The New Me

31. Petals Fall

Dengan dia menyebutkan masa lalu, mata Rose menyipit.

'Jadi begitu? Apakah mereka benar-benar ...? '

Dalam buku harian tubuh ini tertulis bahwa suatu hari selama kompetisi di sekolah menengah, dia merasa menyesal bahwa seseorang yang dia temui tidak berhasil karena patung kertasnya dihancurkan. Iris menjadi senang ketika dia melihat ayahnya datang untuk menonton. Iris kecil menang sementara sahabat barunya yang ditemukan menjadi runner-up. Dia menulis bahwa dia dengan mudah mengklik dengan temannya mengingat mereka tertarik pada seni.Namun setelah kompetisi, dilaporkan bahwa seseorang dengan sengaja menghancurkan satu kontestan dan jepit rambut ditemukan. Terungkap bahwa itu adalah Iris yang menolak keterlibatannya. Ayahnya yang ada di sana pada waktu itu mengetahui apa yang terjadi dan datang untuk menyelesaikan situasi. Panitia yang hadir menganggap adegan itu sebagai kesalahpahaman sederhana tetapi kemudian dikabarkan bahwa mereka hanya harus melakukannya untuk menjilat ayahnya.

Mata saya menjadi gelap ketika saya mengingat apa yang saya baca. Pengalaman tubuh ini terlalu berat bagiku.Terlalu banyak orang yang iri hati mengelilinginya sehingga sulit bergerak. 

"Aku yakin ada kesalahpahaman di suatu tempat .." kataku lemah lembut ketika mataku tertunduk. Ini membuat mereka percaya bahwa dugaan mereka benar. 

"Nona, itu sudah lama sekali. Kalian semua bertingkah seperti nenek yang mengingat masa lalu yang pahit." Kata Nuh setelah beberapa waktu.Dia terus menggelengkan kepalanya sambil menghela nafas. 

Jika saya boleh, saya ingin memberikan jempol pria itu.Tidak apa-apa jika dia membenciku ketika kita masih muda tapi kita sekarang sudah dewasa. Jika mereka punya otak maka mereka akan memahami keseluruhan cerita dan tidak secara membabi buta mendengarkan bisikan. 

Rose mengerucutkan bibirnya ketika dia berkata, "Seperti yang Anda katakan. Sudah terlalu lama bahwa saya mulai lupa." Dia dengan enggan duduk kembali ketika orang-orang mulai melihat kelompok kami. Amara dengan enggan mengikuti tindakannya. 

Pembawa acara sekali lagi bangkit di atas panggung dan mengumumkan pemenang undian undian. Nama-nama itu disusun dari formulir pendaftaran dan dimasukkan ke dalam akuarium. Tanpa diduga Rose dipanggil ke tempat ketiga dan memenangkan laptop yang disumbangkannya ke sekolah.Hadiah kedua diberikan kepada seseorang yang dua tahun lebih tua dari kita. Dia memenangkan mobil baru dan bertekad untuk mempertahankannya. Pemenang hadiah utama malam itu adalah Lily. Dia memenangkan liburan mewah untuk dua orang. Semua biaya dibayar. 

"Wow, surga pasti tahu siapa yang baik dan siapa yang tidak," kata Amara. Saya tidak membayarnya ke pikiran. Apa yang dia banggakan ketika dia belum menang sendiri? 

Di atas panggung, mata Lily melebar ketika tangannya terbang ke mulutnya. "Ya ampun. A-Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku senang bisa dipilih?" Dia berkata ketika pembawa acara menanyakan perasaannya. 

"Lalu bagaimana kalau memberi tahu kami dengan siapa kamu akan pergi liburan?" Pembawa acara bertanya ketika kerumunan bersorak penuh semangat. 

Pipinya dan bahkan kulitnya yang terbuka memerah warna kemerahan memberinya banyak daya tarik saat dia menjawab, "A-Aku tidak punya siapa pun dalam hubungan semacam itu." 

Kerumunan mencemooh dan dia melihat ke arah kami. "Aku hanya akan membaginya dengan temanku." Dia akhirnya berkata. 

"Nah, itu mengecewakan." Pembawa acara berkomentar di sisinya. "Tapi siapa teman yang beruntung? Laki-laki? Perempuan? Bisakah kita berharap sedikit?" 

"Seluruh sekolah tahu bahwa aku hanya punya satu sahabat." Dia menjawab dengan mata masih tertuju pada kami. Kerumunan juga melirik kami dan kemudian mulai berbisik. 

Lily kembali ke tempat duduk kami setelah pembawa acara menyuruhnya kembali. Kami dilayani makan malam ringan dan lebih banyak minuman saat mereka menyewa seorang penyanyi untuk menghibur kami dengan musiknya sementara kami menikmati malam. 

Bagian terakhir dari program ini adalah tayangan slide kenangan. Alih-alih menggunakan monitor 50 inci di depan, mereka memilih proyektor sehingga bahkan orang-orang dari baris terakhir dapat melihatnya. 

Itu dimulai dengan gambar sekolah tua dengan pendiri hitam dan putih kemudian dengan siswa dan guru pertama. Ada beberapa teks yang membaca sejarah sekolah. 

Mereka juga mendedikasikan sebagian untuk guru dan teman sekelas mereka yang sayangnya belum cukup hidup sampai hari ini. Beberapa menangis ketika mereka mengingat wajah mereka. 

Kemudian itu menunjukkan senior kami dari tahun pertama mereka sampai mereka lulus. Pesta prom dan festival sekolah. Mereka bahkan menunjukkan foto-foto siswa yang paling menonjol selama waktu mereka yang mendapatkan lebih banyak kekaguman. 

"Wow! Jika mereka tidak menunjukkannya maka aku mungkin sudah lupa seberapa pintar kamu." Seorang senior menepuk punggung teman duduknya. 

"Benar. Lihat saja ini," salah satu tablemate mereka menggulung lengan bajunya dan menunjukkan lengannya."Aku merinding!" 

"Tapi tidak peduli seberapa baiknya dia, itu tidak ada di dekat Ellis." Seorang gadis dari meja sebelah berkata sementara yang lain mengangguk setuju. 

"D * mn, popularitasku sudah terkubur." Pria itu berkata tanpa daya ketika mereka semua tertawa. 

Kemudian tahun sekolah kami muncul dan foto-foto dari buku kelulusan kami ditampilkan. 

Wajah saya dalam gambar itu bahkan lebih muda dan terlihat manis. Rambut saya direndahkan ketika saya tersenyum ke arah kamera. 

Layar tiba-tiba menjadi hitam dan setelah dua detik kembali dengan gambar baru. Itu adalah rekaman sekolah, seorang gadis mengenakan seragam mengeluarkan surat dari lokernya lalu membacanya. Adegan berubah menjadi tempat di dekat lapangan sekolah ketika seorang pria terlihat berbicara dengan gadis itu dan gadis itu menggelengkan kepalanya dan membungkuk. Itu tampak seperti pengakuan dan penolakan. Kemudian datang lagi satu lagi, rekaman ini menunjukkan dengan jelas fitur gadis itu. Gadis itu masuk ke dalam ruang kelas kemudian rekaman itu berubah ke sudut lain saat itu menunjukkan apa yang ada di dalamnya. Gadis itu terlihat lurus seperti laki-laki terlihat di ujung yang lain; lelaki yang dia tolak dari slide sebelumnya yang menurunkan celananya dan membelainya. 

"Hentikan!" Luke meraung pada orang yang bertanggung jawab atas slide. Orang yang bertanggung jawab dengan cepat mencabut perangkat.Tapi sudah terlambat, seluruh alumnus telah melihat wajah itu. 

Itu aku. 

100319