• ● •Bianca Liza Bagaskara adalah gadis yang suka menganggap sepele banyak hal, termasuk pekerjaan penting yang selalu ia pegang. Contohnya saat ini, ia sedang menjadi bartender di sebuah klub dimana ia menjadi salah satu pemegangnya sementara dua pemegang lainnya sedang sibuk bekerja.
"Nona Liza..."
sebuah suara membuat wanita itu menoleh lalu senyuman menghiasi wajahnya yang cantik.
"Ada yang bisa saya bantu?"tanya Bianca dengan tersenyum ramah tetapi perlahan senyuman itu berubah menjadi keterkejutan yang hebat saat mengingat wajah pria tinggi berkumis itu tersenyum miring.
Seperti sebuah petir di siang hari, Bianca seolah mendapat pengumuman bahwa hari ini adalah hari terakhirnya di bumi. Mungkin jika bisa, ia akan ditendang ke planet yang berbeda.
Bianca berjalan cepat menuju ruang karyawan lalu memanggil seseorang, "Chaaaa!"
"Iya Liz, ada apa?"Tanya seorang wanita yang berlari ke arah Bianca dengan tergesa-gesa karena panggilan Bianca yang nyaring dan sarat akan ketakutan. Icha tau bahwa teman sekaligus bosnya itu sedang ada dalam masalah gawat.
"Aku pulang lewat belakang," bisik Bianca sambil memandang waspada pria yang menunggu di depan sana sedang mengamatinya.
Icha berkedip sekali sebagai tanda ia mengerti apa yang dimaksud Bianca. Sebenarnya kejadian ini sudah berulang kali terjadi maka dari itu, Icha sudah hapal betul bagaimana ia akan bersikap agar tidak mencurigakan.
"Nona Liza, bisa kita pulang?"
Bianca membelalakan matanya karena kode pulang yang pria itu katakan berarti dia sudah diujung jurang kelam yang tidak ada seorangpun yang dapat menolongnya.
Bianca menelan ludahnya susah payah sambil mengangguk pelan. "A-Aku ganti pakaian dulu," kata Bianca dengan tersenyum meringis.
Pria itu memiringkan kepalanya,"Anda akan kabur lagi kan?"
Bianca tertawa dibuat-buat sambil memukul meja bar,"Mana mungkin? Liza bukan orang seperti itu."
"Cepat tinggalkan tempat ini dan ikut kami jika anda tidak ingin terjadi keributan, nona."
Bianca maju mendekat."Sayangnya ini tempatku, kamu tidak akan bisa......." ucapan Bianca terhenti ketika beberapa orang berjas hitam seperti pria berkumis itu mulai mendekat ke meja bar. Ia salah, pria kumis itu tidak sendirian. Posisinya semakin gawat, ia harus segera pergi jika tidak ingin berhadapan dengan manusia paling menakutkan di dunia ini.
Bianca berlari menuju ruang karyawan lalu berlari melewati pintu belakang yang ia katakan pada Icha sebelumnya. Bianca berlari dengan kecepatan paling tinggi yang pernah ia lakukan, saat ini posisinya bisa terancam jika sampai tertangkap mereka, ia akan selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone✔
Fanfiction"Tidak ada lagi yang tersisa diantara kita. Aku menyadari bahwa semuanya tidak akan lagi sama seperti sebelumnya-saat dimana perpisahan diantara kita belum sesakit ini." ⓒ Volbestik