SEBATAS SENJA DIBALIK HUJAN

584 64 20
                                        

"Sebatas Senja Dibalik Hujan"

part:15

Setelah sampai di rumah. Fildan menghempaskan tubuhnya dikasur.
Hembusan nafasnya terdengar sangat berat, terlebih seluruh tubuhnya masih terasa sangat sakit.

"Lesti,Lesti." Fildan berucap. Fikirannya masih terpaku pada bayangan seorang gadis yang berputar diotaknya.

Tok'
Tok'

Fildan membuyarkan lamunannya. Mendengar suara pintu kamarnya diketuk. Fildan beranjak dan membuka pintunya.

clek'

" Udah, mikirin Lesti'nya?" goda Thea yang sedari tadi mendengar putranya menyebut nama seorang gadis.

Fildan mengerutkan dahinya, dan terkekeh membuat Thea menggelengkan kepalanya. "Mamah nguping ya?" tanya Fildan, membuat mamahnya menyunggingkan senyum.

" mamah dari tadi ketuk pintu kamar kamu, tapi rupanya sang pemilik kamar sedang sibuk memikirkan calon menantu mamah." Thea menggoda putranya kembali. Dan saat itu tawa Fildan pecah bersamaan dengan arah tujunya mendadak hilang.

" aww, mah kenapa gelap ya."

Thea melambaikan tangannya didepan wajah putranya. Berharap apa yang sedang difikirkannya hanya halusinasinya.

" sayang? kamu masih bisa lihat mamah." tanya Thea sekali lagi.

Fildan sedikit memgangguk, dan mengusap kedua matanya untuk memastikan bahwa penglihatannya masih normal.

" mah, Fildan sepertinya harus bersih-bersih. Mungkin tadi ada drbu yang menempel di mata Fildan."

Thea mengusap rambut putranya, dan meninggalkannya menuju dapur untuk mempersiapkan makan malam.

" apa yang terjadi sebenarnya. Tiba-tiba penglihatanku mendadak kabur." Ucap Fildan. Dan tak lama dirinya masuk kedalam kamar mandi.
.
.

Fildan segera keluar dari kamar mandi, dan mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Merasa sudah lebih fresh, dirinya segera keluar dari kamar menuju meja makan.

Saat tengah menuruni anak tangga yang tinggal dua langkah lagi, matanya memperhatikan seorang gadis yang begitu familyar baginya.

''Selfi? itukan selfi,'' gumam Fildan yang berusaha memastikan apakah gadis itu benar-benar Selfi atau bukan.

" Sayang, kemari." ucap Thea membuat Fildan sedikit terkejut.

Fildan menanggapi dengan senyum tipis, dan berjalan menghampiri mamah dan papahnya.

" dokter Gilang ada disini juga?" tanya Fildan yang tengah duduk di kursi.

Gilang menanggapi dengan anggukan kepala, sebelum Galang memberitahu sesuatu.

" papah sama mamah sengaja undang dokter Gilang dan Selfi makan malam, sekedar menjalin silahturahmi." ungkap Galang. Fildan mengangguk setelah mendapat penjelasan dari papahnya.

" kamu udah baikan?" Selfi bertanya. Fildan hanya menjawab datar, "sudah lebih baik, Sel." membuat Selfi menyunggingkan senyum tipis.

Entah kenapa, semua menjadi sangat berbeda. Fildan merasa ada hal yang tak diketahuinya saat ini. Ada rahasia yang entah itu kebetulan atau dugaannya saja.

Setelah acara makan malam telah usai. Gilang meminta izin untuk berbicara empat mata dengan Fildan.

Kening pemuda itu mengerut, saat papahnya memberi izin.
Ada apa ini?
seperti sedang diintrogasi oleh pihak polisi.

" nak Fildan? boleh om bicara sesuatu."

Fildan hanya mengangguk. Rasanya sangat canggung saat laki-laki paruh baya itu menatapnya intens.

*SEBATAS SENJA DIBALIK HUJAN*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang