The New Me

37. Sehari Bersama Liam

"Dan jika kita berbalik dan berjalan lagi, kamu akan melihat beberapa perusahaan penerbitan. Ahh! Ini dia ..." Liam terus memperkenalkanku ke tempat itu. 

Aku menghentikan langkahku saat mengatur napasku. Jika ada tempat duduk maka saya dengan senang hati akan pergi bahkan jika itu kotor. Kaki saya sakit. Kami sudah berjalan tanpa henti dan saya memakai sandal wedge. 

"Dan pemilik res ini ..." "Iris?"Dia akhirnya merasakan ketidakhadiran saya ketika dia melihat ke belakang pada saya yang sudah duduk di dinding tempat duduk bata yang baru saja kita lewati. 

"Maaf. Aku tidak mempertimbangkan pakaianmu dan terus berkeliaran," katanya setelah naik ke sisiku dan melihatku memijat kakiku.

Liam lebih matang dibandingkan dengan kami bahkan dengan hanya selisih satu tahun dan interaksi kecilku dengannya selama kami tinggal di pulau menunjukkan bagaimana ia hanya berbicara ketika diperlukan. Hari ini dia seperti seorang pengusaha yang menjual produknya kepada saya dengan semua 'ini' dan 'itu'. Dia seperti ibunya, Cindy, dengan ucapannya yang terus-menerus ketika Anda tertarik padanya. 

"Tidak apa-apa. Anggap saja berjalan dan pakaianku adalah pasangan yang buruk. Aku benar-benar minta maaf karena menjadi turis kecil."Kataku berusaha terdengar keren. 

Jika dia berencana untuk membawaku ke sini, maka dia bisa mengantar kami berkeliling. Saya bisa duduk dan mendengarkan sementara dia bisa memperkenalkan bangunan dengan nyaman. Di mana mobilnya? Ketika saya melihatnya, dia berdiri tidak jauh dari saya. Jangan bilang dia menggunakan transportasi umum? Luke dapat memiliki mobil mewah dan dia tidak bisa? Kontras seperti apa ini? 

"Tidak. Itu salahku. Kalau saja aku punya mobil maka aku bisa mengantarmu kemana-mana dan kita bisa mencapai lebih banyak tempat." Dia mengatakan mengekspresikan penyesalannya. 

Wow! Bisakah orang ini membaca pikiran? Apakah dia akan memberi tahu saya mengapa tanpa perlu bertanya dengan keras? 

Aku bergerak sedikit lebih dekat ketika aku menyiapkan telingaku tetapi teleponnya berdering. 

"Tunggu, biarkan aku mengambil ini." Dia berkata ketika dia berdiri dan berjalan beberapa langkah jauhnya.Telepon itu tidak memakan waktu lama ketika dia kembali sebentar dan bertanya, "Di mana kita?" 

Kami masih berada di dinding tempat duduk dengan beberapa orang berjalan melewati kami. Beberapa wanita akan berhenti dan memeriksa Liam lalu mendengus atau mengangkat bahu saat mata mereka menatapku. 

"Eh, itu tidak penting," kataku padanya. Waktu yang tepat untuk itu hilang dan begitu juga minat saya. 

"Ah! Aku tahu. Kami sedang membicarakan mobilku." Dia mengatakan ketika dia ingat topik itu. "Ayahku mengambilnya. Mobilnya mogok dan dia tidak mau menggunakan mobil mewah Luke." 

'Kamu dan ayahmu hanya punya satu mobil? Saya pernah melihat Luke mengendarai dua mobil. ' 

Untung aku kehilangan minat lebih awal. Aku membayangkan itu disita dalam beberapa hal karena aku ingat Bibi Cindy mengatakan mereka tidak taat seperti aku. Bahwa itu diambil sebagai bentuk hukuman tetapi siapa yang saya bercanda? 

"Kamu kehilangan minat. Wajah yang sama seperti yang kamu tunjukkan padaku sebelumnya." Dia berkata seolah melihat menembus diriku. 

"A ha ha." Saya memalsukan tawa karena saya bersalah.Sekarang lebih canggung. 

Liam merasakannya juga ketika dia mengubah topik dengan mengatakan, "Jika kakimu baik-baik saja sekarang, mengapa kamu tidak bergabung denganku untuk makan siang?" 

Aku mengangguk dengan sopan saat aku mengikuti langkah di belakangnya. 

Kami masuk ke dalam sebuah restoran Cina kuno yang terletak di antara dua gedung tinggi. Ini memiliki sentuhan arsitektur Cina kuno dengan lentera merah yang tergantung di luar. Tampilan kontras modern dan kuno membuat restoran lebih luar biasa. 

Saya menolak untuk makan malam dengannya di kamar pribadi untuk menghindari kesalahpahaman di masa depan setelah semua Liam punya pacar dan dia di industri hiburan. Dan bahkan dengan dia sendirian, aku bisa melihat kepala menoleh. 

Kami duduk di ruang makan utama dan seorang pelayan siap menyerahkan menu dan menunggu pesanan kami. Saya memberi tahu Liam bahwa ada yang baik-baik saja bagi saya sehingga ia hanya bisa memenuhi preferensi makanannya sendiri. 

Semua area tempat makan utama digantung dengan liontin dekoratif atau lampu gantung yang mencerminkan estetika tradisional antik dengan sifat kontemporer yang kuat, menekankan merah, emas dan kayu untuk membuat nada ini menjadi kehidupan ruang. 

Makanan kami disajikan dan saya harus berkedip beberapa kali untuk memeriksa apakah saya melihat yang benar.Selain dari ikan cod kukus dalam saus kedelai dengan jamur hitam dan teripang direbus dengan sarjien tiram dan ikan, sisanya adalah hidangan sayur, tauge dengan bawang putih, sayuran Cina dengan saus tiram, dan beberapa hidangan lainnya dengan tahu. 

Sudut mulutku bergerak-gerak.Saya ingin bangun dan melihat menu jika entah bagaimana mereka hanya menawarkan jenis makanan ini tetapi melihat meja tetangga kami, itu tidak terjadi. 

Ini mengingatkan saya pada kencan itu dengan Luke. Seorang pria yang luar biasa di tempat dan suasana yang hebat tetapi pilihannya tidak sesuai dengan selera saya. Apakah dia mendasarkannya dalam konsep Dharma sehingga saya dapat mencapai pencerahan awal? Apakah dia melakukan ini dengan sengaja? 

"Kenapa kamu tidak makan?"Dia bertanya kepada saya setelah memperhatikan bahwa saya belum menyentuh satu makanan pun. 

"Aku hanya terpesona dengan interiornya." Aku memberitahunya lalu mengambil terong dengan saus panas Szechuan. Saya tidak dapat dengan jujur ​​bertanya apakah dia sengaja mencoba membuat saya jengkel dengan memberi saya makanan vegetarian, bukan? 

Tapi satu gigitan mengubah sikap saya. Saya akan memberikan lima bintang untuk hidangan itu. 

Baru saja kami selesai makan, Liam melihat seseorang yang dikenalnya dan minta diri dari meja kami. Aku tidak bisa melihat wajah orang itu dari sudut ini ketika Liam menutupi dirinya, tetapi mata para wanita di sekitar terus melesat ke arah mereka. Saya kira pria itu juga setampan Liam karena Anda dapat melihat mata mereka berbinar.

"Liam saudaraku, bagaimana kalau kamu bergerak sedikit ke samping?" 

Seolah dia mendengarku, Liam sedikit bergerak dan membiarkan aku mengintip pria itu.

Keduanya benar-benar bersinar bahwa pelayan itu hampir secara tidak sengaja menumpahkan jus yang dia sajikan. 

150319