Kisah Marchiega

9 0 0
                                    

Bersyukur atas apapun yang kamu punya. Many people can't eat, but you? Everyday, you can eat, you have home, and you have love from Mommy and your friend. So, you must always say thanks to God.
Jangan mengeluh.

💟💟

                      Tiara dan Marchiega akhirnya tiba dirumah Marchiega pada pukul 21.00 WIB. Tadi, setelah acara ngambek Marchiega--yang ternyata cuma bohongan--mereka akhirnya mencarikan hadiah untuk Mama Tiara. Sebuah jam tangan. Sama seperti yang Tiara mau. Harganya?

               Tidak usah ditanya. Yang jelas, harga jam itu setara dengan sebuah mobil.

                     Marchiega tidak habis pikir, sebanyak apa uang jajan Tiara tiap harinya? Karena, gadis ini rajin sekali mentraktirnya, bahkan terkadang mentraktir anak-anak kelas. Beberapa kali juga mentraktir angkatan mereka.

WOW.

                   Kalo Marchiega, paling hanya mentraktir Tiara saja sesekali. Teman kelas? Paling sekali setahun, yaitu pas hari ulang tahunnya. Angkatan? Boro-boro! Yang ada tekor dia!

                Ya sebenarnya, sih, ia tidak jauh berbeda dengan Tiara. Berasal dari keluarga yang sangat berkecukupan. Tapi, jika untuk liburan tiap bulan dan mengikuti semua rutinitas Tiara, Marchiega pikir-pikir dulu.

                 Masalahnya, jika saja kedua orang tuanya masih bersama, ia bisa saja melakukan hal itu. Toh, Ayahnya merupakan orang kaya nomor dua di USA. Kalian kaget?

Bagus.

                 Karena Marchiega pun terkejut saat ia mengetahui hal tersebut.

                Biar Marchiega ceritakan sedikit mengenai kisah kedua orang tuanya, hingga ia ada saat ini.

                  Dulu, semasa kuliah, Mami Marchiega mengenyam pendidikan di Negeri Paman Sam. Keadaan ekonomi keluarga Mami-nya sangat baik, hingga Sang Mami dapat menamatkan hampir semua jenjang pendidikannya di luar negeri. TK di Belanda, SD di Indonesia, SMP di Belgia, SMA di Spanyol, dan kuliah di USA. Sempurna sekali.

                   Karena lebih banyak menghabiskan masa pertumbuhannya di Negeri orang, yang notabenenya menganut kebebasan, maka lama kelamaan sifat Mami Marchiega mulai menyerupai sifat teman-temannya. Mulai dari suka berbelanja gila-gilaan, pacaran sana-sini, ciuman di tempat umum, sampai menggunakan pakaian yang sangat berani. Semua ia lakukan. Kecuali, berhubungan badan.

               Soal itu, Mami Marchiega pernah mencobanya. Tapi, malah gagal. Ia tidak bisa melakukannya dan akhirnya menyuruh pasangannya saat itu, untuk bersama dengan yang lain saja. Alasannya? Simple. Sejauh dan selama apapun kamu dari rumahmu, setidaknya masih ada beberapa kebiasaan yang mendarah daging, dan akan sangat sulit kamu tinggalkan.

                Sebanyak apapun teman-teman yang mengajaknya untuk 'bersenang-senang', ia tetap tidak bisa. Paham orang Timur sudah mendarah daging pada dirinya. Ini adalah salah satu bukti bahwa, 'Darah lebih kental dari pada air'

                   Namun, Mami Marchiega masih ikut berkumpul dengan teman-temannya. Hingga, ada seorang mahasiswa baru. Ia mengambil jurusan managemen internasional, dan kebetulan gedung fakultasnya bertetangga dengan gedung fakultas Mami Marchiega. Singkat cerita, mahasiswa pindahan tersebut akhirnya mulai memiliki banyak teman, salah satunya di fakultas Ilmu Sosial dan Politik--fakultas Mami Marchiega. Oleh karena itu, akhirnya mereka mulai berkenalan. Hanya sebulan masa PDKT, mereka akhirnya berpacaran hingga menamatkan kuliah bersama-sama.

                 Sejauh itu, hubungan keduanya baik-baik saja. Tidak ada pertengkaran yang berarti besar. Paling cekcok kecil-kecil. Hingga, pada saat lelaki tersebut melamar Mami Marchiega, ia menerimanya. Ia sudah mantap membina rumah tangga bersama dengan lelaki tersebut. Akhirnya, mereka menikah, meski sempat ada persitegangan antara kedua belah pihak keluarga, soal dimana keduanya nanti akan tinggal.

                Dan pada akhirnya, Indonesia--kampung halaman Mami Marchiega--menjadi pilihan mereka. Tiga bulan setelah menikah, Mami Marchiega dinyatakan positif hamil. Hanya itu yang diketahui oleh Marchiega.

             Ah, ternyata ada lagi. Ia baru ingat. Papi-nya sangat bahagia mengetahui hal tersebut. Lelaki itu berjuang mati-matian untuk bekerja dan mendapatkan uang, agar kebutuhan keluarga kecilnya tercukupi. Tapi, ya sekali lagi, 'Darah lebih kental daripada air', Papi Marchiega terbiasa hidup bebas. Ia biasa dikelilingi oleh banyak wanita, walau hanya satu yang ia cintai. Namun, karena ia memiliki banyak teman wanita, akhirnya ia goyah juga. Atau mungkin, memang ia yang tidak siap berkomitmen hanya dengan satu wanita saja. Ia butuh kebebasan, sama seperti dulu saat mereka masih berkuliah.

                   Dan, akhirnya ia ketahuan main belakang dengan sekretarisnya pada saat kehamilan istrinya yang ke tujuh bulan. Akibat kekecewaan itu, Mami Marchiega memutuskan untuk menjatuhkan talak. Surat perceraian diurus setelah kelahiran Marchiega. Dan, semenjak itu, Marchiega tidak pernah lagi melihat Papinya. Ia bahkan enggan bertanya soal orang itu. Bagaimana pun keadaanya saat itu, seharusnya Papinya bisa mengendalikan diri. Tapi, apa mau dikata? Nasi sudah menjadi bubur.

                  Sekarang, Marchiega hanya memiliki seorang Ibu. Tidak ada Ayah. Bahkan, rupa dari orang yang seharusnya ia panggil 'Papi' itupun, tidak ia ketahui. Mencari diinternet? Tidak. Terima kasih. Ia tidak sanggup dan juga tidak akan pernah mau. Ia cukup sadar, jika kehadirannya malah membuat kedua orang tuanya berpisah. Walau bukan sepenuhnya salah Marchiega.

                     Tapi, untuk apa juga Marchiega mencari tau tentang Papinya? Tidak berguna. Hanya buang-buang waktu saja. Lagipula, ia sudah senang hanya dengan hidup berdua bersama Maminya. Kasih sayang yang maminya berikan, sudah bisa mewakili kasih sayang seorang Ayah. Jadi, tanpa Ayah pun, ia tetap bisa hidup.

💙💙

Up lagi nih!
Cuslah dibaca!

Jgn lupa 🌟 dan 🗨 ya!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PDKT ala KevinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang