***
Suara tawa ketiga orang itu terdengar. Potret satu keluarga tersebut membuat banyak orang memandangi ke tempat piknik mereka dengan pandangan haru. Beberapa kali tawa bayi lelaki yang sedang digendong oleh ayahnya terdengar nyaring karena lelucon yang dilakukan oleh ayahnya.
"Nat... " panggil sang istri, Bianca.
Suami sekaligus ayah dari bayi lelaki itu menghentikan leluconnya, ia mengangkat salah satu alisnya seraya memandang tanya ke arah istrinya yang memasang wajah tak nyaman.
"Semua orang melihat ke arah kita, " ujar Bianca lirih.
Nathan memandang sekeliling dan benar saja banyak orang sedang memandang ke arah mereka, beberapa menyapa dengan senyuman dan dibalas Nathan juga dengan senyuman sambil mengangguk sapa.
"Apa kamu merasa tidak nyaman?" Tanya Nathan pada istrinya.
Bianca mengangguk dengan tersenyum tipis. Ia seperti terpantau oleh banyak pasang mata ketika ingin melakukan sesuatu, itulah yang membuatnya tidak nyaman.
"Baiklah, aku akan memanggil ajudan untuk menutup tempat ini—"
"Maksud kamu?" Sambar Bianca tidak mengerti. Bukankah karena tidak nyaman seharusnya mereka pergi dari sini? "Kamu ingin menutup taman ini?" Lanjutnya bertanya tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone✔
Fanfiction"Tidak ada lagi yang tersisa diantara kita. Aku menyadari bahwa semuanya tidak akan lagi sama seperti sebelumnya-saat dimana perpisahan diantara kita belum sesakit ini." ⓒ Volbestik