.
.
.
Don't Forget to vomment luv~
…Happy Reading
…
"Kamu tidur?" Tanya Bianca dengan suara lembutnya yang lirih.
Sementara yang ditanya masih tidak ada jawaban, Bianca tetap pada posisi dimana ia memandangi wajah suaminya yang sedang memejamkan mata seraya mendengarkan entah suara apa yang sedang pria itu dengarkan di telinganya.
Perlahan suara hembusan napas teratur terdengar dari Nathan, tanda bahwa ia semakin tenggelam dalam tidurnya.
Wanita dihadapannya itu perlahan menampakan senyuman. Tangannya terulur menyentuh alis Nathan kemudian ia usap menggunakan telunjuknya dengan hati-hati agar tidak membangunkannya. Lalu sentuhan itu turun membelai hidung tidak manusiawi milik Nathan yang begitu mancung. Tatapan Bianca pun ikut beralih menuju sentuhan terakhir yang ia hentikan di atas bibir pria itu. Ia mengamati bibir Nathan dengan tersenyum mengingat bibir itu yang kini sering membelai seluruh wajahnya atau mungkin seluruh— ahsudahlah ia akan menghentikan pikiran mesumnya.
Bianca menjauhi wajah Nathan lalu menoleh ke kiri dan kanan tetapi tidak menemukan seorangpun di sana. Wanita itu kembali mendekat ke arah Nathan lalu mengecup bibir pria itu.
Mata Nathan terbuka saat Bianca menjauhkan wajahnya. Pria itu tersenyum lebar hingga menghasilkan lesung pipi manisnya.
"Apakah sekarang aku adalah putri tidur, ah tidak, putra tidur kalau begitu?" Ujar Nathan yang sudah terbangun dari tidurnya.
"Ya benar! Kamu ya bisa-bisanya tetidur di tengah-tengah acara menegangkan seperti ini, " tegur Bianca.
Nathan mengangkat salah satu alis lalu meletakan benda yang menghalangi antara dirinya dan Bianca, kemudian ia menarik Bianca hingga wanita itu terduduk di pangkuannya. Nathan memeluk Bianca erat lalu menghirup dalam-dalam aroma istrinya itu untuk menambah energinya.
"Kamu merasa tegang?" Tanya Nathan masih dengan memeluknya.
"Aku? Aku tidak. Aku kira kamu yang gugup tetapi malah tertidur, " jawab Bianca. Ia pun membalas pelukan Nathan dengan memeluk leher pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone✔
Fanfiction"Tidak ada lagi yang tersisa diantara kita. Aku menyadari bahwa semuanya tidak akan lagi sama seperti sebelumnya-saat dimana perpisahan diantara kita belum sesakit ini." ⓒ Volbestik