***
"Dia... Siapa?"
Nathan menoleh ke sampingnya dimana seorang gadis cantik berwajah bule berdiri mengapit lengannya sembari tersenyum.
"Perkenalkan dia Anindya dan Anin perkenalkan dia bianca,"kata nathan memperkenalkan dua orang yang saling berhadapan di depannya itu.
"Bianca liza, sahabat nathan."
"Anindya Aurel."
Bianca menaikkan salah satu alisnya menunggu gadis di depannya itu menjawab apa hubungannya dengan nathan tetapi sepertinya gadis itu tidak mau menjelaskannya dan masih nyaman memeluk lengan nathan.
"Lalu?"tanya bianca
"Lalu ada apa kamu menghalangi jalan kami?"tanya anindya dengan angkuhnya. Dia bahkan tidak tersenyum sedikitpun pada bianca yang menyapanya dengan senyuman.
Bianca merasa gerang tetapi dia memendamnya karena ia harus berbicara dengan nathan tetapi karena gadis angkuh di depannya, ia jadi tidak dapat mengatakan apapun di depan nathan.
"Nat, sepertinya kita perlu berbicara."
"Bi, kita berbicara nanti ya. Aku dan anin harus menyelesaikan rapat setelah ini."
Anindya menarik lengan nathan berjalan melewati bianca begitu saja tanpa menunggu respon bianca.
Gadis itu mendelik sekaligus mendengus kesal karena perjuangannya bangun pagi harus sia-sia seperti ini. Setelah mendengar dari nathalie bahwa nathan akan pulang pagi itu, ia langsung berangkat menuju bandara untuk menunggu nathan agar ia dapat berbicara pada lelaki itu. Sia-sia sudah usahanya, ia sekarang ditinggal begitu saja di bandara.
"Tunggu... Tunggu... Siapa namanya? Anindya Au-rel?! APAAA???"
Bianca mendengus keras, ia marah pada nathan. Ia sangat marah!
"Apa hubungannya nathan dengan gadis angkuh itu?"gumam bianca seperti bermonolog. Gadis itu menggeram kesal,"Pantas saja hanya dengan melihat mukanya membuatku marah. Dia gadis itu..."
Anindya aurel adalah musuh bianca sejak ia belajar di sekolah menengah pertama. Anin selalu melakukan hal-hal yang membuatnya marah, terlebih mereka selalu berada dalam taruhan-taruhan.
"Oh... Dia orang yang bernama nathan."
Sebuah suara yang tiba-tiba muncul di sampingnya membuat jantung bianca hampir melonjak keluar. Ia menoleh lalu mendongak dengan matanya yang melotot terkejut.
"Sejak kapan kamu disini dave?!"
Suara itu adalah david, lelaki yang mengantar bianca ke bandara. Bianca kira david tidak akan menghampirinya kemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone✔
Fanfiction"Tidak ada lagi yang tersisa diantara kita. Aku menyadari bahwa semuanya tidak akan lagi sama seperti sebelumnya-saat dimana perpisahan diantara kita belum sesakit ini." ⓒ Volbestik