Ada apa sebenarnya?

20 2 1
                                    

     Jangan mengejar, kalo akhirnya meninggalkan;
Jangan berjuang, kalo akhirnya  melukai;

💟💟💟💟💟

"Uhmm, Ta, lo gue tinggal dulu nggak papa, 'kan?" tanya Marchiega.

     Kening Tita mengernyit bingung, "Mau kemana lo? Enak aja main ninggalin gue sendiri disini. Kemarin 'kan lo yang ngajak, masa sekarang maing pergi gitu aja, sih?" oceh Tita panjang × lebar.

     Marchiega menggeleng pelan, "Gue cuman sebentar doang, kok. Mau ke toko buku yang ada di lantai lima, emang lo mau nemenin gue kesana?"

     Tita menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Gue nggak suka buku. Gue nggak mungkin nemenin lo ke Gramed," Tita tidak suka buku. Bukan. Bukan hanya buku. Ia tidak suka apapun yang berkaitan dengan dunia tulis-menulis itu. Jadi, tidak mungkin dia menemani sepupunya ini.

"Padahal gue nggak nyebut Gramed loh, tapi kenapa lo tau gue mau kesana?" goda Marchiega. Ia suka melihat muka cemberut Tita saat membahas apapun itu tentang buku.

"Lo nggak akan se-excited itu kalo cuman mau ke toko buku biasa. Muka lo terlalu berseri-seri, Ngel." sewot Tita. Ia sudah hafal betul betapa cintanya sepupunya ini kepada buku. Apalagi Novel. Behhhh, cinta mati dia mah.

"Ya udah, kalo gitu gue pergi dulu, ya?" Tita menjawabnya dengan anggukan.

"Kak, gue nitip Tita sebentar boleh, nggak?" tanya Marchiega.

     Kevin mengangguk dengan cepat, "Boleh-boleh. Entar gue jagain," kata Kevin sambil melirik Tita.

     Tita menampilkan wajah kesalnya, "Awas lo kalo perginya lama! Gue tinggalin baru tau rasa!"

"Nggak. Bentaran doang kok gue. Bye!" Marchiega segera meninggalkan Kevin dan  Tita di toko aksesoris wanita itu.

💟💟💟💟💟

"Lo gimana sama dia? Udah ada perkembangan?"

"Gitu-gitu aja. Cuman, sekarang kita jadi lebih sering chat-chatan gitu."

"Dia itu terlalu sulit untuk digapai. Jadi lo harus berkorban lebih buat dapetin dia. Bisa, 'kan lo berjuang lebih keras lagi?"

     Cowok yang sedang memperhatikan kegiaran orang sekitarnya itu menoleh dan mengembangkan seulas senyum, "Everything for her. First of all, her smile is my world."

     Cewek yang berada dihadapan lelaki itu, kini menampakkan raut kecewanya, "Gue nyesel pernah nolak lo mati-matian. Karna ternyata, lo terlalu dan teramat sangat tulus mencintai,"

"Seandainya waktu bisa diulang, gue akan berusaha untuk mempertahankan rasa ini buat lo. Tapi, gue nggak bisa. Ada hati yang sekarang jadi rumah ternyaman untuk gue. Dia tujuan gue untuk pulang."

     Cewek itu menangguk sambil menampilkan senyum bangganya, "Setidaknya, gue bangga, karna pernah diperjuangkan, walau hanya sementara. Terima kasih untuk tujuh tahun belakangan ini."

"Terima kasih juga, udah kasi gue kesempatan untuk memperjuangkan jodohnya orang."

     Keduanya tertawa mengingat betapa labilnya mereka selama tujuh tahun belakangan ini.

💟💟💟💟💟

     Marchiega mengambil handphone-nya dari dalam sling bag yang ia kenakan. Lalu, ia segera membuka aplikasi what app.

PDKT ala KevinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang