The New Me

6. Kerja dan Hubungan

Setelah dua hari tidak bekerja, saya akhirnya meletakkan pertahanan saya dan mencoba pergi. Lagi pula aku tidak bisa melarikan diri selamanya, jadi sebaiknya aku menghadapinya sekarang.

Saya ditempatkan di cabang dua. Itu masih terletak di kota tetapi lebih dekat ke kota tetangga. Saya perlu menghabiskan satu jam dua puluh menit di jalan untuk sampai ke sana dari cabang utama.

Jantungku terus berdetak kencang ketika aku mendekati gedung.

'Tenang' Aku terus mengulangi pada diriku sendiri. Keamanan menyambut saya dengan "Selamat pagi", dan saya membalas salam. Ketika saya melewati petugas keamanan, saya menyeka keringat imajiner saya.

Sejak aku bangun sebagai Iris Lin kali ini, aku telah menggertak dan hidup seolah-olah aku adalah dia. Dan saya akan terus melakukannya. Maksudku, bahkan jika aku ingin kembali, aku tidak tahu bagaimana melakukannya. Setidaknya untuk saat ini.

Saya menganggukkan kepala kepada siapa pun yang saya temui di jalan karena lebih aman di sini. Semakin sedikit saya berbicara, semakin sedikit kesalahan yang bisa saya lakukan. Saya juga tidak melupakan ekspresi wajah saya - saya harus tampil sedikit ramah dan mudah didekati.

Lift terbuka, dan aku masuk ke dalam bersama dua karyawan lainnya. Mereka tersenyum kepada saya tetapi tidak berbicara, jadi saya melakukan hal yang sama. Aku menekan nomor lantai tempatku turun sebelum dengan kosong menatap bayanganku. Kami harus bekerja pada level yang sama karena dua lainnya tidak menekan apa pun.

Dua karyawan dengan saya sibuk dengan telepon mereka. Ketika karyawan lain selesai mengetik, telepon karyawan lainnya menyala. Itu berlanjut sampai kami mencapai lantai kami. Saya melihat wanita mengenakan syal di lehernya membeku sesaat ketika dia mengangkat kepalanya. Dia pasti melihatku menatap mereka melalui cermin, tetapi dia berhasil menenangkan diri setelah beberapa saat, kemudian dia buru-buru turun. Dia bertindak seperti pencuri bersalah yang tertangkap basah.Yang lain dengan santai mengikuti di belakang.

Saya tidak memikirkan apa artinya itu. Namun, saya mendengar mereka berbicara di belakang saya.

"Astaga, itu mencekik. Kita bahkan tidak bisa berbicara satu sama lain. Dan sangat menakutkan bagaimana Lin memperhatikan kita!" Wanita dengan syal resah.

"Aku melihat. Tapi kenapa kamu bersikap seperti itu? Bukannya dia bisa melihat percakapan kita." Yang lain bereaksi.

Wanita dengan syal itu bertindak seolah-olah dia tidak mendengar apa yang dikatakan orang lain dan melanjutkan, "Apakah kamu pikir dia akan mengeluh kepada ayahnya tentang kita?"

"Tenang, jangan menyimpannya dalam hati. Siapa yang tahu jika dia berpura-pura? Aku mendengar bahwa visinya menurun."

"Dia memakai kontak."

"Apakah kamu yakin itu kelas yang benar?"

"Hah? Apa maksudmu dengan itu?"

"Dari apa yang saya dengar, penglihatannya benar-benar buruk. Mereka melakukan operasi, tetapi terus menurun, dan penyebab sebenarnya tidak diketahui. Secara teknis, kami tidak melakukan kesalahan apa pun jadi bertingkahlah secara normal."

"Astaga, Jika itu benar, mengapa dia masih pergi bekerja? Dia bahkan tuli."

"Tentu saja dia bisa melakukan apa yang dia inginkan, lagipula dia pewarisnya."

Pertukaran mereka berlanjut sampai aku tidak bisa mendengar mereka lagi. Kedua wanita itu mungkin mencapai pos mereka.

Karena setiap lantai memiliki bagan organisasi dan tata letak area, saya tahu ke mana harus pergi. Kantor yang diberikan kepada saya terletak di depan ruang konferensi di sebelah kanan. 'Hai,' halo dan 'pagi yang baik semua diucapkan kepada rekan-rekan saya sebelum saya menutup pintu.

Dindingnya terbuat dari kaca dan - meskipun orang-orang dari luar tidak bisa melihat bagian dalam- dari dalam ruangan, bagian luarnya jelas. Saya bisa melihat semua orang yang mendekati kantor.

Mempertimbangkan bahwa itulah masalahnya, saya memeriksa semua file orang-orang di sekitar saya. Informasi penting mereka seperti nama, umur, universitas tempat mereka lulus, dan pengalaman mereka selama bertahun-tahun semuanya saya baca.

Setiap kali seseorang memasuki kantor saya, ada perasaan gelisah. Karena periklanan dan pemasaran terus berkembang, ada kebutuhan untuk menganalisis tren, melihat data baru, dan mengikuti perkembangan zaman. Sebagai ketua kelompok, semua persetujuan jatuh pada saya.

Tidak bekerja selama dua hari berarti pekerjaan telah menumpuk, jadi saya memutuskan untuk tidak makan siang. Satu-satunya waktu saya berdiri dari kursi adalah ketika saya pergi untuk istirahat di kamar mandi dan membuat teh.

Manusia pasti dilahirkan sebagai penggosip alami karena sering ada bisikan di sekitar ruang istirahat, dan bahkan dalam ruang kecil, orang-orang menemukan waktu untuk melakukannya.

"Hei, apakah dia menyetujuinya?"

"Aku disuruh membuat yang baru."

"Tsk, yang dia lakukan hanyalah menolak."

"Apakah dia tahu sesuatu?"

Tak perlu dikatakan, saya adalah pusat pembicaraan mereka. Saya mengerti. Wanita ini baru berusia sembilan belas tahun, tetapi sudah dalam posisi 'Ketua'. Ini adalah pos yang harus diberikan kepada seseorang dengan gelar sarjana.Tapi apa yang bisa kamu lakukan? Ia dilahirkan dengan kekuatan. Orang tuanya memiliki bisnis ini sehingga mereka harus menghadapinya.

Tidak semua orang bisa menjadi sukses, dan tidak semua orang di posisi itu layak mendapatkannya. Orang lain bisa dilahirkan dengan itu.

Dan tentunya tidak semua orang sudah kompeten dengan pekerjaan mereka saat pertama kali mereka mencobanya.Dibutuhkan tingkat adaptasi, dedikasi, dan pemahaman tertentu bersama dengan tanggung jawab untuk naik agar menjadi lebih baik dalam sesuatu.

"Gosip tidak membawamu ke mana-mana, pecundang." Saya pikir. Saya merasa sedih karena saya menjalani kehidupan 'dia'. "Beri aku waktu, kau babi!"

Ketika tiba waktunya untuk pulang kerja, ada lagi suasana yang menyenangkan. Saya sengaja membiarkan diri saya ditinggalkan oleh tim. Itu untuk memberi ruang bagi karyawan lain dan saya agar saya tidak terpengaruh oleh kata-kata mereka. Bagaimanapun juga, 'aku' yang sekarang menolak sesuatu.

Setelah tepat sepuluh menit, saya turun karena kepala saya sudah bersih.

220219