                                    

Pagi yang cerah, sang surya mulai memancarkan sinarnya. Jam pun telah menunjukkan pukul 06.30 WIB.
Nasya serta keluarga nya, tengah sarapan bersama.

"Ini mama masakin nasi goreng"

"Makasih ma" ucap Nasya

"Udah lama Nathan gak makan nasi goreng buatan mama" sahut Nathan

"Makanya kak, jangan kelamaan kuliah." Tegur Nasya sambil kemudian memakan sesendok nasi goreng

"Nasya mulai hari ini diantar sopir papa ya" sahut Burhan papa Nasya

"Gak usah deh pa, Nasya kan udah biasa naik angkot."

"Ini demi kebaikan kamu."

"Tapi pa.."

"Gini aja, kamu diantar jemput sopir papa sampai tangan kamu benar-benar sembuh. Kalau sudah sembuh, kamu boleh naik angkot sesuka hati kamu. Bagaimana?"

"Iya. Nasya setuju. Kalau gitu Nasya berangkat dulu ya ma,pa."

"Iya sayang, pak. Budi udah nunggu kamu di depan"

Pak. Budi ialah Nama sopir yang dibayar Burhan untuk mengantar jemut Nasya.

Beberapa menit kemudian tibalah Nasya di depan sekolah nya, SMA 2. Turunlah Nasya dari mobil papanya. Ketika hendak memasuki halaman sekolah nya. Ia berpaspasan dengan Afifah sahabat nya yang juga baru saja datang. Nasya pun masuk ke kelas bersama Afifah.

Tibalah di kelas. Nasya meletakan tas nya di bangku nya. Begitupula dengan Afifah. Nasya sebangku dengan Firda sedangkan Aafifah sebangku dengan Tia, yang merupakan ketua kelas tapi Tia bukan termasuk sahabat mereka, melainkan hanya teman satu kelas.

Suasana di kelas IPA 2 sangat berisik. Sebab Bu. Dian guru sejarah pagi itu tidak bisa datang dikarenakan ada suatu kepentingan, sehingga beliau tidak bisa datang. Walau bu. Dian tidak datang tetapi ia selalu memberi kan tugas kepada muridnya.

Seperti biasa, siswa perempuan kini sedang konsen-konsennya mengerjakan tugas sejarah. Tapi bertitik balik sama siswa laki-laki yang hanya memlilih main handphone, mondar-mandir gak jelas, ke kantin, trus ganguin anak cewek deh.

"Hee, tugas dari bu. Dian di kerjain dong" sentak Tia ketua kelas.

"Males, paling juga kita sendiri nanti yang nyocokan." Sahut Andra.

"Ih, susah ya ngomong sama kalian tuh" kesal Tia.

"Ee yang nomer 3 gimana Nas? Gue udah cari gak ada jawaban nya." Tanya Afifah

"Nih," Nasya menyerahkan buku tulisnya kepada Afifah. Menadahkan bahwa ia sudah selesai mengerjakan tugas nya.

Bu. Dian hanya memberi tugas lima soal saja. Tapi tau kan guru sejarah, ngasih soalnya lima tapi jawabannya bisa sampek lima lembar!! Hadehhh..

"Loe udah selesai Nas? Pinter banget loe"

"Firda juga udah selesai kok."

"Haa?? Kok bisa sih"

"Kita dari tadi tuh mojok ngerjain tugas ini." Sahut Firda

"Kok kalian gak ngajak gue sih?"
Ucap Afifah

"Lagian loe maen handphone mulu" jawab Nasya.

"Ya udah tuh kerjain, gue sama Nasya mau ke perpus dulu. Ohya jagan lupa kumpulin ya. Yuk Nas" ajak Firda

"Dahh,, Afifah"

Ucapan Nasya di balas lirikan kesal Afifah. Nasya dan Firda pun tertawa terbahak-bahak kemudian pergi meninggalkan Afifah dengan tugasnya.

The Girls StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang