SEBATAS SENJA DIBALIK HUJAN

606 73 26
                                    

"Sebatas Senja Dibalik Hujan"

part:6

Lesti menatap kesal Fildan. Pemuda itu beranjak dari posisinya yang cukup memalukan.

entah apa yang difikirkan pemuda itu sekarang. Seharusnya marah dengan apa yang baru saja dilakukan seorang gadis dihadapannya, bahkan sampai mempermalukannya dihadapan orang banyak.

Fildan hanya senyum-senyum, membuat Lesti mengerutkan keningnya heran.

" berkah-berkah." ucap Fildan merapikan dan membersihkan jaketnya yang berdebu.

" jadi loe sengaja." ujar Lesti berkacak pinggang.

" gw?" menunjuk wajahnya sendiri.

Fildan terkekeh, "bukannya loe yang cari kesempatan. Apa karna masih sakit hati, jadi loe gak bisa bedain mana Ega mana gw." serkah Fildan membuat Lesti tertohok.

mungkin matanya atau otaknya sedang sakit. Sampai pemuda itu membuatnya malu sendiri.

" apaan sih, loe aja yang tiba-tiba ada disamping Ega. Lagian sotoy banget sih loe, siapa yang sakit hati." jawab Lesti berusaha tenang.

" ok? gx cuma mau bilang, puisi loe keren." ujar Fildan menahan tawanya.

" Thanks." jawab Lesti dan berdiri disamping Ega dan Nabila.

Ega menatap kearah Fildan. Pemuda itu menyunggingkan senyum manisnya. Membuat Ega menggelengkan kepalanya.

" gw tahu, kalo Fildan sengaja. dasar caper!" gumam Ega membalas senyum manis Fildan.

setelah melewati masa penjurian.Sekarang pembawa acara bernama kak Tika untuk mengumumkan juara harapan satu,dua dan tiga. Dan juara yang sesungguhnya dalam lomba baca puisi tersebut.

"Anggel memenangkan juara harapan tiga,Santi juara dua dan mentari juara harapan tiga." ucap Kak Tika diatas panggung.

semua berteriak memberi selamat. membuat Lesti berharap cemas, namun saat matanya tak sengaja bertemu dengan wajah menyebalkan itu.

justru Lesti mendapat senyum yang manis, bahkan gadis itu tak pernah melihat senyum itu sebenarnya.

" Kenapa harus Fildan yang ada disitu, seharusnya bunda dan ayah." ucap Lesti lirih.

Ega tahu apa yang ada difikiran sahabatnya.
Jika orang tuanya sibuk, tentu akan meluangkan waktu untuk sekedar melihat penampilan dirinya.

namun Ega mengerti perasaan Lesti saat ini. Jangankan untuk melihat pertunjukan ini, pulang saja jika sedang sakit atau sekedar mengucapkan selamat ultah untuk bang Reza dan sahabatnya.

" Gw yakin loe menang Les." ucap Ega berbisik di telinga sahabatnya.

" jika itu terjadi, kepulangan bunda dan ayah adalah yang pertama melihat piala itu Ga?" jawab Lesti membuat Nabila tak kuasa menahan tangis.

" ahh, Lesti?" ujar Nabila memeluk sahabatnya.

Ega langsung ikut dalam keharuan itu.
Saat Rafly akan melangkah maju, Fildan menarik kerah baju sahabatnya.

" eitt, mau kemna?" tanya Fildan membuat Rafly cengengesan.

" kesana."

" disini aja, cari-cari kesempatan." jawab Fildan membuat Ridwan terkekeh.

" lagian loe Raf, udah tahu punya sahabat kaya Fildan. macem-macem barbel melayang."

" itu Agung Hercules Ridwan?" jawab Rafly merapikan pakaiannya yang berantakan.

" loe berdua bisa diem gak!"

" siap bos?" jawab Ridwan dan Rafly bersamaan.

" anak pintar." ucap Fildan mengusap pipi kedua sahabatnya, membuat Rafly dan Ridwan merinding geli.
.
.

*SEBATAS SENJA DIBALIK HUJAN*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang