The New Me

36. Hari Baru

Sopir menurunkan saya dari stasiun bus terdekat seperti yang saya minta. Dia tentu saja memiliki tanda tanya besar di wajahnya saat dia terus menatapku melalui kaca spion.Dia tidak bisa mengungkapkan pikirannya karena dia tidak ingin menjadi orang yang sibuk. 

Stasiun punya satu orang mengantri. Aku berdiri agak jauh darinya sementara aku memeriksa rute bus. Ini akan menjadi kali pertama saya naik bus sejak datang ke sini jadi saya menantikannya. 

Bus datang dan saya berencana untuk menumpanginya sampai kami mencapai stasiun terakhir. 

Saya duduk dan melihat keluar saat kami bepergian. Ini adalah sesuatu yang saya lewatkan itu sebabnya saya memilih untuk melakukan ini hari ini sehingga saya dapat menemukan petunjuk untuk kembali. Apakah itu item, tempat, peristiwa dalam hidup, saya tidak akan peduli selama saya kembali ke saya yang lama.

Sangat melelahkan menjadi Iris Lin di tempat ini. 

Sangat disayangkan bahwa sampai saya mencapai tujuan, tidak ada yang terlintas dalam pikiran dan tidak ada yang ditemukan. 

Aku menghela nafas dan menghela nafas lagi saat aku berjalan di sisi jalan. Kesal, saya meraih alat bantu dengar saya dengan niat penuh untuk melepas dan menghancurkannya ketika telepon saya berdering. 

Itu nomor yang belum disimpan jadi saya mengabaikannya. Telepon itu berhenti dan saya melanjutkan berjalan. 

Ponsel saya berdering kedua kalinya dan itu nomor yang sama. Saya sama sekali mengabaikan panggilan tetapi penelepon yang sama mencoba lagi jadi kali ini saya menjawab. 

"Halo?" Aku berkata dengan gigi terkatup sementara sisi lainnya diam. Saya segera mengakhirinya ketika dua detik berlalu dan saya belum mendengar suara. Pasti semacam lelucon. 

Orang iseng itu mencoba lagi untuk keempat kalinya, jadi saya mengetuk tombol merah dan memblokir nomor itu. 

"Itu terasa enak." Saya berkata pada diri saya sendiri. 

"Kamu bahkan tidak mau menerima teleponku?" Saya mendengar suara dari belakang. 

Déjà vu? 

Aku berbalik dan melihat Liam memegang teleponnya yang membuatku tersenyum. Kenapa setiap kali saya bertemu dengan pria ini, saya tidak dalam mood terbaik?Apakah Anda prolouge untuk kemalangan saya? 

"Ada apa dengan kata 'datar'?"Saya bertanya dengan satu alis ke atas. Bung, saya tidak punya nomor Anda disimpan. 

"Seperti sikap itu." Katanya sambil menunjuk padaku dengan kedua tangan. "Atau seperti sebelum musim panas lalu, di pulau itu." Dia menjelaskan. 

Aku mengerutkan alisku untuk memikirkan apa yang dia maksud. 

"Lupakan." Dia berkata berjalan ke arahku. 

"Di pulau, kupikir baik-baik saja?" Saya mengatakan tidak benar-benar memahami apa yang ingin dia ungkapkan. 

Saya mendengar dia mendesah ketika dia berbicara."Maksudku sikapmu. Dulu kamu tidak tertarik untuk berbicara denganku dan sekarang kamu tidak akan menjawab panggilanku karena itu kata 'bahkan'." 

Dengan penjelasannya, saya akhirnya mengerti dari mana dia berasal. Kembali ke pulau itu, saya berharap untuk berselancar atau snorkeling tetapi kebahagiaan saya berkurang ketika saya bertemu dengannya di tempat itu. Saya harus menghentikan aktivitas dan bertindak seperti Iris Lin yang tidak diizinkan untuk berenang. 

Saya memang mengatakan bahwa setiap kali saya bertemu orang ini, saya tidak merasa yang terbaik. 

"Itu? Bukannya aku tidak tertarik. Itu hanya karena aku ingin waktu cewek ketika kita ada di sana jadi ...." Saya memberikan alasan saya. "Tapi siapa yang tahu itu akan menjadi seperti ini?" Aku berkata dengan suara tertekan dengan wajah sedih yang serasi dan semuanya. 

"Maafkan saya." Dia juga tahu ceritanya malam itu sehingga dia menghibur saya dengan mengatakan, "Bahkan Lukas .... A, lupakan saja. Mereka mengatakan bahwa pengalaman buruk membuat Anda lebih kuat dan lebih baik karena pelajaran telah dipelajari." Dia menepuk pundakku, "Kamu akan adil di masyarakat." 

Saya memandangnya ketika saya serius berkata, "Terima kasih banyak leluhur untuk kata-kata bijak." Dan membungkuk tiga kali. 

Dia sedikit kehilangan kata-kata mengingat bagaimana aku bertindak. "Aku hanya setahun lebih tua dari Luke."Dia akhirnya berkata. 

"Oh ~" Aku menatapnya dari atas ke bawah. "Maafkan kecerobohanku, kakak." Aku dengan main-main memberitahunya. 

Dia dengan lembut menggosok lengannya saat berkata, "Jangan berikan itu padaku. Aku akan merinding. Kau panggil saja aku dengan nama pertamaku. Ayo kembali normal, ya?" 

Responsnya membuat saya tersenyum lebar. Orang ini mirip dengan Luke, dia mungkin terlihat serius tetapi Anda bisa bercanda dengannya. 

"Jadi kenapa kamu di sini?"Kami berdua bertanya pada saat bersamaan. 

"Kau jalan duluan." Dia berkata kepada saya ketika saya menerimanya. Saya tidak akan menjadi salah satu dari mereka yang akan mengatakan 'tidak, kamu duluan' maka orang lain akan 'tidak, kamu duluan' dan kemudian ulangi siklus itu. 

Saya sudah mempertimbangkan dengan hati-hati apa jawaban terbaik yang bisa saya berikan. "Untuk menarik perhatianku. Setelah hal-hal itu, aku ingin menjernihkan kepalaku." Aku berkata dengan sungguh-sungguh dan supaya dia tidak bisa bertanya lagi aku menambahkan, "Kamu?" 

"Baru saja kembali dari mengirim Gerbera ke perusahaannya. Lihat gedung itu di sana? Itu tempatnya."Katanya setelah menunjuk ke sebuah bangunan tiga lantai tidak jauh dari kami. 

Mendengar nama pacarnya, pemandangan di pulau itu melintas di benakku. Aku secara halus menatap wajahnya dan memutuskan bahwa aku tidak bisa menahannya sekarang. Jika ada kesempatan lain muncul maka saya akan memberitahunya dengan pasti.

"Jadi ini adalah tempat di mana mayoritas perusahaan selebriti berada '. Saya berpikir sendiri setelah melihat ke atas. 

Karena prioritas saya saat ini adalah untuk mencari hal-hal yang berkaitan dengan masa lalu saya dan cara untuk kembali, saya belum dapat sepenuhnya mengamati lingkungan saya. Meskipun mereka tidak memiliki gedung pencakar langit yang berkilauan seperti yang ada di distrik keuangan, itu masih tempat yang ramai. 

"Kamu nampak seperti ini pertama kali di sini, haruskah aku mengajakmu berkeliling?"Liam menawarkan diri untuk menjadi pemandu saya. 

Saya tidak tahu apakah ini pertama kalinya tubuh ini datang ke sini tapi karena dia menawarkan ... "Apakah tidak apa-apa?" 

"Tentu. Lewat sini." Dia berkata dengan antusias. Dia pertama-tama berkeliling di daerah dekat perusahaan Gerbera dan langsung pergi ke sisi lain tempat beberapa perusahaan besar berada. Ada tempat makan kecil dan toko-toko yang nyaman di sepanjang jalan.

Setelah beberapa blok lagi, sekarang ada banyak bangunan yang lebih tinggi dan perusahaan hiburan yang lebih besar dengan lukisan dinding dan papan iklan artis mereka. 

120319