🔔TING TONG🔔
Bianca yang sedang membaca majalah di ruang santai maison unik itu dengan malas beranjak dari duduknya untuk melihat siapa yang datang mengunjungi.
Ia tidak peduli dimana nathan berada, jika yang datang adalah tamunya. Ia akan menyuruh orang itu menghubungi nathan sendiri agar lelaki itu turun untuk menemui sendiri tanpa campur tangannya. Seriously, bianca sedang tidak ingin berbicara pada lelaki itu.
Ceklek
Mata bianca yang sebelumnya malas kini semakin tidak nyaman melihat sesosok gadis yang tidak ia sukai berdiri dengan tatapan sombongnya sedang meneliti penampilan bianca dari atas ke bawah. Ingin sekali bianca mencolok mata angkuh gadis itu jika saja gadis itu tidak memiliki cukup alasan untuk datang ke masionnya, sayangnya Nathan adalah alasan terkuat gadis itu.
"Panggilkan nathan."
Bianca berdecih,"Begini nona, aku bukan pesuruh. Panggil saja sendiri!"
"Aku ini tamu dan tamu adalah raja. Kamu ini bodoh atau apa, cepat panggilkan nathan!"
Bianca menganga, bisa-bisanya gadis itu mengatainya bodoh.
"Astaga kuno sekali ucapanmu. Apakah otakmu tidak merasa sia-sia kamu gunakan sampai ke luar negeri tapi masih berpikiran tradisional seperti itu?"
"Bianca, jaga ucapanmu!"
Dua orang itu menoleh ke belakang. Di sana berdirilah nathan yang sudah sangat rapi dengan setelah kemeja berwarna cokelat muda dan celana panjang hitam serta sepatu sandal yang senada. Lelaki itu berjalan mendekati mereka berdua, tak lupa tatapan marahnya pada bianca.
Bianca memutar bola matanya lalu mendengus. Ia memandangi nathan malas lalu beralih ke arah anin.
"I'm sorry,"ucapnya pada anin tanpa mau menjelaskan permasalahan diantara mereka panjang lebar ke nathan. Bianca sedang malas berbicara banyak.
Sesudah mengucapkan kalinat itu, bianca berjalan masuk ke ruangan lebih dalam seraya menyambar majalah yang ia baca beberapa saat yang lalu di meja tak mempedulikan tatapan nathan yang tetap mengiringi jalan gadis itu.
"Aku akan pergi sebentar bersama anin. Kamu—"
"I don't care..."sambar bianca memotong ucapan nathan yang memberitahunya tentang kepergian mereka.
***
"Kenapa kamu senang bertengkar dengannya?"tanya nathan yang sedang duduk di balik kemudi. Ia menoleh ke arah anin singkat kemudian kembali memandang jalanan.
Anin tersenyum setengah terkekeh,"Bertengkar dengan bianca sangat menyenangkan nat, kamu harus menyobanya sesekali."
Nathan tertawa sambil menggeleng atas tingkah dua gadis itu,"Bianca sangat sering mengajakku bertengkar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone✔
Fanfiction"Tidak ada lagi yang tersisa diantara kita. Aku menyadari bahwa semuanya tidak akan lagi sama seperti sebelumnya-saat dimana perpisahan diantara kita belum sesakit ini." ⓒ Volbestik