***
Bianca merasakan perutnya sangat lapar. Matanya perlahan terbuka, ia terkejut bahwa tubuhnya sudah terbaring di atas tempat tidur. Ia menoleh mendapati nathan yang sedang membaca buku bersandar pada sandaran ranjang berada di sebelahnya.
"Sudah berapa lama aku tertidur?"
"Kurang lebih satu jam?"jawab nathan dengan nada tak yakin.
"Dimana papa?"
"Sedang berolahraga di ruang gym."
Mata sembab bianca menatap curiga nathan yang masih saja tenang. Apakah dia memanfaatkannya untuk kepentingan bersama? Curang sekali dia.
"Aku menebak kamu sudah mengetahui hal ini kan?"tanya bianca yang mendekatkan wajahnya pada nathan agar pria itu tidak bisa mengelak lagi.
"Maksud kamu?"
"Jangan tertawa!"
Nathan tersenyum tipis menahan tawanya,"Wajah kamu membuat aku tertawa."
"Memangnya kamu baru pertama kali melihat wanita cantik bermata sembab?"
"Brr—"
"Jangan tertawa nathan!"
"Baiklah, baiklah, kembali ke topik. Kamu bertanya apa?"
"Kamu sudah tau rencana pernikahan ini?"
Nathan membalasnya dengan anggukan santai. Bianca menganga terkejut karena bisa-bisanya nathan bersikap santai saat ini.
"Kenapa tidak memberitahuku? "
"Sekarang kamu sudah mengetahuinya."
Bianca menutup matanya sembari berdecak kesal. Ia menahan kekesalannya karena tidak ingin membuat pria di depannya tidak berpihak padanya.
"Kapan kita akan melancarkan aksi penolakan kita?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone✔
Fanfiction"Tidak ada lagi yang tersisa diantara kita. Aku menyadari bahwa semuanya tidak akan lagi sama seperti sebelumnya-saat dimana perpisahan diantara kita belum sesakit ini." ⓒ Volbestik