"Kenapa?"
Bianca yang awalnya menatap langit-langit, kini beralih melirik Nathan yang tengah berkutat dengan laptopnya.
Nathan dan Bianca baru saja menyelesaikan rapatnya membahas proyek yang masih dalam pengerjaan itu. Bianca memutuskan untuk mampir ke apartemen Nathan karena ia sedang malas pulang ke apartemennya yang berada satu lantai di atas apartemen lelaki itu. Hari ini sama lelahnya dengan rapat pertama beberapa hari yang lalu. Terlebih, rapat kali ini membutuhkan waktu yang lebih lama dari sebelumnya.
"Tidak apa-apa."
"Cerita saja padaku,"ujar Nathan seraya membalikan badannya hingga ia duduk menghadap ke arah Bianca yang berbaring di atas karpet ruang kerjanya.
Bianca mengerutkan kening sambil menyipit memandang nathan. Lelaki itu akhir-akhir ini bersikap aneh padanya, terkadang ia menyebalkan dan terkadang juga perhatian. Bianca mengerti, Nathan memang berencana mendekati dirinya tetapi jika terlalu memaksakan seperti ini dan berakhir ia dibuat bingung akan sikap lelaki itu lebih baik tidak usah saja.
"Aku hanya lelah saja."
"Kamu bisa menggunakan kursi pijat ku,"
"Terima kasih, Nathan."
Nathan mengangguk lalu berbalik badan lagi, ia kembali berkutat dengan laptopnya tanpa berbicara lebih lanjut pada Bianca.
Suara langkah kaki membuat Bianca langsung beranjak dari berbaringnya. Ia berjalan mendekati Nathan lalu melihat ke arah laptop lelaki itu.
"Ada apa?"tanya Nathan bingung dengan sikap Bianca yang tiba-tiba mendekatinya.
"Kamu mengganti posisinya, bukankah rencana awal harusnya berada di sini?"Bianca menunjuk gambar pada laptop nathan.
"Aah benar juga..."ucap Nathan sambil mengangguk lalu memperbaiki sketsa yang telah dibuat."Um? Raihan?"panggil Nathan ketika sosok Raihan sudah berdiri bersandar di ambang pintu seraya memandang dua orang yang tengah memandanginya juga.
"Hai nath? Hai bee..."sapa Raihan sembari melambaikan tangan dengan tersenyum lebar.
"Bee?!"ulang Bianca atas panggilan Raihan. Gadis itu berjalan mendekati Raihan lalu mendongak sambil mengerutkan kening berpura-pura kesal.
"Bee...yanca,"eja Raihan sambil menahan senyumnya melihat ekspresi Bianca yang menurutnya sangat lucu. Lelaki itu mendekati Bianca.
"Hm...terserahlah."
"Bagaimana rapat hari ini?"tanya Raihan sambil menyelipkan anak rambut Bianca ke belakang telinga gadis itu. Bianca menunduk tersipu malu tetapi tak berlangsung lama karena Raihan sudah lebih dulu mengangkat dagu Bianca agar tak menunduk.
"Melelahkan sama seperti sebelumnya,"jawab Bianca dengan tersenyum malu.
"Kenapa kamu ke apartemen Nathan? Kalau lelah bisa langsung istirahat di apartemenmu sendiri..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone✔
Fanfiction"Tidak ada lagi yang tersisa diantara kita. Aku menyadari bahwa semuanya tidak akan lagi sama seperti sebelumnya-saat dimana perpisahan diantara kita belum sesakit ini." ⓒ Volbestik