The New Me

42.mimpi

Meskipun sudah terlambat, orang tua saya masih tidak di rumah. Hanya pelayan kami di sini yang memberi saya tatapan bertanya 'Dengan siapa kamu? Apakah kamu tidak berjalan-jalan? '. Saya baru saja melewati mereka. 

Saya kembali ke kamar saya dengan gembira. Setelah saya mandi dan mengganti pakaian, saya membuka kantong kertas dan meletakkannya di tempat tidur. Aku duduk di tempat tidur menghadap ke kotak ketika aku dengan cermat memperhatikannya. Tidak ada yang terjadi. Saya membukanya dan itu sama dengan apa yang diberikan teman saya kepada saya: kosong. 

Saya berbaring dan memikirkan bagaimana saya bisa menggunakannya atau jika itu bisa membantu saya.Waktu berlalu dan saya tidak bisa memikirkan cara. Saya membuka telepon saya dan mencoba mencari, web terus memberi saya mesin waktu sebagai hasilnya. Itu bagus jika mereka berhasil tetapi hanya ada teori dan studi yang ditulis. 

'Berpikir. Apa yang saya lakukan untuk mengakhiri ini?Apakah ini ajaib? '

Lalu aku duduk dan mulai mengikuti mantra yang baru saja kutemukan untuk melawan sihir hitam. Mereka mengatakan bahwa semakin kuat Iman, Kekuatan-kehendak dan Emosi yang melekat pada Mantra, semakin baik. Saya mengulanginya tiga kali lalu membuka mata saya.Itu tidak mengubah apa pun di sekitar saya tetapi itu membantu saya menenangkan pikiran saya. 

Kemudian saya melihat bayangan berlari melewati saya. Dia berlari melewati hutan saat dia dengan cemas terus bersembunyi di balik pohon-pohon besar. Ada kesunyian yang mematikan di sekelilingnya. Hutan agak gelap sehingga saya tidak bisa melihat banyak tetapi gadis itu terus berlari terlepas dari semua itu. Sesuatu menetes darinya ketika tangannya memegangi sebuah benda lalu sesuatu berdering ketika dia berbalik. 

Saya terbangun oleh alarm saya. 

Sepertinya saya tertidur setelah semalam. Itu aneh.Saya memiliki mimpi yang sama dan seperti terakhir kali saya bisa merasakan detak jantung saya. Itu berdebar keras. Aku meletakkan satu tangan di dadaku ketika aku memikirkan apa yang digambarkan oleh mimpiku.Aku duduk di tempat tidur dan mengerutkan alisku dengan pikiran yang dalam. Apa ini? 

Tanpa sepengetahuan saya, pelayan kami telah memanggil saya keluar selama tidur saya dan karena saya tidak akan bangun tetapi terus mendengus pada tidur saya, dia berlari keluar dari kamar dan memanggil ibu saya yang masih bersiap untuk pergi bekerja. 

"—Ling?" 

"—Tentang?" 

"Iris, sayang?" 

Sebuah tangan meraih lenganku dan aku tersentak bangun. Aku mendongak dan melihat ibuku tampak khawatir. Wajahnya yang cantik tampak terjepit ketika dia bertanya padaku, "Kamu baik-baik saja?" 

Butuh beberapa waktu sebelum benak saya mencatat apa yang terjadi. Ibu ada di sini untuk memeriksa saya.Saya melihat sekeliling kamar saya dan menemukan beberapa pelayan berbaris di sudut. 

"Aku baik-baik saja ibu. Ini hanya mimpi," aku tersenyum meyakinkan. Aku bahkan tidak tahu apakah itu buruk karena semua yang dia lakukan adalah berlari. 

Alisnya masih tertutup ketika dia bertanya lagi, "Apakah kamu benar-benar baik-baik saja? Katakan yang sebenarnya pada ibu." 

"Saya baik-baik saja." Aku berkata dengan nada yang sangat meyakinkan dan memegang tangannya dengan meyakinkan. Dia terlihat seperti akan mengatakan sesuatu tetapi kemudian menggelengkan kepalanya dan menghela nafas kemudian aku mendengarnya memberitahuku, "Kalau begitu istirahatlah sebentar. Cobalah melupakan hal-hal buruk. Jangan memikirkannya. Kamu tidak perlu pergi ke bekerja jika tubuh Anda tidak mengizinkan. " 

Saya menjawab 'ya' tetapi bersikeras untuk pergi bekerja.Itu hanya sebuah mimpi. Saya tidak sakit sampai-sampai bolos kerja. Dia kemudian memberi saya ciuman di dahi saya sebelum pergi tetapi tidak sebelum meminta pelayan untuk melapor kepadanya jika sesuatu seperti ini terjadi kedua kalinya. 

Saya pergi bekerja tanpa banyak kesulitan. Mimpi itu segera terlupakan dan saya dihadapkan dengan kenyataan. Karena peristiwa baru-baru ini, proyek kami telah dikirim ke kantor utama untuk ditangani oleh tim yang berbeda. Meskipun mereka mengatakan kepada kami bahwa itu karena ada perubahan rencana dan tenggat waktu juga semakin dekat, itu pasti keputusan orang tua saya untuk membuat saya merasa nyaman untuk beberapa hari mendatang. 

Hanya satu proyek yang tersisa untuk kami kerjakan dan saya fokuskan seluruh energi saya untuk menyelesaikan apa yang kami miliki. Hanya karena kita dibiarkan dengan hanya satu tidak berarti mudah untuk memenuhi kewajiban saya. 

Orang-orang di sekitar saya sekali lagi memiliki asumsi sendiri tentang apa yang terjadi. 

"Untuk merampas proyek di bawah hidung kita, apakah itu berarti kita tidak cukup baik?" 

"Bukan itu. Kudengar mereka memiliki ketua yang lebih baik di sana." 

"Jika kamu mengatakannya seperti itu maka itu bisa dimengerti. Apa yang bisa dilakukan oleh seorang putri belaka yang hanya bergantung pada orang tuanya? Yang terbaik adalah memberikannya kepada seseorang yang lebih cakap." 

"Bagus dan semuanya, tapi kuharap dia tidak akan menyeret kita bersamanya. Untuk tetap di tim yang sama dan sebagai perwira juniornya itu memalukan." 

"Kamu mengatakannya. Aku hanya bisa mengangkat kepalaku tinggi saat memperkenalkan tempat kerjaku tetapi tidak pada tim yang ditugaskan padaku." 

Orang memang berubah-ubah.Ketika media terus memuji saya, mereka melakukan hal yang sama tetapi sekarang berita itu tidak menyebutkan saya, mereka sudah lupa.Haruskah saya menamparnya dengan uang kertas? 

Saya mengangkat telepon saya dan membaca pesan Luke dan Liam. 

Dari Liam: "Kemarin pria itu menggertakmu? Katakan saja padaku dan aku akan menjaganya. Luke baik-baik saja tapi dia sedikit di tepi dan aku ingin tahu apakah kamu sama. Bicara dan gantung keluar. Yang terbaik adalah menjernihkan pikiran Anda tentang masalah ini. " 

'Apa masalahnya? Apakah ini masalahnya dengan Lily? Saya sudah lama melupakan.Biarkan saudaramu sendiri yang mengendalikan emosinya ' 

Dari Luke: "Bagaimana kabarmu? Maaf jika aku tidak mengirimimu pesan selama beberapa hari terakhir. Aku agak sibuk dengan sekolah. Sampai jumpa di lain waktu?" 

Masalah dengan Lily adalah 70 persen terkait dengan Luke.Mengapa saya harus menanggung semua ini? Orang tua saya membutuhkan saya.Saya pulang ke rumah menguatkan hati saya dalam resolusi bahwa saya harus kembali. 

Jadi sekarang saya dihadapkan lagi dengan kotak di depan saya. Saya dengan sepenuh hati berharap bahwa asap akan keluar dan membawa saya pergi atau jika saya membukanya, pusaran datang dan menelan saya maka saya akan membuka mata saya dan melihat bahwa saya kembali ke kehidupan saya yang berusia 31 tahun. 

"Omong kosong?" Saya mencoba nyanyian.

"Oh, Tuhan, tolong biarkan aku pergi." Kali ini saya berdoa dengan keras. Di depan saya, lilin menyala mengelilingi kotak. 

"Saffron!" Saya meneriakkan nama teman saya yang memberi saya kotak yang sama dengan tongkat geser yang terbuat dari kertas gulung, tetapi tetap saja tidak terjadi apa-apa. 

Saya berlutut dan bersujud kemudian bermeditasi. Saya tertawa pahit atas apa yang saya lakukan. Aku terlihat seperti orang bodoh di dalam kamarku. 

200419