SEBATAS SENJA DIBALIK HUJAN

605 71 12
                                    

"Sebatas Senja dibalik Hujan"

part:8

Tiada mengerti dengan semua yang terjadi. Harus diakui jika yang sudah pergi mungkin tak bisa lagi kembali. Tapi kenapa? begitu cepatkah hari berganti sepi, atau begitu cepatkah takdir mengambil dua orang yang teramat sangat disayangi?

Lesti akhirnya menjatuhkan air matanya yang beberapa detik tertahan dipelupuk matanya.

tak kuasa menahannya, sampai isakan perih itu terdengar mengiris hati sang pendengar.

" Lesti mimpi kan bang? gak mungkin, ini gak mungkin. Lepasin Lesti bang."

gadis itu memberontak dalam pelukan Reza. Lesti berjalan merayap dan duduk diantara tubuh ayah dan bundanya.

perlahan namun pasti, Lesti membuka kain yang menutupi wajah orang tuanya.

senyuman pucat pasi itu, seakan mengiris gadis yang kini memeluk erat tubuh bundanya. Kemudian berlanjut pada tubuh ayahnya yang juga terbujur kaku.

" Ayah, bunda ini Lesti. Lihat piala Lesti. Ini buat bunda sama ayah? ayo bangun bun?"

Tepat saat itu, Ega meletakan piala sahabatnya diatas kepala orang tua Lesti.

Reza tak bisa menahan agar terlihat tegar dan kuat. Kenyataannya kini air mata itu jatuh membuat gadis disampingnya membawa kepala itu dalam pelukannya.

" sebagai laki-laki, kamu harus bisa membuat Lesti bangkit sayang?" bisik Rani mencium kening kekasihnya.

" apa aku bisa Ran?"

" itu harus Za? aku yakin ini mungkin sulit." ucap Rani mengusap pundak Reza yang tenggelam dalam tangisan.

Lesti terus mengguncangkan tubuh ayah dan bundanya, membuat Nabila dan Ega kesulitan untuk menenangkan sahabatnya.

Fildan yang melihat hal tersebut segera menghampiri gadis itu dan menggendongnya.

" Fildan!"

plakk!

" tampar Les, tampar gw. Gw rela asal loe sadar? loe harus bisa terima semuanya." ucap Fildan membuat Lesti menghentikan semua yang membuat fikirannya terguncang.

" loe gak ngerti perasaan gw Fildan? gw sendiri sekarang, gw gak punya siapa-siapa sekarang." Lesti mengusap air matanya yang tak henti-henti terjatuh.

" gw ngerti, karna gw ngerti perasaan loe Les. Masih ada abang loe, sahabat loe dan gw akan selalu ada buat loe."

Hatinya meluruh, senyum manis itu terlihat nampak dipipi mungilnya. Meski matanya yang bengkak, Fildan mengusap rambut hitam Lesti yang sudah menenggelamkan kepalanya dipundaknya.

" sekarang gw ngerti Les, kenapa bahagia tak bisa jauh dengan air mata."

" apa." tanya Lesti lirih.

" karna tak ada bahagia jika tak ada duka. Lalu muncul'lah air mata meski datangnya kadang suka telat."

" apa gw bisa bahagia Fil?"

" semua orang bisa bahagia Les." jawab Fildan membuat Lesti mengangguk pelan.

tak lama kemudian, Fildan mendengar suara hembusan nafas yang amat sangat berat.

senyumnya terlihat saat seorang gadis tertidur dalam pelukannya.

" kenapa gw baru menyadari, kalo loe itu lebih dari sempurna yang Tuhan ciptakan Les." ucap Fildan menarik selimut dan menutupi tubuh Lesti.

memang tak ada yang salah jika datangnya cinta sering tiba-tiba.
Dibalik duka tumbuh'lah sebuah cinta yang tak bisa diucap oleh sebuah kata.

intinya, sekarang Fildan begitu suka. Bisa dibilang sedang jatuh cinta.

*SEBATAS SENJA DIBALIK HUJAN*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang