Rasa saling curiga dan terhianati
Nathan - Bianca,
.Nathannya Bianca, Biancanya Nathan
Don't forget to vomment🖤
.
.
.Beberapa kali mata wanita itu mencuri-curi pandang pada jam dinding. Tatapannya tak bisa lepas dari benda berdetak berwarna putih polos berbentuk lingkaran itu.
Sudah tengah malam, jam menunjukkan pukul setengah dua belas tetapi yang ia tunggu tak kunjung tiba. Bahkan ponselnya tidak ada satu pun pesan dari suaminya itu. Apakah suaminya akan lembur ataukah tidak pulang? Ia bertanya-tanya dalam hati dan khawatir. Wanita itu sangat tau bagaimana Nathan menangani kesibukannya, pria itu pasti melupakan makan dan istirahatnya.
Bianca sudah berusaha untuk memaklumi kesibukan Nathan tetapi lagi-lagi ia gagal karena berkali-kali pun ia berpikir, ini tidaklah benar. Nathan akan sakit jika tidak makan dengan teratur, pria itu akan kelelahan jika tidak istirahat. Inilah yang ia benci, kekhawatiran tidak jelas. Bianca tidak mungkin menghubungi Nathan karena takut mengganggu pekerjaannya, jika ia menghubungi lalu ternyata Nathan sedang menunggu telepon penting, pasti akan menyusahkan pria itu.
Kaki Bianca bergerak-gerak gelisah, jari-jarinya mengetuk lengan sofa khawatir. Meski ia sudah menyalakan televisi untuk menetralkan rasa cemasnya tetapi sama sekali tidak membantu.
Sebuah suara membuatnya sedikit lega, suara langkah kaki sepatu Nathan terdengar dari lantai satu. Bianca bergegas menuruni tangga menuju lantai satu. Senyuman wanita itu mengembang ketika melihat sosok Nathan berjalan sempoyongan dari pintu masuk.
Bianca mengerutkan keningnya saat langkahnya tiba di akhir tangga. Penampilan Nathan sudah berantakan, pria itu menanggalkan jasnya yang tersampir di pundaknya sementara tanggannya memegang sebuah kertas.
"Nath, kamu tidak apa-apa?" Tanya Bianca khawatir karena jalan Nathan tidak tegak.
Mata Nathan yang menatap Bianca berubah tajam membuat Bianca setengah terkejut. Apa yang salah? Apakah ada masalah?
Sebuah kertas yang ia yakini sebelumnya melayang ke hadapannya, Nathan melemparkan kertas-kertas itu yang ternyata foto padanya.
"Kamu sungguh akan mengkhianatiku secara terang-terangan?" Tanya Nathan dengan suaranya yang dalam dan tajam.
Bianca mengambil foto yang Nathan lemparkan padanya. Ia menutup matanya seraya menghela napas, itu adalah foto dirinya dengan alendra saat di coffee shops siang tadi.
"Apa yang salah makan siang dengan rekan kerja?" Tanya Bianca. Wanita itu beranjak berdiri setelah mengambil foto-foto itu, "Selain rekan kerja, dia adalah teman kuliahku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone✔
Fanfiction"Tidak ada lagi yang tersisa diantara kita. Aku menyadari bahwa semuanya tidak akan lagi sama seperti sebelumnya-saat dimana perpisahan diantara kita belum sesakit ini." ⓒ Volbestik