SEBATAS SENJA DIBALIK HUJAN

641 77 15
                                        

"sebatas senja dibalik hujan"

part:9

     __kisah dan air mata tentu akan menyita setiap perjalanan cinta. Tak perlu takut akan kehilangan, takut'lah jika aku dan kau tak lagi saling mengenal__

#edisisantai
#lanjutlagibaper
#yangjomblojanganlaper

😂😂😂😂

Fildan meletakan satu mangkuk mie ayam dan teh hangat diatas meja.
Lesti mengerjitkan keningnya, saat melihat dua mangkuk mie ayam dan satu mangkok bakso didepan Fildan.

pemuda itu lapar atau kesurupan. Tapi dibalik keanehan dan sifat jahil Fildan. Lesti menyadari satu hal bahwa, tak kemal maka tak sayang.

ternyata, kesedihannya dapat hilang disituasi kelaparan. Meski Lesti sama sekali tak nafsu makan, tapi melihat Fildan makan dengan lahapnya cukup membuat perutnya kenyang.

" makannya pelan-pelan kali Fil?" timpal Lesti mengusap bibir bawah Fildan yang dipenuhi kuah bakso.

senyum Fildan berubah menjadi senyum mangga, manis dan asam namun tetap membuat mata melihat perpanah.

" belajar dari mana."

" apanya."

" itu tadi romantisnya,"

" dari kamu." jawab Lesti tersenyum kecut.

meski tak disadari, Fildan terkekeh mendengar Lesti mengucapkan kamu, aku bukan lagi loe-gw.

" loe sadar gak sih Les, kaya orang pacaran aja."

" apanya yang pacaran, ganggu orang makan aja." gerutu Lesti sambil menyeruput teh hangatnya.

" loe punya mantan gak sih."

uhuk!
uhuk!

Fildan kembali terkekeh, saat gadis dihadapannya tersedak makanan yang baru saja masuk kemulutnya.

tak ada yang aneh dari pertanyaannya. Atau? Lesti terkejut saat mendengar kata mantan.

" ngapain sih kamu ngomongin mantan, aku gak pernah pacaran." jawab Lesti menatap mata Fildan datar.

" jadi, loe baru ngerasain patah hati? ha..ha.. gw fikir loe punya banyak mantan." ucap Fildan terkekeh geli.

Lesti menginjak kaki kanan Fildan, membuat pemuda itu mengaduh kesakitan.

" aku bukan kamu ya Fil, patah hati itu gak enak. Gw gak mau jatuh cinta lagi."

" gw ralat Les. Terkadang kita harus sakit hati untuk mencari yang terbaik."

Lesti tak bisa berkata apapun. Terlebih saat Fildan menyentuh punggung tangannya dengan lembut.

kedua mata saling bertemu, beradu lewat tatapan yang menuju jauhnya kedamaian.

"emang kamu pernah nemuin yang terbaik." tanya Lesti tetap pada posisinya.

" mungkin sudah saatnya. kamu harus jadi saksi kisah aku Les."

" kenapa harus aku sih." ucap Lesti mendorong tubuh Fildan menjauh darinya.

" karna yang terbaik dan sempurna ada di kamu."

deg!

saat mendengar kata kamu, membuat Lesti lebih dari terkejut. Namun yang kini difikirannya pemuda itu sedang mengejeknya.

" jangan mau digombalin neng, kalo gak dihalalin."

Lesti tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan mamang pemilik warung makan tersebut.

*SEBATAS SENJA DIBALIK HUJAN*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang