•●•
"Bi, kemaren kamu main ke apartemennya Nathan?"tanya Leonna sembari memotong steak yang akan ia makan. Bianca yang berjalan menuju mamanya itu sempat menghentikan langkahnya lalu berjalan memutari meja makan dan duduk di depan mamanya dengan alis terangkat.
"Mama tau darimana?"
"Ya... Adalah yang memberitahu mama, itu tidak penting. Jadi itu benar?"
Bianca mengangguk seraya mengambil sendok dan pisau untuk memotong steak miliknya. Ia tidak peduli dengan wajah penasaran Leonna yang menunggu putrinya untuk membicarakan hal ini lebih jauh.
"Selamat pagi..."sapa Andreas yang baru saja datang dari ruangan kerja dengan senyuman cerah.
"Pagi paa,"jawab Bianca dengan tersenyum,"Papa ini kebiasaan, pagi-pagi sudah masuk ruang kerja saja."
"Papa hanya mencetak surat penjamin klien..."
Andreas berjalan mendekati Bianca lalu mengecup dahi putrinya itu kemudian beralih mendekati Leonna lalu mengecup bibir istrinya. Ia pun menempati kursi di sebelah istrinya.
"Ada apa, istriku?"tanya Andreas pada Leonna yang terdiam cemberut. Bianca yang awalnya tidak memperhatikan mamanya itu pun ikut mengarahkan pandangannya pada wanita cantik yang sedang memandangnya kesal.
"Tanyakan saja pada putrimu."
Andreas menaikkan alisnya kemudian melemparkan pandangan bertanya pada Bianca yang sudah mengendikan bahu tidak mengerti.
"Bianca kenapa ma?"
"Kamu pura-pura tidak tau ya?"
"Astaga mama! Bianca memang tidak tau, serius."
"Nathan."
"Ada apa dengan nathan, ma?"
"Ceritakan pada mama kenapa akhirnya kalian bisa damai seperti itu?"
Andreas menaikkan salah satu alisnya kemudian pandangannya beralih pada Bianca dengan tertawa. Bianca juga ikut tertawa mengetahui bahwa hanya masalah kecil itu saja Leonna bisa kesal.
"Papa tidak suka Bianca sering ke klub. maka dari itu daripada bosan di apartemen, Bianca memutuskan untuk mampir ke apartemen Nathan dulu."
Leonna mengangguk-angguk sembari menyiapkan peralatan makan untuk suaminya.
"Sudah jelas iatriku?"tanya Andreas menyindir istrinya itu.
Leonna hanya mendecih kemudian pandangannya beralih pada Bianca yang mulai memakan sarapannya. Wajah Leonna sempat ragu tetapi sedetik kemudian yakin tetapi ragu kembali. Ia hendak mengatakan sesuatu tapi merasa tidak nyaman.
"Bi, mamamu ingin mengatakan sesuatu..."ujar Andreas memotong Leonna yang sedang mengulur-ulur waktu karena ragu.
"Iya ma?"tanya Bianca sembari meletakkan garpu dan pisaunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone✔
Fanfiction"Tidak ada lagi yang tersisa diantara kita. Aku menyadari bahwa semuanya tidak akan lagi sama seperti sebelumnya-saat dimana perpisahan diantara kita belum sesakit ini." ⓒ Volbestik