The New Me

29. Fall

Ketika durasi siang hari menjadi lebih singkat dan suhu menjadi sangat dingin, Anda akan menyadari bahwa Musim Gugur telah tiba. 

Suatu sore, Luke mengunjungi saya di rumah. Saya memakai kacamata lensa lingkaran dan menyisir rambut saya. Atasan saya besar sehingga menyembunyikan celana pendek saya. Saya tidak tahu apa yang saya pikirkan ketika saya membelinya tetapi memiliki cetakan polkadot yang berwarna-warni. 

"Ini ..." Dia membeku di pintu, melihatku turun. Bahkan pelayan yang menjemputku memiliki kepala tertunduk malu. 

"Ya?" Kataku dengan polos mengedipkan mataku. 'Setidaknya aku berpakaian lengkap' ' 

"Apakah kamu Iris? " Dia bertanya dengan heran. 

Saya menahan diri dari memutar mata ketika saya mengatakan kepadanya, "Tidak, Tuan, Anda datang ke alamat yang salah. Sekarang tolong pergi." Saya dengan ringan mendorongnya keluar.

Dia meraih tanganku sambil berkata, "Maaf. Aku tidak akan bercanda lagi tentang pakaianmu." 

Baiklah, saya tidak akan picik."Kamu sebaiknya tidak. Masuk." Saya membawanya masuk ke ruang tamu. 

"Jadi, ada apa?" Saya bertanya kepadanya ketika dia duduk. 

"Ini" Dia meletakkan kotak di atas meja. "Ibuku ingin kamu mencoba kue-kue ini, dia membuatnya sendiri." Dia tersenyum sambil menunggu putusan saya. 

Saya mengambil kotak itu dan membukanya. Itu adalah kue cokelat. Saya mendapat satu dan segera mencobanya. 

"Yum ~ sangat bagus! Katakan pekerjaan yang baik padanya."Saya mengatakan isian lagi satu sama lain. Saya hanya tertarik makan dan tidak keberatan dia menatap. 

"Iris." Dia dengan lembut memanggil ketika aku mengangkat satu alis. 

"Mereka benar-benar bagus," aku mengulangi. 

"Kamu telah berubah." Dia berkata. 

Kali ini saya memperhatikannya ketika saya bertanya, "Dengan cara apa?" 

"Dalam segala hal. Sepertinya kamu terlahir kembali. Sekarang kamu bahkan suka makan manisan ketika kamu menjauhi itu sebelumnya." 

Perlahan aku menggigit kue yang kupegang sambil menunggunya melanjutkan. 

"Dan kamu adalah wanita yang sangat manis yang selalu mencariku. Aku tidak mengatakan itu buruk. Kita masih sedekat dulu, kamu masih bermain-main denganku seperti sebelumnya, tetapi sekarang rasanya seperti kamu ' kembali sedikit suam-suam kuku ... " 

Aku masih diam sambil terus mendengarkan. 

"Tapi jujur ​​saja, aku lebih suka sekarang. Tolong jangan membenciku karena mengatakannya, tetapi kamu sekarang sedikit kurang lekat, dan kurang halus. Bagi saya pribadi, saya pikir itu hal yang baik. Setidaknya kamu tidak akan terluka dengan mudah. ​​" 

Saya secara tidak sadar menggigit kue saya setelah mendengar dia mengatakan bahwa saya melekat. Tidak tunggu, dia mengacu pada tubuh ini. 

"Ini," kataku sambil mengulurkan kue. 

"Apa?" Dia bertanya dengan tercengang dengan tindakan saya. 

"Ambillah. Ada cokelat." Kataku saat tanganku masih menggantung di udara. 

Dia mengambil kue dan bertanya, "Ya?" 

"Wanita menyebutnya hormon bahagia. Kakak terlihat sangat serius. Makanlah untuk membantu kamu meringankan suasana hatimu." Saya mengatakan membenarkan tindakan saya. 

Dia tertawa kecil ketika berkata, "Kamu yang baru ini benar-benar baik, saudara senang." 

"Ngomong-ngomong, kamu datang ke reuni sekolah menengah kan? Tahun lalu kamu tidak pergi. Tahun ini, Lily membantu mengaturnya." 

"Aku akan memastikannya ketika aku sudah mengirim kartu undangan," kataku dengan jujur, belum ada undangan. 

"Mereka mungkin terlambat distribusi. Aku sendiri tidak memilikinya. Lily baru saja menyebutkannya denganku di Universitas. Dan dia akan menelepon untuk memberitahumu aku yakin." Dia bilang. 

Saya menatapnya sejenak tetapi memutuskan untuk membiarkan topik ini meluncur. "Aku yakin itu benar." 

"Jangan khawatir, aku akan ada di sana," katanya meyakinkan. 

__________________ 

Reuni adalah pada tanggal 12 bulan itu dan saya menerima kartu sehari sebelumnya. Lily juga memanggilku hari itu. 

"Riri, kamu harus datang ke reuni kami. Tidak bukan pilihan, nona." Dia berkata dari sisi lain. 

"Aku- aku akan memastikannya," kataku dengan takut-takut. 

"Riri, hanya kita yang aku janji. Aku sudah memeriksa kehadirannya." 

"..." Aku tidak punya keinginan untuk melanjutkan ini. 

"Silakan? Teman baik?" Dia memohon. 

"Tentu," kataku dan telepon berakhir. Mereka baru lulus SMA dua tahun lalu dan punya otak untuk pergi ke reuni setahun kemudian? Mereka hanya memamerkan kekayaan mereka. 

Saya memeriksa waktu dan sudah jam empat sore. Saya bangun dan membuat persiapan untuk besok. Sangat disesalkan buku hariannya tidak memasukkan hal-hal tahun lalu dan sebelum saya datang ke sini kalau tidak saya mungkin tahu beberapa hal. 

Yah, tidak sulit untuk menebak bahwa dia mungkin takut mengingat hari-hari sekolahnya. 

___________ 

Di tempat mereka menyewa untuk reuni, orang-orang mulai berkumpul di pintu masuk. 

Reuni dimulai lebih awal karena mereka memiliki pendaftaran resmi tamu. Setiap lulusan dapat bersolo karier atau bersama teman-teman atau memiliki orang luar sebagai pendamping, baik itu yang terjadi. Mereka memiliki karpet merah sejak Anda melangkah keluar dari mobil Anda pergi ke pintu utama. Di sampingnya, ada dinding besar yang dihiasi dengan indah untuk foto-foto. 

"Ms. He, Anda telah melakukan sesuatu yang luar biasa."Disambut oleh alumnus. 

"Terima kasih. Aku baru saja menciptakan sesuatu yang dapat membantu mengubah suasana hati," kata Lily dengan suara lembut yang manis. 

"Oh ~ jadi itu dibuat secara pribadi. Kamu benar-benar hebat dalam hal itu. Itu benar, aku ingat selama tahun terakhirku bahwa ada seorang siswa yang diakui oleh pemerintah kota di masa-masa awal sekolah menengahnya yang berbakat dalam seni. Itu pasti pernah menjadi kamu. "Wanita itu berkata dengan nada kagum ketika Lily tersenyum. 

Tapi begitu dia berbalik, kilatan melintas di matanya. Dia segera memasuki tempat untuk misa dan upacara penyambutan. 

Selama waktu ini, saya masih di rumah memilih gaun saya.Karena saya khawatir tentang mengenakan pakaian putih. Saya memilih di antara yang berwarna. 

Ketuk, ketuk. 

"Iya nih?" Saya berkata kepada orang di depan pintu saya.

"Nona muda, Sir Luke telah menunggu sebentar." Pembantu itu berkata melalui pintu yang tertutup. 

Aku mengerutkan bibirku ingin berkata, "Jadi, bagaimana dengan itu? Biarkan dia." Tetapi memutuskan untuk tidak melakukannya karena saya telah memanggilnya untuk menjemput saya. 

"Katakan padanya aku akan turun dalam beberapa menit," kataku dan mengambil baju hitam tanpa tali. Atasannya dibungkus dengan detail boning dan lipit. Siapa bilang saya hanya bisa memakai rok?

100319