The New Me

41. Momen dengan Aster (2)

Karena saya gagal masuk ke dalam klub, saya menyuruh Aster menemani saya makan malam. Dia sangat patuh dan kami banyak mengobrol. Hari ini dia bukan ekorku saat dia berjalan dan duduk di sampingku.

"Jadi kamu tidak mengatakan apa-apa?" Saya bertanya kepadanya setelah dia mulai memberi tahu saya tentang masalah yang mereka hadapi di rumah. Ketika saya berurusan dengan Lily, mereka juga menghadapi 'musuh' mereka. Setelah hanya beberapa bulan mengenal wanita itu, ayah mereka sudah berpikir untuk menikahinya.Wanita itu bahkan sering mengunjungi rumah mereka dan kadang-kadang dia akan tidur. Dia akan menyiapkan kotak makan siang untuk ayah mereka. Bahkan anak perempuan itu akan ada di sana dan tidak disengaja atau tidak, dia mulai memanggil ayah mereka 'ayah'.

"Apa yang bisa saya katakan dalam situasi itu? Dia hanya mengatakannya secara tiba-tiba. Dan dia sepertinya ingin menikahinya. Saya tidak tahu mantra macam apa yang dia miliki pada ayah, tetapi dia tidak akan mundur bahkan ketika saudara perempuan saya mengubah nadanya. " Dia bilang.

"Lalu bagaimana dengan Heather? Aku tidak tahu aku akan segera mendengar berita semacam ini. Baru dua bulan yang lalu ketika dia memberitahuku tentang wanita itu."

"Dia sibuk dengan sekolah dan seperti yang saya katakan, masalah di rumah. Jujur, dia sudah menyatakan kurang persetujuan dan ayah sedih. Lalu dua malam lalu dia pulang agak mabuk dan setelah melihat kakak saya, dia hanya melanjutkan dan mengoceh apa pun yang muncul di benaknya. Bahwa dia sudah meratapi kehilangan ibu kita selama tiga tahun dan dia bahkan tidak akan memberinya berkat yang dia minta. " Suaranya memiliki sedikit kesedihan ketika dia berbicara.

Kali ini, aku hanya bisa menawarkan kesunyian saat aku dengan lembut menepuk punggungnya.

"Aku baik-baik saja dan Heather baik-baik saja." Dia tersenyum. "Dia tidak selembut itu. Jujur dia bahkan tidak merasa tersentuh oleh kata-kata dari ayah itu, sebaliknya dia merasa lebih ragu tentang mengapa dan bagaimana ayah berubah ke arah itu malam itu." Lalu dia tertawa pahit sambil melanjutkan ceritanya."Dia mengira bahwa seseorang pasti sengaja membuat pernyataan ketika dia keluar. Setelah itu, baru kemarin, ayah sekali lagi membawa pasangan ibu dan anak di rumah dan secara resmi memperkenalkan mereka kepada para pelayan. Kami semua makan siang bersama dan ayah mengungkapkan bahwa mereka merencanakan hari besar mereka bulan depan. "

"Begitu cepat?"

Dia berbagi, "Uh huh, jadi segera setelah makan siang kami, Heather mengepak barang-barangnya dan pergi ke kakek nenek dari pihak ibu untuk memberi tahu mereka ketika aku pergi untuk tinggal bersama kakek nenek dari pihak ayah. Mereka terkejut mendengar cerita kami. Ayah hanya memberi tahu mereka bahwa dia melihat seseorang."Setelah sedikit terdiam dia melanjutkan. "Tahukah Anda bahwa kekayaan keluarga kami selalu bergantung pada keluarga ibu?"

"Tidak? Kenapa kamu bertanya? Dan mengapa memberitahuku hal-hal itu?"

Dia menjelaskan, "Karena kakak saya berpikir bahwa mereka datang kepada ayah untuk mendapatkan uang. Heather mendapat informasi yang menyatakan bahwa anak perempuan itu menghambur-hamburkan uang seperti tembakan besar ketika dalam kebenaran. Mereka hidup dengan tunjangan ayahnya dari perceraian orang tuanya. Kami Aku tidak memandang rendah pada ayah tapi dia adalah penjaga di salah satu klub malam di sini. "

"Itukah sebabnya kamu di sini?" Saya bertanya. Sejujurnya saya menganggap saya benar tetapi dia membuktikan saya salah.

"Tidak? Aku di sini untuk waktu yang baik. Sama seperti kamu." Katanya lalu mengedipkan mata padaku.

Saya terdiam. Saya menunggu untuk menawarkan bantuan saya jika dia mengatakan 'ya' dan mengatakan dia sedang mencari ayah tetapi dia datang dengan pola pikir yang sama seperti saya. Haruskah saya senang?

Memutar mataku, aku bertanya, "Jadi, mengapa kamu tidak memasuki pintu?"

Sekali lagi dia dengan ringan menggaruk hidungnya ketika dia menjawab, "Aku ingin tetapi aku tidak sengaja menarik id kamu terlebih dahulu sehingga mereka menyipitkan mata ke arahku itu sangat menakutkan, maka ketika aku akhirnya memberikan id, mereka memeriksanya dengan sangat teliti jadi aku menangkap dan menendang keluar dari garis. Saya tidak mencoba menyuap mereka ketika saya melihat bagaimana Anda gagal. "

Jadi dia menggunakan i.d palsu? Tunggu, apakah dia hanya mengejekku? Anak yang tidak tahu berterima kasih!

"Yah, kamu tidak senang aku mencobanya dulu." Aku memberitahunya dengan suara dingin.

Dia pasti sadar bahwa saya marah sehingga dia bertindak seperti anak yang tidak bersalah dan mengakui kesalahannya. "Kakak, aku minta maaf, itu tidak kupikirkan, tolong jangan marah?"

Sikap saya melunak, bahkan sebelumnya, saya mudah dibujuk oleh orang yang lebih muda dari saya. Saya terutama memiliki bintik-bintik lembut pada bayi dan anjing.

"Jangan khawatir. Saudari ini sangat murah hati. Masalah-masalah kecil semacam itu tidak cukup membuatku marah." Aku memberitahunya saat aku membusungkan dadaku. Saya bisa merasakan bahu saya terangkat.

Aku mendengarnya berkata pelan, "Jangan menggertak terlalu banyak, kalau tidak kamu akan menumbuhkan hidung lagi."

Aku memberinya tatapan mematikan dan dia menunjukkan padaku tanda perdamaian.

"Kamu sangat berbeda." Dia berbicara lagi.

"Dengar itu sebelumnya, butuh sesuatu yang baru." Kataku tidak peduli yang dia mendesah lembut.

"Aku benar-benar tidak tahu bahwa kita akan rukun. Aku mendengar dari kakakku sebelumnya bahwa kamu baik, anggun dan diam. Bahwa kamu mudah dipindahkan sehingga ketika kamu memiliki hubungan singkat karena dia memperingatkan kamu tentang mantan kamu tidak, sahabat masa lalu, saya pikir deskripsinya tepat. Seperti Anda dapat dengan mudah dimanipulasi tetapi berinteraksi dengan Anda memberi saya pandangan yang berbeda. Saya berharap untuk menjaga hubungan ini dari sekarang, saya berharap persahabatan kita tetap ada. "Dia dengan tulus memberi tahu saya.

"Tentu, itu yang terbaik." Saya menjawab dan tersenyum lalu memeluknya dengan cepat.

Kami mengakhiri percakapan kami karena kami berjanji untuk terus memperbarui satu sama lain melalui telepon kami bahkan jika kami nongkrong secara langsung dan dia juga meminta saya untuk tetap berteman dengan saudara perempuannya.

Saya benar-benar memiliki perasaan yang baik tentang mereka saat pertama kali kami bertemu dan saya berharap kami akan menjadi teman yang sangat dekat. Namun, sayang sekali aku sudah menemukan cara untuk kembali yang berarti lebih sedikit waktu dengan mereka.

Aster ingin menunggu bersamaku, tetapi aku tidak setuju dan menyuruhnya pulang lebih dulu. Bahkan jika dia laki-laki, saya bisa dibilang lebih tua dan saya harus memastikan kesehatannya.Sekarang ini bahkan laki-laki tidak aman. Aku kakak perempuan yang baik.

Saya berdiri sendirian di ruang tunggu dan ketika mobil yang dikenalnya berhenti, saya membuka pintu ketika saya mendengar dia berkata "Masuk" dan duduk tanpa pertanyaan. Saya berterima kasih kepadanya setelah mengirim saya ke pintu gerbang dan mengirim Liam pesan bahwa saya pulang dengan selamat. Dia menjawab, "Itu intinya. Kamu berhati-hati"

Itu benar. Kehidupan di sini membuat saya menjaga diri saya dalam setiap situasi.

100419